Bun, akhir-akhir ini si Kecil suka menyusu lebih sering dan lebih rewel dari biasanya? Hal ini bisa jadi merupakan tanda-tanda growth spurt pada bayi, lho!
Pada satu tahun pertama kehidupannya, anak akan mengalami periode emas tumbuh kembang yang tidak bisa terulang. Nah, growth spurt adalah fase di mana bayi tumbuh lebih cepat dari biasanya pada waktu-waktu tertentu dalam kurun waktu 1 tahun tersebut.
Jadi, apa itu growth spurt pada bayi dan bagaimana tanda-tandanya?
Simak ulasan lengkapnya pada artikel ini, yuk!
Pengertian Growth Spurt
Growth spurt adalah fase percepatan pertumbuhan bayi yang terjadi di awal-awal kelahirannya.
Selama fase ini bayi akan mengalami pertambahan berat dan tinggi badan serta lingkar kepala lebih cepat dari minggu atau bulan sebelumnya. Selain itu, bayi juga memiliki kemampuan baru yang sebelumnya belum mampu ia lakukan.
Growth spurt bisa terjadi beberapa kali dalam kurun waktu 1 tahun usia anak. Biasanya dialami bayi di usia 7–10 hari, 1 sampai 3 minggu, 6 minggu, 3 bulan, 6 bulan, dan 9 bulan. Satu kali fase growth spurt biasanya berlangsung 2–3 hari, dan kadang bisa juga sampai seminggu.

Dalam kurun waktu tersebut, jangan kaget bila ada sedikit perubahan perilaku si Kecil ya, Bun. Bunda perlu lebih bersabar dan telaten mengingat kondisi emosional bayi juga akan mengalami sedikit perubahan.
Namun setelah growth spurt usai, ia akan kembali tenang seperti biasanya.
Apakah Growth Spurt pada Bayi itu Normal?
Lonjakan pertumbuhan ini merupakan fase normal dari tumbuh kembang bayi. Namun yang juga perlu diingat, setiap bayi tumbuh dan berkembang pada kecepatan berbeda-beda.
Selama masih menyusu rutin, popoknya selalu basah yang berarti asupan ASI atau makanannya tercukupi, serta berat dan panjang badannya mengikuti standar grafik pertumbuhan WHO, anak bayi Bunda sudah dapat dikatakan tumbuh dengan baik.
Bunda juga bisa memantau pertumbuhan si Kecil secara berkala menggunakan Grafik Tumbuh Kembang Anak di website Generasi Maju. Seluruh informasi terkait kurva dan grafik pertumbuhan ini juga sudah disesuaikan dengan pedoman dari WHO, lho!
Baca Juga: Stimulasi Fisik Bayi dengan Permainan Sederhana
Tanda-Tanda Growth Spurt pada Bayi
Tanda-tanda growth spurt pada bayi cukup mudah dikenali. Umumnya ada 3 tanda utama yang ditunjukkan bayi saat mengalami growth spurt, antara lain:
1. Lebih rewel dari biasanya
Pada fase ini bayi biasanya akan lebih rewel karena dipicu rasa lapar dan haus yang meningkat.
Bunda tak perlu khawatir, rewelnya tak akan berlangsung lama dan berangsur hilang setelah periode growth spurt berakhir.
2. Selalu ingin menyusu
Bayi yang tiba-tiba selalu ingin menyusu sepanjang waktu juga bisa menandakan sedang mengalami lonjakan pertumbuhan.
Soalnya, proses pertumbuhan yang pesat akan membutuhkan lebih banyak cadangan energi.
Jika ibu khawatir tidak dapat mengimbangi nafsu makan bayi, pastikan untuk minum banyak cairan dan terus makan makanan yang sehat untuk ibu menyusui agar pasokan ASI lancar.
Namun, tetap perhatikan juga tanda-tanda bayi kenyang dan sudah cukup ASI. Jika bayi mulai muntah setelah menyusu lebih sering dari biasanya, ia mungkin makan terlalu banyak.
Jika biasanya Si Kecil menyusu ASI sekitar 8 kali sehari, maka saat mengalami growth spurt ia bisa menyusu lebih sering hingga sekitar 12-18 kali sehari.
3. Pola tidur berubah
Growth spurt juga membuat bayi tidur lebih lama dari biasanya, Bun. Hal ini justru bagus, karena tidur dengan nyenyak membuat hormon pertumbuhan pada tubuh si Kecil bekerja maksimal.
Akan tetapi, ada juga sebagian bayi yang mungkin jadi lebih jarang tidur saat growth spurt berlangsung atau sering terbangun di malam hari.
Baca Juga: Seperti Apa Perkembangan Bayi dari Bulan ke Bulan?
Apa yang Harus Dilakukan Saat Bayi Growth Spurt?
Menghadapi bayi yang sedang growth spurt memang cukup menantang. Bunda mungkin akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk menyusui si Kecil hingga menenangkannya dari rasa rewel.
Agar fase ini berjalan lancar, berikut tips menghadapi growth spurt pada bayi yang bisa Bunda lakukan:
1. Susui lebih sering
Cara menghadapi growth spurt yang pertama, tentunya susui si Kecil lebih sering. Selama fase ini, bayi bisa menyusu tiap 30 menit sekali atau sebanyak-banyaknya hingga 18 kali sehari, lho, Bun!
Untuk menghadapi situasi tersebut, pastikan posisi menyusu dan pelekatan bayi sudah tepat agar ASI masuk dengan maksimal dan si Kecil pun cepat merasa kenyang.
2. Menidurkan hingga lelap
Setelah menyusu, usahakan segera menidurkan si Kecil ya, Bun. Tujuannya bukan hanya untuk menjaga pola tidurnya tetap teratur, tapi juga memberi Bunda waktu senggang agar bisa ikut beristirahat.
Buat ia nyaman dengan menggendong dan mengayunnya sampai tertidur. Jangan lupa, berikan suasana tidur yang nyaman pula untuk menghindari rewel berkepanjangan, Bun.
Misalnya buat suhu ruangan menjadi lebih sejuk, redupkan lampu, dan minimalisir kebisingan agar si Kecil bisa tidur dengan nyenyak.
3. Atasi rewel dengan tenang
Tenang adalah kunci utama menghadapi bayi yang growth spurt. Hal ini karena si Kecil memiliki ikatan batin yang kuat dengan Bunda.
Jika Bunda panik, otomatis bayi akan semakin rewel. Sebaliknya apabila Bunda tenang, si Kecil pun ikut merasakan hal yang sama.
4. Bergantian menenangkan si Kecil
Tak dapat dipungkiri, growth spurt yang terjadi pada sebagian besar bayi membuat orangtua cukup kewalahan menghadapinya. Terutama Bunda yang harus menyusui si Kecil lebih sering.
Jika Bunda kelelahan, tak ada salahnya meminta Ayah atau orang lain di sekitar Bunda untuk bergantian menenangkan si Kecil. Dengan begitu, Bunda dapat beristirahat sejenak.
5. Maksimalkan waktu istirahat
Memenuhi kebutuhan si Kecil saat growth spurt memang penting, tapi Bunda juga perlu beristirahat agar kesehatan fisik dan mental tetap terjaga dengan baik.
Maka itu, cobalah ‘mencuri’ waktu untuk diri sendiri ketika si Kecil tidur. Bunda bisa makan, mandi, dan tidur selama waktu tersebut. Bunda yang bahagia, pastinya turut membuat si Kecil merasa bahagia!
6. Cukupi kebutuhan nutrisi selama menyusui
Berhubung growth spurt membuat si Kecil menyusu lebih sering, artinya Bunda perlu mencukupi kebutuhan nutrisi dengan mengonsumsi makanan bergizi setiap hari.
Cara ini dilakukan tak lain agar ASI Bunda semakin berkualitas, sehingga bayi pun mendapat asupan yang baik untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya di masa ini.
Nutrisi yang terpenuhi dengan baik saat menyusui akan menghasilkan ASI yang tinggi lemak dan kalori. Asupan ekstra ini bisa membuat si Kecil lebih cepat kenyang dan berat badannya naik.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Makanan untuk Ibu Menyusui
Nah akan tetapi, Growth spurt bukanlah satu-satunya penyebab bayi rewel. Jika si Kecil mengalami tanda-tanda growth spurt di atas disertai tanda gejala lain seperti perut kembung, besar kemungkinan ia mengalami kolik.
Perbedaan Growth Spurt dan Kolik
Tangisan bayi yang mengalami growth spurt umumnya hanya dipicu oleh keinginan untuk menyusu lebih sering. Jika bayi sudah kenyang menyusu, ia bisa kembali tenang.
Sementara tangisan bayi yang rewel karena kolik dapat diakibatkan oleh berbagai faktor seperti masalah pencernaan atau terlalu banyaknya rangsangan sensori.
Pada intinya, dua kondisi ini jelas berbeda. Kolik bisa disebabkan masalah kesehatan, tapi growth spurt adalah bagian normal dari pertumbuhan anak.
Dengan bertambahnya umur si Kecil, baik growth spurt ataupun kolik akan berangsur menghilang. Jadi, Bunda tak perlu khawatir. Pasti Bunda bisa melewatinya dengan baik!
Sumber:
- Healthline. https://www.healthline.com/health/baby/baby-growth-spurts#signs. Diakses pada 1 Agustus 2022.
- Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22070-growth-spurts. Diakses pada 1 Agustus 2022.
- Todays Parent. https://www.todaysparent.com/baby/signs-your-baby-going-through-a-growth-spurt/. Diakses pada 1 Agustus 2022.
- Baby Centre. https://www.babycentre.co.uk/a25012755/does-my-baby-need-more-milk-during-a-growth-spurt. Diakses pada 1 Agustus 2022.
- Verywell Family. https://www.verywellfamily.com/hindmilk-431992. Diakses pada 1 Agustus 2022.