Facebook Pixel Code Kenali Gejala dan Penyebab Campak pada Bayi

Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi Campak pada Bayi

Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi Campak pada Bayi


Saat muncul bintik-bintik dan ruam, apa yang pertama kali Bunda lakukan? Walaupun terlihat sepele, tidak menutup kemungkinan gejala ini mengarah pada masalah kesehatan yang cukup serius, seperti campak pada bayi.

Penyakit campak ini termasuk penyakit yang sangat menular, Bun. Jadi, sangat penting bagi Bunda untuk mengetahui berbagai gejala, penyebab, cara mengatasi dan cara mencegah campak pada bayi.

Yuk, simak penjelasan lengkapnya di artikel ini, Bun.

Penyebab Campak pada Bayi

Penyakit campak adalah infeksi virus akut yang berbahaya dan sangat mudah menular. Campak disebabkan oleh virus bernama paramyxovirus dan penyebarannya melalui udara (airborne). Meski segala usia bisa terinfeksi, namun anak-anak lebih berisiko terkena campak, apalagi jika si Kecil belum mendapatkan vaksin campak.

Virus campak dapat menyebar dengan sangat mudah. Ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk, percikan air liur atau ingus yang membawa virus akan menyebar ke udara. Percikan tersebut bisa aktif selama beberapa jam di udara bahkan juga di permukaan. 

Jika si Kecil tidak sengaja menghirup atau menyentuh sesuatu yang terkontaminasi oleh percikan tersebut, maka sangat mungkin akan terinfeksi campak. 

Selain itu, berada di ruangan yang sama sekitar 15 menit dengan seseorang yang menderita campak juga dapat membuat bayi ikut terpapar virus, Bun. Jadi, penyakit ini dapat menular dengan cepat bahkan tanpa Bunda sadari.

Gejala Campak pada Bayi

Bayi yang terpapar virus campak mulai menunjukkan gejala pada 7-14 hari kemudian. Sebelum ruam muncul, gejala pertama yang timbul mungkin akan terlihat seperti flu biasa. Ciri-ciri penyakit campak pada bayi ditandai dengan:

  • Demam.

  • Hidung meler atau tersumbat.

  • Batuk.

  • Mata kemerahan, dan lengket.

Gejala pertama biasanya berlangsung beberapa hari bahkan bisa seminggu. Namun, tanda pertama Bunda bisa mengetahui si Kecil terkena campak adalah muncul bintik-bintik kecil putih keabu-abuan di mulutnya. Kondisi ini dikenal dengan koplik’s spot. 

Bunda dapat memeriksanya dengan melihat ke dalam pipi si Kecil, tarik bagian bibir bawahnya dengan perlahan. Bunda akan melihat bintik-bintik seperti butiran garam pada bagian mulutnya. Bintik-bintik ini biasanya berlangsung beberapa hari.

Sekitar 2-4 hari setelah timbul bintik-bintik, biasanya ruam campak akan muncul. Pada awalnya, ruam akan tampak pucat dan lama-lama menjadi warna merah. Ruam dimulai dari wajah dan belakang telinga bayi. Setelah itu akan menyebar dari leher ke seluruh tubuh si Kecil. Biasanya ruam ini tidak menyebar ke telapak tangan atau telapak kaki. Saat ruam ini muncul, demam pada bayi bisa naik hingga 40°C.

Ruam akan berlangsung sekitar 5-6 hari dan akan menjadi warna seperti tembaga atau kehitaman. Ketika mengalami ruam, si Kecil kemungkinan akan mengalami nyeri otot, mudah lelah, nafsu makan berkurang, dan mengalami batuk yang dapat mengganggu tidurnya.

Baca Juga: Penyebab, Ciri-Ciri, dan Cara Tepat Mengatasi Kejang pada Bayi

Apakah Campak pada Bayi Berbahaya?

Mungkin beberapa orang menganggap campak hanya sebagai ruam kecil yang bisa sembuh dengan sendirinya. Padahal, sebenarnya campak dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius, terutama pada anak di bawah usia 5 tahun. 

Diare dan infeksi telinga merupakan komplikasi campak yang sering terjadi pada bayi. Selain itu, beberapa bayi juga bisa mengalami komplikasi yang lebih serius seperti pneumonia yang menjadi penyebab kematian terbanyak akibat campak serta ensefalitis atau radang otak yang dapat berakibat fatal pada si Kecil.

Ada juga komplikasi yang sangat jarang terjadi, tapi berakibat fatal yaitu subacute sclerosing panencephalitis (SSPE). Kondisi ini merupakan penyakit sistem saraf pusat akibat infeksi virus campak. Pada umumnya, SSPE terjadi 7-10 tahun setelah si Kecil mengalami campak. SSPE lebih berisiko tinggi pada anak yang terinfeksi campak pada usia kurang dari 2 tahun.

Bagaimana Cara Mengatasi Campak pada Bayi?

Seperti yang Bunda ketahui, campak disebabkan oleh virus sehingga tidak bisa diobati dengan antibiotik. Jadi, tidak ada pengobatan medis khusus untuk menyembuhkan campak. Cara terbaik yang bisa Bunda lakukan adalah dengan menjaga bayi tetap nyaman hingga penyakitnya mereda. 

Namun, Bunda juga bisa melakukan cara berikut ini untuk mengatasi campak pada bayi, antara lain:

1. Berikan Obat Penurun Panas

Untuk menurunkan gejala demam pada si Kecil, Bunda bisa memberikan obat paracetamol atau ibuprofen. Namun, pastikan dosis yang diberikan sesuai dengan anjuran dokter. 

Selain itu, bisa juga dengan mengompres dahi, lipatan ketiak, dan lipat selangkangan menggunakan air hangat. Cukup kompres si Kecil selama 10-15 menit saja untuk membantu menurunkan panasnya, Bun.

2. Perbanyak Istirahat

Cara mengatasi campak pada bayi yang tak kalah penting adalah membiarkan si Kecil cukup beristirahat dan berbaring di tempat tidurnya. Tidur dapat memulihkan tubuh dan memperbaiki setiap sel dan jaringan tubuhnya. 

Selain itu, cobalah mengurangi aktivitas dan jam bermain untuk usia anak yang lebih tua, serta perbanyak waktu istirahat untuk sementara waktu sampai kondisinya benar-benar pulih. 

Buatlah suasana yang nyaman agar si Kecil dapat tidur dengan nyenyak. Misalkan, dengan mematikan lampu agar suasananya lebih teduh, dan pastikan suhu di kamarnya tidak terlalu panas atau dingin.

3. Pastikan Bayi Tidak Dehidrasi

Bunda juga bisa mempercepat pemulihan bayi dari campak dengan memberikan ASI yang cukup sesuai dengan kebutuhan si Kecil. Tujuannya adalah untuk menghindari risiko dehidrasi yang dapat sangat membahayakan bayi.

ASI juga mengandung banyak antibodi dan faktor pelindung lainnya. Dengan terus menyusui si Kecil saat sakit, Bunda memberikan zat yang dapat membantu bayi melawan infeksi. 

4. Bersihkan Kerak di Mata Si Kecil

Saat terinfeksi virus campak, mata si Kecil akan mengeluarkan cairan berwarna hijau atau kuning. Oleh karena itu, apabila mata menjadi lengket atau berkerak, Bunda dapat membersihkannya menggunakan air hangat dan kapas bersih. Pastikan proses pembersihan dilakukan dengan lembut agar tidak menyebabkan iritasi atau masalah lainnya pada mata si Kecil.

Baca Juga: 8 Cara Alami Mengeluarkan Dahak pada Bayi 0-12 Bulan

Bagaimana Cara Mencegah Campak pada Bayi?

Sebetulnya tidak ada pengobatan khusus untuk campak, tapi penyakit ini dapat dicegah lewat imunisasi dengan vaksin MR. Vaksin MR dapat mencegah dua penyakit sekaligus, yaitu campak (measles) dan campak Jerman (rubella). 

Vaksin MR telah mendapat rekomendasi dari WHO dan izin edar dari Badan POM untuk mengantisipasi risiko penularan dan penyebaran campak. Vaksin MR aman dan telah digunakan di lebih dari 141 negara di dunia, termasuk di Indonesia.

Vaksin MR mengandung virus yang telah dilemahkan. Virus tersebut akan masuk ke dalam sel tubuh dan merangsang respons dari sistem kekebalan tubuh untuk menyiapkan pertahanan terhadap virus penyebab campak.

Di Indonesia, vaksin campak diberikan sesuai dengan jadwal imunisasi menurut rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Vaksin MR pertama diberikan pada saat bayi berusia 9 bulan, dilanjutkan dengan dosis booster saat usianya 18 bulan. Vaksin MR akan sekali lagi dijadwalkan saat si Kecil sudah masuk kelas 1 SD nanti, yaitu di usia 6–7 tahun.

Penting bagi semua anak mendapatkan vaksinasi sesuai dengan waktunya. Sebab, vaksinasi dapat melindungi si Kecil, mencegah penyebaran penyakit, dan membantu mencegah wabah. Jadi, jangan sampai lupa untuk memberikan vaksinasi pada si Kecil sesuai jadwalnya.

Nah, itu dia penjelasan lengkap mengenai penyakit campak pada bayi. Semoga artikel ini membantu, ya!

Terus pantau setiap momen tumbuh kembang si Kecil dan kesehatannya, ya. Jika memang perlu, Bunda dan Ayah bisa konsultasikan lebih lanjut ke dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat. 

Jangan lupa daftarkan diri Bunda di Klub Generasi Maju untuk dapatkan akses ke banyak fitur-fitur menarik lainnya. Daftar sekarang untuk dapatkan lebih banyak informasi terbaru seputar tumbuh kembang anak dan tips parenting lainnya. Bunda juga bisa dapatkan berbagai promo dan penawaran menarik, lho!

Referensi:

  1. Children's Health Team. (2021, August 13). Is Your Newborn Baby’s Immune System Strong Enough? Cleveland Clinic; Cleveland Clinic. https://health.clevelandclinic.org/is-your-newborn-babys-immune-system-strong-enough/
  2. ‌IDAI | Penanganan Demam pada Anak. (2014). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/penanganan-demam-pada-anak
  3. Verywell. (2022). How Your Breastmilk Changes When Your Baby Is Sick. Verywell Family. https://www.verywellfamily.com/how-your-breastmilk-changes-when-your-baby-is-sick-6260101
  4. ‌Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Kemkes.go.id. https://www.kemkes.go.id/article/view/23012200004/waspada-campak-jadi-komplikasi-sebabkan-penyakit-berat.html
  5. ‌IDAI | Apakah Infeksi Campak? (2019). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/apakah-infeksi-campak
  6. ‌IDAI | Daftar Pertanyaan Seputar Imunisasi Campak/Measles dan Rubella (MR). (2017). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/daftar-pertanyaan-seputar-imunisasi-campak/measles-dan-rubella-mr
  7. ‌NHS Choices. (2023). Measles. https://www.nhs.uk/conditions/measles/
  8. ‌CDC. (2020, November 5). Transmission of Measles. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/measles/transmission.html
  9. default - Stanford Medicine Children’s Health. (2019). Stanfordchildrens.org. https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=rubeola-measles-90-P02543
  10. ‌CDC. (2021, June 24). Top 4 Things Parents Need to Know about Measles. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/measles/about/parents-top4.html
  11. ‌Measles. (2021). Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8584-measles
  12. ‌Measles in babies. (2023). BabyCentre UK. https://www.babycentre.co.uk/a1014746/measles-in-babies‌
  13. Measles (for Parents) - Nemours KidsHealth. (2023). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/measles.html
  14. ‌Chitnis, R. (2018, February 16). Measles(Rubeola) in Children. FirstCry Parenting. https://parenting.firstcry.com/articles/measles-in-children/

Artikel Terpopuler

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di dalam website kami. Pelajari lebih lanjut