Facebook Pixel Code 12 Cara Alami Mengobati Pilek pada Bayi

12 Cara Alami Mengobati Pilek pada Bayi

12 Cara Alami Mengobati Pilek pada Bayi


Bunda pasti sedih sekaligus khawatir ketika melihat si Kecil pilek. Hidungnya mampet sehingga ia kesulitan bernapas. Alhasil tidurnya tidak nyenyak dan si Kecil rewel sepanjang malam. Namun jangan terlalu khawatir, Bun. Ada beberapa cara mengobati pilek pada bayi secara alami dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di rumah.

Simak penjelasan selengkapnya pada artikel ini!

Kenali Gejala Pilek pada Bayi

Pilek merupakan penyakit yang sangat gampang menular. Terutama pada anak-anak dan bayi karena sistem kekebalan tubuh mereka belum terbentuk sempurna. Bahkan anak-anak di bawah usia 2 tahun rata-rata bisa kena pilek 8-10 kali dalam 1 tahun. 

Berikut gejala yang ditunjukkan ketika bayi terserang pilek: 

  • Hidung beringus. Pertama-tama encer dan bening, kemudian bisa berubah jadi kental dan berwarna kekuningan atau kehijauan. 

  • Bersin-bersin.

  • Demam mulai dari 38,3 - 38,9 derajat Celcius. 

  • Tidak nafsu makan, sehingga menolak ASI atau MPASI yang diberikan.

  • Meneteskan air liur lebih banyak karena tenggorokan terasa sakit dan kesulitan menelan. 

  • Batuk.

  • Rewel.

  • Terjadi sedikit pembengkakan pada kelenjar getah bening yang terletak di leher.

Baca Juga: 8 Cara Alami Mengeluarkan Dahak pada Bayi 0-12 Bulan

Cara Alami Mengobati Pilek pada Bayi

Bunda pasti ingin memberikan obat paling manjur yang dapat saat itu juga menghentikan pilek si Kecil. Sayangnya, tidak ada pengobatan tunggal maupun antivirus yang dapat digunakan untuk menyembuhkan pilek pada bayi.

Saat si Kecil pilek, Bunda dapat meringankan gejala dan membantu agar penyembuhannya terjadi lebih cepat dengan cara berikut ini: 

1. Berikan ASI secara Rutin

Jika si Kecil pilek, pastikan ia selalu terhidrasi dengan baik agar tubuhnya segera pulih kembali. Apabila usia bayi masih di bawah 6 bulan, Bunda harus memberikan ASI secara rutin dalam jumlah yang lebih banyak. 

Apabila bayi sudah berusia di atas 6 bulan, Bunda dapat memberikan air putih hangat atau jus buah buatan sendiri (tanpa tambahan gula) sebagai sumber cairan tambahan. 

Tubuh yang terhidrasi dengan baik akan lebih mudah dalam mengeluarkan lendir-lendir membandel. 

2. Sedot Ingus Bayi

Bayi belum dapat mengeluarkan ingus sendiri, untuk itu Bunda dapat membantu melegakan pernapasannya dengan menyedot ingus secara berkala menggunakan alat bernama nasal aspirator atau pipet bola karet, terutama sebelum memberi si Kecil ASI. 

Hidung yang tersumbat umumnya akan menurunkan keinginan bayi untuk menyusu karena ia kesulitan bernapas dan tubuhnya terasa tidak nyaman. 

Oh iya Bun, hindari menyedot ingus menggunakan mulut karena hal tersebut akan meningkatkan risiko infeksi pada bayi. Selalu gunakan alat penyedot ingus yang steril dan lakukan dengan hati-hati ya, Bun.

3. Gunakan Semprotan Saline

Apabila ingus di dalam hidung bayi terlalu pekat dan tidak dapat disedot, Bunda perlu menyemprot hidung dengan semprotan saline yang terbuat dari air garam steril. Air saline yang disemprotkan ke dalam hidung akan bantu mengencerkan lendir sehingga ingus si Kecil lebih mudah dikeluarkan. 

Bunda dapat membeli semprotan saline di apotek atau membuatnya sendiri di rumah. Cara membuatnya adalah: 

  • Siapkan air yang sudah direbus hingga mendidih atau air yang telah disuling. Jaga agar tetap steril. 

  • Tambahkan ½ sendok teh garam tanpa yodium dan ¼ sendok teh baking soda dalam kondisi air hangat. 

  • Campur semua bahan hingga larut merata. 

  • Semprotkan ke hidung si Kecil.

Selain disemprotkan, Bunda juga dapat meneteskan saline sebanyak 1 tetes di setiap lubang hidung menggunakan pipet kecil steril. Ketika ingus sudah terpecah, Bunda dapat menyedot hidung si Kecil menggunakan nasal aspirator. 

Ketika menyedot ingus dari lubang hidung kanan, pastikan Bunda menutup lubang hidung sebelah kiri dan juga sebaliknya, supaya ingus tersedot secara maksimal. 

Perlu diingat ya, Bun, gunakan saline nasal spray maksimal 4 kali dalam sehari. Utamakan menggunakannya pada saat-saat krusial seperti sebelum memberikan ASI atau sebelum waktu tidur si Kecil. 

Baca juga: Penyebab, Ciri-Ciri, dan Cara Tepat Mengatasi Kejang pada Bayi

4. Pijat Lembut Hidung Bayi

Untuk memecah lendir yang membandel, Bunda dapat memijat lembut bagian atas hidung bayi dan bagian bawah alis menggunakan dua jari. Pijatan lembut dapat membuat saluran pernapasan bayi lebih rileks dan membuat sirkulasi darah lebih lancar. 

Lakukan pijatan hidung sambil membersihkan ingus bayi dengan kain lembut atau cotton bud. Jika banyak ingus yang mengering, Bunda dapat membasahi kain maupun cotton bud yang digunakan.  

5. Tengkurapkan Bayi 

Apabila bayi sudah dapat menopang lehernya sendiri dalam posisi tengkurap, Bunda dapat memberikan tummy time sambil menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut. 

Menepuk punggung si Kecil dalam posisi tengkurap dapat meringankan penyumbatan hidungnya dan memberikan rasa nyaman. 

Namun, jangan pernah membiarkan si Kecil sampai tertidur dalam posisi tengkurap sendirian ya, Bun. Di usia 0-1 tahun tidur tengkurap atau menyamping tidak aman dan tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) atau sindrom kematian bayi mendadak.

6. Tinggikan Posisi Kepala saat Tidur

Saat si Kecil tidur dalam posisi telentang, Bunda dapat meninggikan posisi kepala bayi dengan handuk tipis yang dilipat atau digulung agar ia dapat bernapas dengan lebih nyaman. Untuk mencegah bayi terlilit handuk atau kain yang digunakan sebagai bantalan kepala, Bunda dapat meletakkannya di bawah kain sprei.

Ketika si Kecil  sudah berusia di atas 2 tahun, Bunda bisa memberikan bantal hingga sedikit lebih tinggi dari kakinya untuk melegakan hidung yang tersumbat.

7. Oleskan Balsem Pelega Pernapasan

Mengoleskan balsem khusus bayi yang mengandung vapor rub merupakan salah satu cara untuk mengatasi pilek. Oleskan vapor rub pada dada, punggung, atau telapak kaki si Kecil. 

Pastikan Bunda tidak mengoleskannya langsung pada hidung bayi atau area yang terlalu dekat dengan wajah karena bisa menyebabkan iritasi kulit, iritasi mata, dan ada risiko tertelan, ya.

Kemudian, pastikan membeli balsem vapor rub yang komposisinya aman untuk bayi. Apabila Bunda membeli balsem vapor rub untuk usia yang lebih tua dari si Kecil, jangan pernah membalurkannya pada area dada atau punggung, ya, Bun. Cukup balurkan pada telapak kaki saja.

Untuk lebih amannya, konsultasikan dengan dokter anak balsem vapor rub apa yang aman untuk bayi.

Baca juga: Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi Campak pada Bayi

8. Nyalakan Humidifier

Ketika udara kamar kering, lendir di dalam hidung si Kecil dapat menebal. Untuk menghindari hal tersebut, Bunda dapat menyalakan humidifier (pelembap ruangan) selama si Kecil tidur untuk menjaga udara kamar tetap lembab. Udara yang lembab akan melegakan hidung yang tersumbat.

Ketika menggunakan humidifier, pastikan untuk selalu mengganti air dan membersihkan alatnya secara berkala, ya, supaya uap yang keluar tidak terkontaminasi jamur dan bakteri. 

9. Mandikan dengan Air Hangat

Untuk membuat badan si Kecil lebih nyaman dan tidur lebih nyenyak, Bunda dapat memandikannya dengan air hangat. Selain membuat badan lebih rileks, mandi air hangat juga dapat membantu lendir lebih mudah keluar dan menurunkan demam si Kecil. 

10. Berikan Kuah Sup

Jika si Kecil sudah berusia 6 bulan ke atas dan sudah makan MPASI, Bunda dapat bantu meredakan gejala pilek dengan memberikan kuah sup hangat. Sebagai catatan, jangan memberikan tambahan garam maupun gula dalam supnya, ya, Bun. 

Sup dengan kaldu gurih yang terbuat dari daging yang direbus lama dapat bantu menggugah nafsu makan si Kecil. Kuahnya yang hangat juga dapat bantu mengencerkan lendir yang ada di hidung serta tenggorokan sehingga mampu melegakan hidungnya yang tersumbat. 

Selain itu, nutrisi yang terkandung di dalamnya dapat membantu tubuhnya pulih dengan lebih cepat.

11. Berikan Yogurt

Sama seperti tips di atas, yogurt hanya boleh diberikan jika usia si Kecil sudah 6 bulan ke atas dan sudah makan MPASI.

Yogurt memiliki tekstur yang lembut dan rasa yang nikmat, cocok sekali sebagai makanan MPASI. Selain cocok menjadi makanan MPASI, teksturnya yang lembut dapat bantu menenangkan tenggorokan si Kecil yang mengalami peradangan karena pilek. 

Di samping itu, kandungan bakteri baik di dalam yogurt ternyata dapat secara efektif melawan pilek dan berbagai infeksi saluran pernapasan, Bun. 

Untuk bayi, pastikan Bunda memberikan yogurt tanpa tambahan gula maupun pemanis makanan buatan, ya. 

Baca juga: 8 Jenis Sayuran yang Baik untuk MPASI Bayi 6-12 Bulan

12. Memastikan Bayi Cukup Istirahat

Kunci utama agar bayi lebih cepat sembuh dari pilek adalah istirahat yang cukup. Jadi, Bunda harus membiarkan si Kecil untuk mendapatkan waktu tidur yang lebih lama. 

Kapan Harus Waspada dan Menghubungi Dokter? 

Walaupun pilek termasuk penyakit ringan yang umumnya akan berangsur sembuh selama 10 hari, Bunda perlu waspada dan segera menghubungi dokter spesialis anak ketika bayi  di bawah 2 bulan pilek disertai demam. Bisa jadi ia memiliki kondisi lain yang lebih serius. 

Selain demam, ada gejala lain yang perlu Bunda waspadai, yaitu: 

  • Kesulitan bernapas. Terutama ketika lubang hidung si Kecil mengembang setiap kali ia bernapas. 

  • Bernapas dengan cepat atau bernapas dengan berat.

  • Mengi, yaitu bernapas dengan nada “ngik” melengking.

  • Setiap bernapas tulang rusuk si Kecil terlihat di permukaan kulit. 

  • Bibir membiru. 

  • Telinganya sakit. 

  • Tidak mau makan dan minum sehingga menyebabkan dehidrasi. 

  • Rewel yang berlebihan. 

  • Ngantuk yang tidak wajar. 

  • Batuk bertahan selama lebih dari 3 minggu. 

  • Bayi terlihat semakin kesakitan. 

Apabila Bunda melihat gejala di atas pada si Kecil, segera bawa si Kecil ke puskesmas, klinik, atau rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan dari dokter spesialis anak dan memastikan apakah ada penyakit serius yang menginfeksi atau tidak. 

Jangan lupa juga untuk segera lengkapi vaksinasi dasar si Kecil untuk memperkuat sistem kekebalan tubuhnya dari penyakit menular. Agar Bunda tahu imunisasi apa saja yang perlu didapat setiap bulannya, cek Jadwal Imunisasi IDAI, yuk!

Semoga si Kecil segera sembuh dan dapat bermain kembali dengan ceria ya, Bun!

Referensi tambahan:

  1. ‌Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1959/terapi-yang-aman-saat-anak-batuk-pilek

  2. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1063/penanganan-flu-pada-balita

  3. Clinic, C. (2019). Common Cold: Symptoms, Cold vs. Flu, Treatment - Cleveland Clinic. Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12342-common-cold

  4. Treating Colds in Children. WebMD; WebMD. (2011, September 26). https://www.webmd.com/first-aid/treating-colds-in-children

  5. Coughs and Colds: Medicines or Home Remedies? (2023). HealthyChildren.org. https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/chest-lungs/Pages/Coughs-and-Colds-Medicines-or-Home-Remedies.aspx

  6. Colds (0-12 Months). (2022). Seattle Children’s Hospital. https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/colds-0-12-months/

  7. Mustela USA. (2020). 13 Ways To Help Your Congested Baby Breathe. Mustela USA; Mustela USA. https://www.mustelausa.com/blogs/mustela-mag/13-ways-to-help-your-congested-baby-breathe

  8. Godman, H. (2016, May 10). How to Treat Your Baby’s Stuffy Nose. WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/children/features/help-child-stuffy-nose

  9. WebMD Editorial Contributors. (2021, March 5). Is It Safe to Use Vapor Rub on a Baby? WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/baby/is-it-safe-to-use-vapor-rub-on-a-baby

  10. Tummy Time (for Parents) - Nemours KidsHealth. (2019). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/tummy-time.html

  11. Common cold in babies - Diagnosis and treatment - Mayo Clinic. (2021). Mayoclinic.org; https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/common-cold-in-babies/diagnosis-treatment/drc-20351657

  12. Zhang, H., Yeh, C.-J., Jin, Z.-L., Ding, L., Liu, B., Zhang, L., & Dannelly, H. K. (2018). Prospective study of probiotic supplementation results in immune stimulation and improvement of upper respiratory infection rate. 3(2), 113–120. https://doi.org/10.1016/j.synbio.2018.03.001

Artikel Terpopuler

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

call center bebeclub
foto careline