Selamat, Bun! Sekarang si Kecil sudah genap berusia 6 bulan! Ketika usianya menginjak 6 bulan, biasanya bayi mulai bisa diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI) pertama secara bertahap, ya.
Pemberian MPASI untuk bayi usia 6 bulan ke atas sangat penting untuk mendukung perkembangan otak serta fisik si Kecil pada 1000 Hari Pertama Kehidupannya.
Untuk itu, sebelum mengenalkan MPASI untuk pertama kalinya kepada si Kecil, simak dulu informasi lengkapnya di sini!
Kenapa MPASI Diberikan di Usia 6 Bulan?
Idealnya, sejak baru lahir sampai usia 6 bulan bayi sebaiknya mendapatkan ASI eksklusif. Akan tetapi umumnya setelah usia 6 bulan, ia perlu diberikan makanan bayi atau mendapatkan ASI dan MPASI secara bersamaan. Ini karena kebutuhan nutrisi bayi sudah tidak lagi dapat terpenuhi sepenuhnya hanya dari ASI.
Selain itu, keterampilan makan bayi pun terus berkembang seiring dengan pertumbuhannya, juga bayi mulai memperlihatkan minat akan makanan lain selain ASI. Maka, memulai pemberian MPASI akan sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan mengoptimalkan tumbuh kembang bayi.
Periode tersebut dikenal pula sebagai masa penyapihan (weaning) yang merupakan masa rawan pertumbuhan anak. Sebab, si Kecil sangat berisiko terhadap malnutrisi jika tidak diberi makanan yang tepat, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Apabila pada masa ini asupan nutrisi anak tidak optimal, malnutrisi dapat menempatkan si Kecil pada risiko yang lebih tinggi terhadap keterlambatan tumbuh kembang atau kondisi gagal tumbuh serius seperti stunting.
Namun perlu diingat ya, Bun, pemberian makanan pertama untuk bayi 6 bulan tentu harus tetap dilakukan bersamaan dengan ASI agar lebih optimal untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.
Tanda-Tanda Bayi Mulai Bisa Diberikan MPASI
Sebelum memberikan MPASI 6 bulan pertama, Bunda perlu memperhatikan dulu apakah si Kecil sudah siap menerima makanan padat atau belum. Beberapa tanda bayi siap untuk dikenalkan dengan MPASI adalah sebagai berikut:
-
Bayi sudah bisa duduk stabil di kursi tinggi khusus bayi dengan posisi kepala terkendali dengan baik dan tegak lurus.
-
Bayi terlihat lebih lapar dan tetap menunjukkan tanda masih lapar walaupun sudah diberikan ASI.
-
Bayi tertarik ketika diberikan makanan, mengarahkan tubuhnya tanda ingin mencoba atau mencoba meraih makanan yang ada di depannya.
-
Bayi mulai memasukkan jari atau mainannya ke dalam mulut.
Nah, ketika si Kecil sudah memenuhi keempat syarat di atas, artinya ia sudah siap diberikan MPASI. Meski demikian, perlu diketahui juga, Bun, kalau kesiapan bayi berbeda-beda. Mungkin ada saja bayi yang sudah siap menerima MPASi dan ada pula yang belum.
Makanan Apa yang Boleh Diberikan untuk Bayi Usia 6 Bulan?
Pertama-tama yang perlu Bunda perhatikan adalah pastikan makanan pendamping bayi usia 6 bulan mengandung karbohidrat dan lemak sebagai sumber energi. Selain karbohidrat dan lemak, makanan yang mengandung protein hewani juga harus diberikan.
Vitamin dan mineral juga harus diberikan pada MPASI terutama zat besi, seng, dan vitamin A karena kandungan zat ini pada ASI sudah tidak dapat mengejar kebutuhan bagi bayi.
Lalu, apa saja makanan sehat yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi si Kecil tersebut? Jangan bingung, Bun. Berikut daftar bahan-bahan MPASI bayi 6 bulan yang bisa Bunda jadikan pilihan:
-
Sereal anak.
-
Sayuran yang dihaluskan (puree sayur), seperti brokoli, kembang kol, kacang polong, buncis, wortel, dan bayam.
-
Buah-buahan yang dihaluskan (puree buah), seperti pisang, apel, mangga, pepaya, melon, alpukat, dan lainnya.
-
Tahu.
-
Ikan tanpa tulang.
-
Hati ayam.
-
Daging ayam.
-
Telur yang dimasak matang.
Bahan makanan pendamping ASI di atas boleh diberikan kepada si kecil saat memasuki 6 bulan pertama. Makanan tersebut juga bisa divariasikan, Bun. Misalnya brokoli dicampur dengan wortel, atau pisang dicampur dengan mangga.
Namun, pastikan campuran rasanya enak ya, Bun. Kalau campuran rasanya terlalu aneh, wajar saja kalau si Kecil pun tidak mau makan.
Baca Juga: Tips Mudah Membuat MPASI dari Kaldu Ayam di Rumah
Aturan Pemberian Makanan Bayi 6 Bulan
Ada beberapa hal yang perlu Bunda perhatikan saat menyiapkan MPASI 6 bulan pertama agar pemberian makanan pendamping ini bisa memberikan pengalaman yang berkesan untuk si Kecil. Berikut penjelasannya.
1. Mulai dengan Tekstur Lumat
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia IDAI), bayi di usia 6 bulan pertama bisa diberikan makanan dengan tekstur yang harus dibuat lumat halus atau saring (puree). Namun, yang perlu menjadi catatan, jangan terlalu encer ya, Bun, karena bisa membuat kandungan zat gizi dan kalorinya jadi berkurang.
Setelah anak sudah terbiasa dengan tekstur MPASI bayi 6 bulan tersebut, maka konsistensinya bisa ditingkatkan secara bertahap menjadi lebih kental.
2. Perbanyak Nutrisi dari Protein Hewani
Sebagai langkah pencegahan stunting, anak perlu mengonsumsi makanan mengandung protein hewani. Protein hewani memiliki kandungan asam amino lebih lengkap daripada protein nabati yang dibutuhkan anak untuk mencapai tinggi optimalnya.
Protein dalam pangan hewani berfungsi sebagai pembangun sel-sel tubuh yang sangat dibutuhkan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan anak, memperbaiki serta mengganti jaringan tubuh yang rusak atau mati, juga membantu pembentukan antibodi yang berperan melawan penyakit.
Sumber protein hewani antara lain ikan, daging sapi, daging ayam, dan telur. Adanya kandungan zat besi pada daging sapi bahkan juga bisa membantu mencegah anemia yang berisiko menyebabkan stunting.
Meski demikian, bukan berarti protein nabati tidak boleh dimasukkan ke dalam menu MPASI bayi. Protein nabati seperti dari tahu, tempe, dan kacang-kacangan boleh diberikan sebagai pelengkap variasi makanan untuk menunjang kebutuhan nutrisi anak.
3. Lakukan Perlahan dan Jangan Memaksa
Bunda bisa memberikan makanan padat sedikit-sedikit terlebih dulu. Karena ini adalah makanan yang baru pertama kali ia rasakan sehingga dibutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan cara makan barunya. Perhatikan pula reaksi si Kecil, apakah ia tertarik atau malah menolaknya.
Ingat ya, Bun. Tidak perlu memaksanya jika ia tidak mau. Bunda bisa mencobanya lagi minggu depan. Ketika anak berhasil menerima makanan, tetap lanjutkan menyuapi pelan-pelan.
Bila merasa kenyang, ia akan memberi tanda seperti tidak mau menerima suapan lagi. Bunda perlu berhenti memberinya makan dan tak perlu memaksa si Kecil menghabiskannya. Hal ini sering mengakibatkan anak malah jadi menolak untuk makan dan semakin susah untuk menghabiskan isi mangkuknya.
Jika si Kecil memang susah makan, tidak ada salahnya konsultasikan ke dokter untuk mencari tahu penyebabnya dan cara mengatasinya yang tepat.
Namun, jika si Kecil tetap tidak mau makan walaupun sudah mencoba di lain waktu atau membuat menu makanan lain, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter guna mengetahui penyebabnya, ya.
4. Sajikan Menu yang Sama Beberapa Hari
Saat memberikan MPASI 6 bulan pertama kepada si Kecil, cobalah berikan menu yang sama 3-5 hari ke depan. Tujuannya adalah agar si Kecil terbiasa dengan makanan tersebut, juga untuk mengetahui apakah bayi mengalami reaksi alergi atau tidak dari MPASI yang baru diberikan.
Umumnya, gejala alergi yang dialami di antaranya diare, batuk, sulit bernapas, ruam, gatal, bengkak pada bibir, serta mata merah, bengkak, dan berair. Bila timbul gejala alergi, segera hentikan MPASI dan konsultasikan ke dokter.
5. Jangan Pakai Gula, Garam, dan Madu
Saat menyiapkan MPASI pertama kali sebaiknya hindari menambahkan zat penambah rasa, seperti garam atau gula, juga madu. Ini bertujuan untuk memperkenalkan si Kecil dengan rasa bahan alami dari makanan terlebih dulu.
Untuk menambahkan rasa gurih, Bunda bisa menambahkan air rebusan kaldu daging atau kaldu ayam. Untuk rasa manis, Bunda bisa menggunakan rasa manis dari gula alami yang berada dalam buah atau sayur, seperti jagung manis atau wortel.
Selain itu, jangan lupa untuk memperhatikan tekstur makanan si Kecil. Tekstur yang halus memudahkan bayi untuk menikmati MPASI pertama kalinya. Butuh waktu bagi si Kecil untuk menyesuaikan diri dengan tekstur makanan baru.
Maka, Bunda perlu mengolah makanan hingga sangat halus. Bunda bisa merebus makanan lalu dihaluskan dengan blender dan disaring, sehingga MPASI benar-benar halus. Sebisa mungkin hindari butiran makanan yang besar saat awal memberikan MPASI, agar mencegah anak bayi tersedak.
6. Berikan MPASI 2 Kali Sehari
Masih menurut IDAI, sebagai awalan porsi makanan bayi 6 bulan adalah sebanyak 2-3 sendok makan atau setengah mangkuk berukuran 250 ml untuk 2-3 kali sehari.
Pada usia 6 bulan pertama, anak baru bisa menerima MPASI dalam jumlah kecil setiap kali makan. Jadi, Bunda tak perlu cemas. Bila si Kecil memberi tanda ia lapar, Bunda bisa memberinya makan.
Di antara jadwal makan utamanya, Bunda boleh memberikan 1-2 kali makanan selingan (snack) dengan tetap rutin memberikan ASI.
Yuk, Bunda terapkan cara di atas untuk memberikan MPASI yang bernutrisi pada si Kecil!
Baca Juga: Resep MPASI Bubur Beras Wortel
Jadwal MPASI di 6 Bulan Pertama
Bunda perlu mengatur jadwal makan bayi 6 bulan seefektif mungkin. Jangan sampai pemberian ASI terlalu dekat dengan waktu makannya agar ia tetap mau makan dan menyusui seperti biasa.
Berikut adalah jadwal MPASI 6 bulan pertama menurut Ikatan Dokter Indonesia yang bisa Bunda jadikan panduan:
-
Pukul 06.00: minum ASI setelah bangun tidur.
-
Pukul 09.00: sarapan MPASI.
-
Pukul 11.00: minum ASI.
-
Pukul 12.00: makan siang MPASI.
-
Pukul 14.00: minum ASI.
-
Pukul 16.00: snack sore, seperti biskuit atau buah-buahan.
-
Pukul 18.00: minum ASI sampai si Kecil tertidur.
Menu Resep MPASI 6 Bulan yang Bisa Dicoba
Agar buah hati makin lahap dan tidak bosan dengan pilihan menu yang ada, Bunda bisa mengganti menu dan mengkreasikannya. Nah, apa saja ide dan jenis resep menu MPASI 6 bulan yang praktis untuk referensi hidangan sehari-hari buah hati? Kita simak daftarnya di bawah ini, yuk!
1. Puree Kentang Wortel
Bahan yang dibutuhkan:
Cara membuat:
-
Cuci bersih seledri, juga wortel dan kentang yang sudah dikupas sebelumnya.
-
Masak nasi putih hingga menjadi bubur, lalu tambahkan seledri.
-
Kukus wortel dan kentang sampai empuk. Setelah matang, saring bubur, wortel dan kentang.
-
Campur semua bahan dan aduk merata.
-
MPASI puree kentang wortel siap disajikan.
2. Nasi Tim Ikan Tuna
Bahan yang dibutuhkan:
-
1 ruas jari ikan tuna
-
1 genggam beras putih
-
3 iris bawang bombay
-
1 batang seledri
-
Jahe secukupnya
-
Air secukupnya
Cara membuat:
-
Rebus air dan masak beras putih. Aduk hingga nasi setengah lembek.
-
Masukkan ikan tuna, bawang bombay yang sudah dicincang, dan jahe secukupnya untuk menghilangkan bau amis pada ikan.
-
Aduk hingga beras menjadi bubur ikan yang tercampur rata. Masukkan seledri untuk menambah aroma.
-
Aduk hingga kekentalan bubur dirasa pas. Biarkan setengah dingin kemudian saring.
-
Sajikan selagi hangat.
3. Puree Buah Mangga
Bahan yang dibutuhkan:
Cara membuat:
-
Pertama-tama, lumatkan biskuit dalam sebuah wadah dengan menambahkan air secukupnya.
-
Masukkan potongan buah mangga ke dalam wadah.
-
Aduk hingga merata dan tidak menggumpal.
-
Sajikan untuk Si Kecil!
Baca Juga: Penyebab Bayi Susah Makan di Awal Pemberian MPASI
Nah, itu dia informasi seputar MPASI 6 bulan pertama bayi yang perlu Bunda ketahui beserta resep yang bisa dicoba.
Butuh rekomendasi lain untuk resep makanan MPASI lainnya, Bun? Yuk, unduh kumpulan resep sehat dan beragam tips MPASI lainnya di sini!
Referensi tambahan:
- Ikatan Dokter Anak Indonesia. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-makanan-pendamping-air-susu-ibu-mpasi. Diakses pada 30 Desember 2022.
- Ikatan Dokter Anak Indonesia. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/memberi-makan-pada-bayi-kapan-apa-dan-bagaimana. Diakses pada 30 Desember 2022.
- Ikatan Dokter Anak Indonesia. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/pentingnya-pemantauan-tumbuh-kembang-1000-hari-pertama-kehidupan-anak. Diakses pada 30 Desember 2022.
- Ikatan Dokter Anak Indonesia. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/makanan-pendamping-asi-mpasi. Diakses pada 30 Desember 2022.
- What to Expect. https://www.whattoexpect.com/first-year/feeding-baby/how-to-get-baby-on-feeding-schedule/#4-6. Diakses pada 30 Desember 2022.
- Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. https://fk.ui.ac.id/infosehat/cegah-stunting-protein-hewani-harus-ada-dalam-mpasi/. Diakses pada 30 Desember 2022.