Sebagai orang tua, Bunda mungkin sedang bertanya-tanya terkait idealnya kapan anak masuk sekolah. Apakah lebih cepat lebih baik, atau tunggu dulu sampai ia siap?
Kapan Anak Sebaiknya Mulai Sekolah?
Pendidikan pertama anak di Indonesia adalah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) untuk usia 0-6 tahun sesuai aturan Kementerian Pendidikan 2018.
PAUD termasuk pendidikan informal, jadi tidak ada aturan wajib tentang kapan anak masuk sekolah ini. Bunda bisa mendaftarkan si Kecil masuk PAUD kapan pun di rentang usia 0-6 tahun.
Rata-rata PAUD mulai menerima anak sejak usia 18 bulan hingga 2 tahun. Namun, kebanyakan anak biasanya baru siap masuk PAUD di usia sekitar 3 tahun.
Jika Bunda merasa si Kecil belum siap, tidak perlu buru-buru mendaftarkannya ke PAUD, kecuali jika situasinya memang mendesak. Misalnya, jika kedua orang tua bekerja dan tidak ada anggota keluarga lain yang bisa menjaga si Kecil.

Ciri-Ciri Anak Siap Masuk Sekolah
Sebelum menentukan kapan anak harus masuk PAUD, Bunda juga harus mempertimbangkan banyak faktor lain di luar usia si Kecil, terutama kesiapan belajarnya.
Simak ciri-ciri anak yang siap bersekolah:
1. Mengenal Panca Inderanya (Sensoris)
Sudah mampukah si Kecil memanfaatkan indra melihat, mendengar, meraba, mencium, serta mengecap untuk mengeksplor dan mengenali dunia di sekitarnya?
Jika si Kecil sudah mampu memanfaatkan panca indranya dengan baik, bisa dikatakan ia siap belajar di sekolah.
2. Aktif dan Terampil Bergerak (Motorik)
Sejauh mana kemampuan motorik si Kecil juga menjadi pertanda bagi Bunda untuk mempertimbangkan kapan anak masuk sekolah.
Kemampuan motorik penting bagi si Kecil untuk mengikuti pembelajaran di PAUD, seperti menulis, menggambar, menggunting, menempel, dan aktivitas lain yang melatih keterampilan tangan.
Si Kecil dapat dikatakan siap bersekolah apabila ia sudah mampu menggunakan fungsi motoriknya, baik motorik kasar maupun motorik halus.
Baca Juga: Apakah Anak Usia 2 Tahun Sudah Siap Bersekolah?
3. Bisa Berinteraksi dengan Baik (Sosial-Emosional)
Anak usia dini (1-5 tahun) cenderung masih individualis dan egois. Anak di usia ini juga belum bisa mengekspresikan emosinya dengan cara yang lebih sehat.
Namun, bukan berarti buruk, karena fase egois adalah bagian normal dari perkembangan kemampuan sosial anak.
Oleh karena itu, menentukan usia kapan anak masuk sekolah sebaiknya ketika anak sudah tampak lebih bisa mengendalikan emosinya agar ia bisa bermain dan berinteraksi lebih akur dengan teman sebaya.
4. Mampu Memahami Instruksi (Kognitif)
Kesiapan si Kecil bersekolah juga bisa diperhatikan dari kemampuannya memahami instruksi. Ini merupakan tanda anak siap bergabung bersama teman-temannya.
Nah, sebagai pertimbangan orang tua soal kapan anak masuk sekolah, Bunda harus melihat perkembangan kognitif anak. Anak yang siap masuk sekolah biasanya menunjukkan sikap mau belajar dan eksplorasi.
Sikap belajar ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak yang tinggi dan kemauan untuk memecahkan masalah secara mandiri.
5. Bisa Berkomunikasi dengan Baik (Bahasa)
Kemampuan kognitif anak tidak hanya terlihat dari memahami instruksi, tetapi juga dari kemampuan menyampaikan kebutuhan dan perasaan secara verbal dengan jelas.
Kemampuan berbahasa yang baik membantu si Kecil lebih mudah beradaptasi dan berkomunikasi dengan teman serta guru di lingkungan sekolah.
Hal ini juga membuat Bunda lebih siap dalam menentukan umur berapa anak masuk sekolah, sesuai perkembangan mereka.
Baca Juga: Jangan Buru-Buru Memasukkan Anak ke Sekolah, Ini Dampak Negatifnya!
Cara Membantu Anak agar Siap Sekolah
Setelah memutuskan kapan anak masuk sekolah PAUD, Bunda dapat lanjutkan membantu optimalkan kesiapan belajar si Kecil melalui berbagai macam stimulasi seperti:
1. Ajak Anak Mengobrol
Untuk melatih keterampilan anak berkomunikasi, Bunda perlu sering-sering mengajak si Kecil berbicara.
Sebagai contoh, minta anak untuk menceritakan apa saja yang ia lakukan saat di rumah nenek, mengungkapkan keinginan untuk hari ulang tahunnya, atau menceritakan kenapa ia suka makan bakso.
Dengan begitu, kemampuan anak untuk berbahasa dan berkomunikasi akan bertambah baik.
2. Latih Anak Jadi Mandiri
Untuk melatih kemandirian si Kecil, Bunda dapat membiarkannya melakukan beberapa hal sederhana dengan caranya sendiri.
Walaupun proses penyelesaiannya membutuhkan waktu yang lama dan mungkin akan membuat rumah menjadi berantakan, namun hal itu sebanding dengan tumbuh kembang si Kecil.
Di sini Bunda dapat membiarkan anak makan sendiri, menuang air minum ke dalam cangkir plastik, atau membereskan mainannya sendiri.
Baca Juga: 8 Permainan yang Seru dan Edukatif untuk Anak PAUD
3. Terapkan Rutinitas Harian
Sebelum memutuskan kapan anak masuk sekolah, buat rutinitas harian bagi si Kecil. Hal ini agar anak akan merasa lebih nyaman dan tidak kaget menghadapi kebiasaan baru di sekolah.
Jika tiba-tiba rutinitasnya harus berubah, jangan lupa jelaskan alasannya pada anak dengan baik. Berikan juga pengertian tentang konsekuensi yang timbul jika rutinitas dipenuhi atau tidak.
Contohnya, si Kecil punya jadwal sarapan pukul 8 pagi. Jika ia menolak sarapan pada waktu tersebut, konsekuensinya ia akan lapar di sekolah karena baru bisa makan saat jam makan siang.
4. Bacakan si Kecil Buku
Selain dengan mengajak si Kecil ngobrol, Bunda juga dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dan komunikasi anak melalui buku cerita.
Ciptakan rutinitas untuk membaca cerita bersama si Kecil, baik di sore hari maupun dongeng sebelum tidur agar ia menangkap berbagai ekspresi dan kosakata baru.
Bunda juga bisa mengunjungi sarana edukasi Sekolah Generasi Maju untuk mendapatkan berbagai pedoman stimulasi dan permainan interaktif untuk siapkan anak belajar sesuai usianya. Gratis!
Baca Juga: 8 Keterampilan yang Perlu Diajarkan pada Anak PAUD
5. Ajak Si Kecil Menari dan Bernyanyi
Bunda dapat mengajak anak menari sambil bernyanyi untuk memperkuat perkembangan motorik kasar dan kemampuan berbicara serta berbahasa si Kecil, setelah mengetahui waktu kapan anak masuk sekolah.
Sesuaikan jenis lagu dan gerakan yang dilakukan sesuai dengan usia si Kecil ya, Bun. Kemudian ajak si Kecil menyanyikan lagu, bertepuk tangan sesuai ritme, atau menari sesuai kreativitasnya.
6. Sering-Sering Ajak Anak Bermain dengan Temannya
Agar si Kecil mampu bersosialisasi dengan baik dan bisa menjalin hubungan pertemanan di sekolah, Bunda dapat menjadwalkan sebuah playdate dengan anak sebaya lainnya.
Di sini, anak akan belajar untuk berbagi, menoleransi kehadiran orang lain, mengkomunikasikan apa yang ia mau, dan belajar memecahkan masalah yang muncul selama bermain bersama.
Bukan hanya itu saja, mengajak si Kecil bermain bersama teman seumurannya akan melatih anak untuk tidak malu dan berani bersosialisasi.
7. Dukung dengan Nutrisi dari Susu Pertumbuhan
Perkembangan otak yang optimal adalah pondasi penting untuk mendukung kemampuan belajar si Kecil di sekolah. Sekitar 90% perkembangan otak si Kecil akan tercapai di usia 5 tahun.
Nah selain dari stimulasi yang tepat, Bunda juga harus meneruskan pemenuhan nutrisi si Kecil, terutama nutrisi untuk perkembangan otaknya.
Yuk, teruskan nutrisinya dengan SGM Eksplor 3+, satu-satunya dengan IronC™ (kombinasi zat besi & vitamin C) untuk optimalkan penyerapan zat besi hingga 2x lipat, yang juga dilengkapi DHA, Minyak Ikan Tuna, Omega 3&6 serta nutrisi penting lainnya untuk mendukung perkembangan kognitif si Kecil & siapkan prestasinya.
Baca Juga: 10 Cara Belajar Berhitung Anak TK yang Mudah dan Menyenangkan
Idealnya Anak Masuk SD Umur Berapa?
Banyak orang tua memilih PAUD untuk mempersiapkan anak memasuki jenjang pendidikan formal berikutnya, yaitu Sekolah Dasar (SD).
Namun, IDAI mengimbau orang tua agar mempertimbangkan kapan anak masuk sekolah SD dengan matang. Sebab, keberhasilan anak menjalani kehidupan sekolah sangat penting untuk membangun rasa percaya dirinya di masa depan.
Itu kenapa syarat umur masuk sekolah dasar (SD) dinilai lebih ketat daripada aturan masuk PAUD.
Permendikbud No 51 Tahun 2018 Pasal 7 merekomendasikan anak masuk SD pada usia 6-7 tahun, atau bisa lebih cepat (5 tahun 6 bulan) jika memiliki potensi khusus dan rekomendasi tertulis dari psikolog atau dewan guru sekolah.
Jangan lupa daftarkan diri Bunda di Klub Generasi Maju untuk dapatkan akses ke banyak fitur-fitur menarik lainnya. Gratis!