Facebook Pixel Code 8 Cara Mengajarkan Anak agar Mau Berbagi dengan Orang Lain

8 Cara Mengajarkan Anak agar Mau Berbagi dengan Orang Lain

8 Cara Mengajarkan Anak agar Mau Berbagi dengan Orang Lain

Berbagi adalah salah satu keterampilan sosial yang perlu anak miliki sejak dini. Bunda mungkin pernah dengar ungkapan sharing is caring, kan? Pernyataan ini ada benarnya, lho!

Anak-anak perlu belajar berbagi dengan orang lain untuk menumbuhkan sikap peduli, empati, suka menolong, dan bergaul. Dengan terbiasa sharing, si Kecil dapat memiliki hubungan yang baik di kehidupan sosialnya nanti. 

Meski begitu, mengajarkan anak untuk berbagi bukanlah tugas yang mudah. Di rentang usia 3 - 5 tahun, anak-anak masih butuh waktu untuk menyerap apa yang Ayah dan Bunda contohkan.

Lalu, bagaimana cara sharing yang bisa Bunda ajarkan kepada si Kecil? Simak terus artikel ini ya, Bun!

Manfaat Mengajarkan Anak Berbagi Sejak Dini

Anak-anak perlu belajar untuk sharing sehingga mereka dapat aktif bersosialisasi, bekerja sama, dan berteman. Berbagi juga mengajarkan anak-anak tentang empati, cara bernegosiasi atau berkompromi, serta memahami nilai-nilai keadilan untuk menjaga kerukunan. 

Mereka bisa belajar bahwa dengan suka memberi, kita tidak akan kekurangan karena kita juga bisa mendapatkan apa yang kita inginkan sebagai gantinya.

Sebab, arti berbagi yang sebenarnya adalah menebar kebaikan agar semua orang bisa merasakan kebahagiaan bersama. 

Kapan Orang Tua Bisa Ajarkan Anak untuk Berbagi?

Anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Ia butuh waktu untuk bisa memahami bahwa kenapa mereka harus bertindak sedemikian rupa pada situasi-situasi tertentu.

Nah, rentang usia 3 - 5 tahun adalah waktu yang tepat untuk Bunda mulai mengajarkan konsep berbagi pada anak. Sebab, di rentang usia ini anak sudah mulai banyak bermain dengan teman sebayanya. Anak-anak usia 3 - 5 tahun juga umumnya juga sudah bisa lebih mengerti apa yang diajarkan orang dewasa dan bisa mengikutinya.

Kurang dari usia ini, anak-anak justru baru mulai menumbuhkan sikap independen. Anak batita umumnya masih merasa semua yang dimiliki hanyalah miliknya, dan ini adalah bagian yang wajar dari progres tumbuh kembangnya. 

Jadi, anak-anak di usia 1 - 3 tahun tidak bisa mengerti mengapa mereka harus berbagi dengan orang lain. 

Jika Bunda terlalu cepat mengajarkan berbagi pada anak, mereka justru akan merasa frustasi dan menumbuhkan kesan negatif di pikirannya karena mereka merasa tidak diacuhkan.

Baca Juga: Kenali Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Anak Sejak Dini

Cara Mengajarkan Anak Berbagi

Lalu, seperti apa, sih, contoh sikap berbagi? Pada anak-anak usia dini, contoh sharing yang paling sederhana bisa dimulai dengan kemauan untuk saling meminjamkan mainan atau berbagi makanan favorit dengan teman atau saudaranya. 

Nah, berikut ini cara mengajarkan anak berbagi dalam kehidupan sehari-hari:

1. Jadi contoh yang baik

Anak adalah peniru yang handal. Jadi untuk mengajarkan anak supaya suka berbagi, Bunda bisa mulai contohkan dari hal-hal yang sederhana. Misalkan, dengan memberi sebagian camilan favorit Bunda untuk si Kecil cicipi. Bisa juga dengan mencontohkan saling berbagi makanan dengan Ayah.

Di lain waktu, ajak anak ikut menyiram tanaman di pekarangan dengan sisa air minum punya Bunda atau memberi makan kucing-kucing liar di sekitar rumah.

Kemudian ketika ada kesempatan, ajak anak untuk ikut berbagi rezeki kepada yang membutuhkan, misalkan dengan menyumbangkan pakaian Ayah dan Bunda yang sudah jarang dipakai atau bersedekah di tempat ibadah.

Dengan membiasakan anak melihat orang tuanya suka memberi, anak akan menganggap kalau berbagi itu kegiatan yang baik untuk dilakukan dan tidak merugikan.

2. Beri tahu indahnya berbagi

Sembari mencontohkan cara sharing, tunjukkan juga pada si Kecil tentang indahnya berbagi tidak hanya untuk orang yang menerima tapi juga untuk diri kita sendiri.

Bunda bisa memberi tahu bahwa berbagi tidak selalu memberikan apa yang dimiliki si Kecil. Berbagi juga bisa berarti meminjamkan atau menggunakan mainan bersama-sama.

Berikan pemahaman pada si Kecil bahwa mainan miliknya tidak akan hilang karena setelah bermain mainannya akan dikembalikan lagi.

Sementara temannya bermain dengan mainan si Kecil, ia justru bisa mendapatkan pengalaman baru, yaitu bermain dengan mainan “baru” yang dipinjamkan oleh temannya karena mungkin ia belum punya di rumah.

Dengan begitu, anak tidak lagi menolak untuk sharing mainan secara bergiliran dengan temannya.

Contoh lainnya adalah dengan berbagi snack. Contohkan dengan berbagi, anak bisa merasakan berbagai macam rasa makanan baru dan mungkin ia akan sukai. Cara ini juga bisa mengajarkan si Kecil agar tidak serakah dan makan terlalu banyak, karena akan berdampak buruk pada kesehatannya.. 

Indahnya berbagi dalam konteks bergaul dengan teman sebayanyamenyantuni sesama juga perlu dijelaskan kepada si Kecil. Saat berbagi, ia akan menjadi orang yang lebih baik karena bergunabermanfaat, dan orang lain pun bisa merasakan kebahagiaan yang sama.

Baca Juga: 5 Cara Mendidik Anak Usia Dini Demi Tumbuh Kembang Optimal

3. Ajarkan pentingnya izin terlebih dulu

Saat mengajarkan anak untuk berbagi, jangan lupa tunjukkan juga rasa hormat Bunda pada barang yang dimiliki si Kecil.

Minta izin sebelum Bunda meminta sharing makanan atau sekadar meminjam krayon miliknya agar ia juga belajar menghormati barang milik orang lain.

Misalkan dengan berkata, “Kakak, spidol yang warna merah itu boleh Bunda pinjam sebentar nggak? Bunda mau gambar mobil bareng Kakak.”

Kemudian, Bunda bisa ajarkan si Kecil untuk melakukan hal yang sama setiap kali ia ingin meminjam atau menggunakan barang bersama di rumah.

4. Hindari memaksa

Ada kalanya anak pasti berebut mainan dengan saudara atau teman sebayanya. Sebenarnya hal ini lazim dialami anak-anak, tapi Bunda tentu ingin mereka agar lebih akur saat bermain, bukan?

Nah, ketika menghadapi anak yang sedang bertengkar karena rebutan mainan, jangan langsung memaksa anak untuk mengalah, Bun.

Cara tersebut hanya akan semakin menyulut emosi si Kecil dan membuatnya tantrum sehingga nantinya menganggap sharing adalah hal yang tidak menyenangkan.

Ketika anak sedang berebut mainan, Bunda bisa menengahinya dengan memberi waktu giliran. Jadi, si Kecil dan temannya tetap memiliki kesempatan bermain yang sama. Cara ini secara tidak langsung juga dapat melatih anak untuk bersabar dan memahami konsep giliran.

5. Buat permainan seru

Permainan yang menarik bisa menarik perhatian anak dengan mudah, tak terkecuali saat mengajarkannya berbagi. Anak-anak pun cenderung lebih mudah mengingat dan menerapkan apa yang mereka pelajari melalui permainan daripada sekadar teori.

Bunda bisa mengajaknya bermain “Belanja untuk Berbagi”. Ajak ia memainkan peran seolah-olah sedang berbelanja makanan dan pakaian, lalu minta si Kecil untuk membagikannya kepada orang-orang yang berada di rumah Bunda.

6. Tanyakan alasan jika tidak mau berbagi

Saat anak bersikeras tidak mau sharing, jangan memarahinya. Cobalah tenangkan dirinya dulu jika si Kecil menangis.

Setelah tangis atau amarahnya mereda, tanyakan alasan mengapa ia enggan berbagi. Bunda perlu memahami perasaan si Kecil, karena sikap ini juga merupakan bagian dari cara mengajarkan anak untuk berbagi.

Boleh jadi, ia tak mau sharing karena mainan tersebut baru saja ia keluarkan dari boks mainan dan belum puas memainkannya. Atau, mungkin mainannya baru saja direbut oleh teman atau saudaranya.

Bunda bisa memberikan solusi lain agar anak tidak berebut mainan, misalkan dengan memberikan mainan yang lain untuk temannya dengan berkata “Oke, Kakak boleh tetap main robot-robotan yang ini. Kalau temannya boleh pinjam mobil-mobilan punya Kakak yang itu nggak?”

Baca Juga: Ajak Si Kecil Aktif Bermain dengan 5 Permainan Anak Ini

7. Tunjukkan apresiasi 

Ketika anak sudah mau berbagi, tunjukkan apresiasi Bunda untuk meningkatkan kepercayaan diri si Kecil. Ini juga penting untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara anak dengan orang tua, sehingga ia pun akan lebih mudah menerapkan apa yang diajarkan Bunda.

Bunda bisa menunjukkan apresiasi tersebut dengan memujinya, “Kakak baik banget ya, udah mau pinjamin Bunda spidol kesayangan Kakak!”

Katakan kalau Bunda bangga terhadap apa yang dilakukan si Kecil, kemudian berikan juga pelukan hangat agar ia semakin merasa diperhatikan.

8. Jangan bosan mengingatkan 

Selagi mengajarkan anak cara berbagi, usahakan untuk tetap konsisten. Sikap konsisten orang tua juga akan mempengaruhi kedisiplinan anak nantinya, Bun.

Sebaliknya, jika plin plan dalam mengajarkan sesuatu, anak akan bingung dan tidak menganggap serius apa yang Bunda ajarkan.

Jangan bosan apalagi menyerah untuk mengingatkan si Kecil ya, Bun. Teruslah berikan afirmasi indahnya berbagi kepada si Kecil. Anak-anak memang sewajarnya perlu diingatkan berkali-kali sampai apa yang disampaikan benar-benar melekat di pikirannya.

Lama kelamaan dengan terus diingatkan secara baik-baik oleh Bunda, nantinya si Kecil akan lebih memahami bahwa sharing is caring dan ia pun terbiasa berbagi di lingkungan sosialnya kelak.

Baca Juga: Berbagai Macam Cara untuk Kembangkan Karakter Positif pada Anak

Jika saat ini si Kecil masih sulit untuk diajarkan berbagi atau masih bersikeras mempertahankan apa yang dimiliki, bersabar ya, Bunda! Mengajarkan hal-hal baik kepada anak tidaklah instan. Ingatlah bahwa mereka hanya anak-anak yang masih perlu dibimbing dengan kasih sayang.

Mengajarinya berbagi dengan cara tepat dan di usia sesuai, akan membuat si Kecil lebih mudah menguasai keterampilan sosial ini.

Jangan lupa gabung menjadi anggota Klub Generasi Maju untuk mendapatkan berbagai informasi tumbuh kembang anak dan tips seputar parenting lainnya, Bun!

Sumber:

  1. https://raisingchildren.net.au/toddlers/behaviour/friends-siblings/sharing
  2. https://www.babycentre.co.uk/a1021960/how-to-teach-your-child-to-share
  3. https://imperfectfamilies.com/give-kids-reminders/
  4. https://parentingscience.com/effects-of-praise/
  5. Brownell, C. A., Iesue, S. S., Nichols, S. R., & Svetlova, M. (2013). Mine or yours? Development of sharing in toddlers in relation to ownership understanding. Child development, 84(3), 906–920. https://doi.org/10.1111/cdev.12009
  6. Xiong, M., Shi, J., Wu, Z., & Zhang, Z. (2016). Five-Year-Old Preschoolers' Sharing is Influenced by Anticipated Reciprocation. Frontiers in psychology, 7, 460. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2016.00460
     

Artikel Terpopuler