Facebook Pixel Code 10 Cara Mengajari Membaca untuk Anak 3 Tahun ke Atas

10 Cara Mengajari Membaca untuk Anak 3 Tahun ke Atas

10 Cara Mengajari Membaca untuk Anak 3 Tahun ke Atas

 

Mengajari anak membaca tentu bukan perkara mudah karena di usia ini anak masih sangat suka bermain. Namun, Bunda pasti sudah tahu kalau membaca bisa mendatangkan manfaat yang beragam untuk si Kecil. Terlebih karena sebentar lagi ia akan memasuki masa prasekolah.

Tenang, Bun, yuk simak berbagai cara mengajari anak membaca selengkapnya dalam artikel ini.

Cara Mengajari Anak Membaca Sejak Dini

Menurut Kemendikbud, penguasaan membaca tidak wajib dimiliki oleh anak-anak usia PAUD (3-5 tahun) karena keterampilan ini baru akan diajarkan secara formal di jenjang sekolah dasar. 

Meski begitu,tahukah Bunda bahwa anak-anak sebenarnya sudah mulai bisa mengenali huruf-huruf yang umum (seperti a, i, u, e, dan o) di usia 2-3 tahun? Ini artinya, Bunda dan Ayah bisa mulai mengajari si Kecil membaca alfabet bahkan sejak dini. 

Nah, berikut ini adalah beberapa cara mudah untuk mengajar anak mengenal dan membaca huruf yang bisa Bunda terapkan di rumah:

1. Bacakan Buku dengan Nyaring

Membacakan buku dengan suara nyaring merupakan salah satu cara yang menyenangkan untuk mengajari anak membaca. Supaya si Kecil lebih tertarik ikut membaca, coba pilih buku cerita bergambar yang alur ceritanya mudah dan tokoh-tokohnya yang disukai anak.

Bacakan kata per kata dengan suara yang nyaring, intonasi yang jelas, dan ekspresi yang sesuai dengan adegan dalam cerita tersebut. Kenapa begitu?

Tujuannya adalah untuk memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan bagi si Kecil. Selain itu, menurut sebuah studi yang terdapat pada Australasian Journal of Early Childhood, mendengarkan dongeng mampu meningkatkan kosa kata dan daya ingat anak, dan pada akhirnya menanamkan keinginan untuk membaca. 

2. Minta Anak Memilih Buku Sendiri

Terkadang buku yang kita anggap bagus, justru bisa jadi tidak menarik bagi si Kecil. Oleh karena itu, coba biarkan anak memilih sendiri bukunya sendiri supaya ia lebih tertarik untuk membaca.

Cindy Jiban, seorang mantan pendidik dan pimpinan akademis, menyarankan untuk membacakan buku favorit anak berulang kali. Bunda juga perlu mendorong anak untuk menggunakan jarinya, menunjuk kata yang sedang dibaca.

Bunda juga bisa meminta anak untuk mengulang kata-kata yang sederhana di dalam buku, atau meneruskan kata dengan membaca susunan hurufnya.

Coba libatkan anak dengan menanyakan hal-hal yang akan terjadi pada cerita yang sedang dibacakan. Sebagai contoh, Bunda bisa menanyakan, “Habis ini apa yang akan terjadi pada anak kucing, ya, Nak?” atau “Kira-kira Si Kancil akan pergi ke mana ya?”.

Langkah ini dapat membantu anak melihat hubungan antara kata-kata yang Bunda ucapkan dengan kata-kata yang tertulis pada buku cerita favoritnya. 

3. Mengenalkan Kosakata dengan Bernyanyi

Kegiatan yang menyenangkan akan membuat si Kecil bersemangat dalam belajar membaca. Salah satu cara mudah mengajari anak membaca adalah dengan bernyanyi. 

Ya! Bunda bisa menyanyi saat mengenalkan kosakata baru. Dengan demikian, anak akan senang membaca tanpa ia sadari bahwa dirinya sedang belajar. 

Misalnya, ajak anak untuk mendengar dan menyanyikan berbagai lagu anak yang memiliki lirik sederhana. Mulailah dengan mendengarkan dan menyanyikan lagu paling dasar dalam mengenal huruf, seperti ABC. 

Selanjutnya, coba dengarkan dan nyanyikan lagu anak-anak lainnya, seperti 'Balonku', 'Pelangi', atau 'Tik Tik Bunyi Hujan'. Bunda bisa sering memutar ulang lagu-lagu tersebut, agar anak mengingat setiap kata atau lirik dalam lagu.

Setelah itu, Bunda bisa mengajak anak untuk menyanyikan lagu sambil mengeja. Misalnya kata balon, dieja H-U-J-A-N. Ini adalah salah satu strategi belajar membaca lewat lagu, yaitu dengan memadukan teknik eja dan bernyanyi dengan musik (nada atau lagu).

Dilansir dari laman Child Development Info, mungkin awalnya anak akan menyanyikan kata-kata yang sudah dihafalnya.

Namun, Bunda bisa dengan mudah memindahkannya ke pendekatan fonik, yaitu mengenali hubungan antara huruf dan bunyi, serta meminta anak mengidentifikasi huruf yang membuat suara yang ia nyanyikan.

Cara mengajarkan anak membaca dengan kegiatan menyenangkan ini menjadi langkah yang baik bagi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan literasi, sehingga mempersiapkannya untuk lebih fasih membaca di kemudian hari.

4. Minta Anak Mengeja Kata yang Dilihat

Cara mengajari anak membaca tidak melulu lewat buku, Bun. Belajar membaca bisa dilakukan dalam berbagai kesempatan. Entah saat menonton televisi atau sedang jalan-jalan di luar rumah. 

Misalnya, saat Bunda dan anak menonton kartun favoritnya, lalu muncul tulisan “MAKAN” di layar televisi, Bunda bisa memintanya untuk mengeja, “Nak, coba itu ada tulisan makan. Coba deh eja, M-A-K-A-N.”

Bisa pula saat Bunda dan anak sedang jalan-jalan di luar rumah, minta ia mengeja sebuah kata yang terdapat dalam billboard atau spanduk. 

Sebagai contoh, kata tersebut berbunyi, HALO, lalu Bunda bisa meminta si Kecil mengejanya, “Nak, coba deh lihat kata di depan itu ada huruf apa aja?” Kemudian Bunda bisa membantunya membaca kata tersebut “H-A-L-O dibacanya jadi HALO, ya, Nak”.

Cara mudah untuk mengajarkan anak membaca ini bisa membuat mereka memahami huruf apa yang harus digunakan untuk mengucapkan kata-kata tersebut.

5. Membangun Kebiasaan Membaca

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Bun. Membaca adalah proses belajar yang hasilnya tidak bisa dirasakan secara instan. Ini artinya, perlu pembiasaan. Jika sejak kecil anak-anak terbiasa membaca, maka kebiasaan ini bisa terus dibawanya hingga dewasa.

Nah, cara membangun kebiasaan membaca antara lain Bunda dan Ayah bisa rutin meluangkan waktu tiap hari untuk membacakannya sebuah buku. Membacakan buku untuk anak tidak perlu waktu lama, kok. 

Bunda atau Ayah juga bisa memilih waktu sebelum tidur di malam hari saat anak sudah bisa bersantai. Rutinitas membaca ini akan menempatkan anak dalam suasana hati yang lembut dan membantunya untuk lebih bersantai. Inilah yang bisa menjadi cara efektif untuk mengajarkan anak membaca sejak dini.

Meski begitu, orang tua bisa memilih waktu kapan saja membacakan buku untuk anak bila suasana hatinya (mood) sedang baik.  

Coba alokasikan waktu sebanyak 15 menit tiap harinya. Waktu ini bisa dibagi dalam tiga sesi, sehingga masing-masing sesi membaca hanya berlangsung selama lima menit. 

6. Mengenalkan Anak pada Lingkungan Membaca

Cara mengajari anak membaca berikutnya adalah dengan mengenalkan mereka pada lingkungan membaca. Sebagai contoh, Bunda bisa membuat pojok membaca di rumah. Isinya adalah buku-buku favorit seluruh anggota keluarga.

Agar si Kecil tidak bosan belajar di rumah, Bunda juga bisa mengajaknya pergi ke toko buku atau perpustakaan. Tempat-tempat tersebut memungkinkan anak melihat dan mengeksplorasi banyak buku.

Sering-sering mengajak anak ke tempat yang punya banyak koleksi buku-buku menarik juga bisa bisa menjadi cara memperkenalkan mereka terhadap kebiasaan membaca dan keinginan untuk gemar membaca di kemudian hari. 

Di tempat tujuan, bebaskan anak untuk memilih buku yang kira-kira ia sukai. Selanjutnya, Bunda bisa membacakan buku tersebut bersama-sama dengan si Kecil. 

7. Beri Label pada Barang-Barang di Rumah

Memberikan label pada barang-barang di rumah ternyata juga bisa menjadi tips mengajari anak membaca, lho, Bun! Karena hal ini memungkinkan mereka untuk mengenal huruf-huruf dan mengejanya. Bagaimana caranya?

Caranya, Bunda bisa menempelkan label pada sejumlah benda yang ada di rumah. Misalnya, di kulkas, kursi, meja, lemari, jendela, atau pintu. Jadi, anak dapat belajar cara pengucapan sekaligus cara membaca nama dari masing-masing benda tersebut. 

Ketika anak mulai memahami konsep ini, Bunda bisa melepas label dan meminta mereka memasangnya kembali sesuai dengan nama yang tertulis pada label. 

8. Menanamkan Kesadaran Fonemik

Membaca adalah kemampuan belajar yang tidak terjadi begitu saja. Anak-anak perlu diajari secara eksplisit bagaimana menghubungkan suara dengan huruf, atau dikenal dengan istilah fonemik.

Seorang pakar literasi, Timothy Shanaha, mengatakan kesadaran fonemik adalah langkah penting dalam belajar membaca. Jadi, anak akan belajar seolah tidak seperti sedang belajar membaca dalam arti sesungguhnya. 

Anak akan merasa bermain karena dilakukan lewat bernyanyi, bersajak atau permainan bunyi huruf, suku kata maupun kata. Cara ini dapat membantu anak lebih mudah dalam belajar membaca.

Anak-anak dengan kesadaran fonemik akan memahami bunyi dalam kata-kata yang diucapkan. Untuk menanamkan kesadaran fonemik, Bunda bisa mengajak si Kecil menyanyikan lagu yang memiliki rima. 

Mislanya, lagu berjudul “Matahari Terbenam” atau “Cicak di Dinding”. Lagu seperti ini akan membantu anak mengenali bunyi bahasa tersebut. 

9. Menanamkan Kesadaran Fonik

Selanjutnya, si Kecil perlu memahami fonik sebagai salah satu cara mengajari anak membaca. Anak dengan kesadaran fonik akan mengetahui bahwa huruf yang dilihatnya berhubungan dengan suara.

Beberapa anak mungkin tidak memerlukan banyak bantuan fonik dalam membaca. Namun, berbagai penelitian menyebutkan bahwa kesadaran fonik penting bagi anak kecil dan mereka yang kesulitan membaca.

Dalam menanamkan kesadaran fonik, Bunda bisa menunjukkan huruf-huruf pada si Kecil. Kemudian, si Kecil diajak membunyikan huruf tersebut.

Akan lebih mudah kalau Bunda menggunakan buku belajar membaca yang memiliki lebih banyak variasi gabungan huruf dan kalimat di dalamnya. Dengan begitu, Bunda tidak perlu repot merangkai kata, dan akan ada lebih banyak bahan yang bisa dipelajari oleh anak. Jangan lupa untuk menyesuaikannya juga dengan kemampuan anak ya, Bun. 

10. Berikan Pujian Atas Keberhasilannya

Bunda dan Ayah bisa memberikan anak pujian saat si Kecil sudah berhasil mengeja dengan baik. Misalnya, “Hore, Kakak sudah pintar!”, atau “Pintarnya anak Bunda, besok kita belajar kata yang lain, ya”. Beri juga pujian, atau tepuk tangan, atas keberaniannya membaca lantang di depan keluarga.

Bila perlu, Bunda dan Ayah bisa memberikan hadiah atas keberhasilannya menguasai tahap demi tahap belajar membaca. 

Reward sederhana berupa makanan atau minuman favoritnya di akhir sesi juga bisa membuat anak senang dan menjadi dorongan baginya untuk lebih semangat belajar membaca.

Baca Juga: Anak Mulai Masuk Sekolah? Yuk, Persiapkan dengan Skill Ini, Bun!

Manfaat Mengajari Anak Membaca Sejak Dini

Lebih cepat lebih baik, istilah ini rasanya dianggap efektif bagi orang tua yang mulai mengajari anaknya membaca sejak dini. Terlebih karena di usia sekolah dasar nanti anak sudah diharuskan untuk bisa membaca.

Meski begitu, perlu orang tua ketahui kalau proses ini tidak akan diperoleh secara instan. Jadi, sangat wajar dan normal bila anak butuh waktu agar benar-benar terbiasa membaca. Hal yang paling penting Bunda dan Ayah tetap terus mendampingi si Kecil anak belajar membaca.  

Nah, berikut ini beberapa manfaat mengajari membaca sejak dini yang perlu orang tua ketahui.

1. Baik untuk Perkembangan Otak

Membaca adalah proses rumit yang membutuhkan koordinasi beberapa organ tubuh. Secara alami, kegiatan membaca dapat mendorong perkembangan otak untuk bekerja lebih keras dan lebih baik, Bun.

Karena itu, membaca tak ubahnya olahraga bagi organ otak. Bila diberi latihan sejak dini, tentu otak akan berkembang lebih optimal. Tidak heran, World Literacy Foundation menyebutkan bahwa anak kecil yang lebih banyak membaca biasanya akan lebih pintar.

2. Menambah Kosakata

Perilaku yang ditanamkan pada anak usia dini adalah perilaku yang dipelajari seumur hidup. Maka itu, memaparkan kata-kata saat mengajari anak membaca berarti sama dengan mengajarinya kata-kata baru, Bun. 

Bahkan, sebuah studi yang dimuat pada Journal of Developmental and Behavioral Pediatrics memperkirakan bahwa anak-anak usia 5 tahun yang rutin dibacakan buku akan terpapar kurang lebih sekitar 1,4 juta kata lebih banyak daripada anak-anak yang tidak dibacakan buku.

Semakin banyak membaca, maka akan semakin banyak kosakata yang dimiliki si Kecil. Dengan begitu, anak memiliki kemampuan bicara yang baik. Rasa percaya dirinya pun akan meningkat karena pengetahuannya yang luas. 

3. Meningkatkan Kemampuan Bahasa dan Komunikasi

Mencari cara mengajari anak membaca sejak dini dianggap semakin penting karena bisa mendukung komunikasi si Kecil.

Dengan membaca, mereka tahu ada beberapa kata yang sama, tetapi artinya berbeda. Anak pun jadi tahu penggunaan kata-kata tersebut sesuai konteksnya. Selain itu, kemampuan komunikasinya pun bisa meningkat.

Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Applied Developmental Psychology mengungkapkan kaitan membaca dan kemampuan bahasa anak. 

Disebutkan bahwa orang tua yang sering membaca bersama anaknya yang berusia 8 bulan, berdampak positif pada kemampuan berbahasa bayi di usia 12 bulan. Hal ini terutama dialami oleh bayi perempuan. 

Baca Juga: Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini hingga Sekolah

Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Mengajari Anak Membaca

Cara cepat mengajari anak membaca akan berujung sia-sia jika kita melakukan kesalahan. Untuk itu, ada beberapa hal yang sebaiknya tidak dilakukan saat orang tua mengajari anak membaca.

1. Memaksa Anak Belajar Membaca

Saking bersemangat membantu anak-anak belajar membaca, orang tua malah justru membuat anak-anaknya benci membaca karena cara yang diajarkan tidak menyenangkan.

Hal ini terjadi jika latihan membaca dilakukan dengan cara-cara tidak menyenangkan. Misalnya, dipaksa belajar dengan teriakan keras dan aneka perintah bernada keras.

Contoh lainnya, ketika anak sibuk sendiri saat orang tua membacakan cerita, atau bahkan membolak-balikkan halaman buku saat cerita di halaman sebelumnya belum selesai diceritakan. Alih-alih memaksanya, orang tua bisa memberikannya pengertian dan tetap teruskan membaca. 

Jika anak tampak bosan dan ogah-ogahan mendengar cerita yang Bunda bacakan, cobalah untuk mencari buku lain yang lebih menarik, atau buku favoritnya dan bacakan kembali. Bila ini tidak berhasil, jangan memaksanya, Bun. Mungkin sekarang si Kecil sedang tidak ingin belajar membaca. 

Jika Bunda dan Ayah terus memaksa anak belajar membaca, mungkin si Kecil akan bisa membaca. Namun, mereka hanya menjadi orang yang bisa membaca semata. Bukan orang yang gemar membaca.

Ingatlah, Bun, setiap anak tentu memiliki tingkat kecepatan masing-masing dalam mempelajari berbagai hal, termasuk kemampuan membaca. Sebisa mungkin jangan membandingkan dengan kemampuan anak yang lain, ya. Jadi, pastikan cara mengajarkan anak membaca tetap nyaman dan menyenangkan untuk anak.

2. Tidak Memberi Contoh

Orang tua adalah contoh terbaik bagi anak-anaknya. Jika ingin mengajarkan anak belajar dan suka membaca, maka kita sebagai orang tua harus memberi contoh yang baik. Yakni, dengan membeli buku dan mengajaknya membaca bersama. Jangan sampai kita hanya membelikan buku tanpa pernah mendampingi mereka untuk membaca, ya.

3. Tidak Menciptakan Suasana yang Kondusif

Saat belajar membaca, anak membutuhkan lingkungan yang kondusif. Maka itu, jangan sampai saat mengajari anak membaca, kita membiarkan televisi menyala ya, Bun. Karena suara dan gambar televisi berpotensi mengganggu konsentrasi anak.

Situasi tidak kondusif lainnya adalah tidak memudahkan si Kecil dalam mengakses bahan bacaan. Misalnya, dengan menaruh buku-buku anak di dalam rak yang tinggi. Kondisi ini bisa membuat anak jadi ogah-ogahan untuk belajar membaca.

4. Jenis Bacaan Kurang Tepat

Apabila mendapat buku bacaan yang kurang tepat, si Kecil mungkin bisa enggan belajar membaca. Apalagi bila anak dibacakan deretan buku berkalimat panjang yang membuatnya lelah dan tidak termotivasi untuk belajar membaca. 

Jadi, sebaiknya si Kecil diberi bahan bacaan sesuai usianya ya, Bunda. Bagi anak usia dini, Bunda bisa memberikan buku bergambar dengan kalimat-kalimat pendek.

5. Mengajari Anak Membaca di Waktu Tak Tepat

Orang tua yang terlalu bersemangat mengajari anak membaca, terkadang tidak mempedulikan waktu. Alhasil, si Kecil diajak belajar membaca di waktu yang tidak tepat, atau bahkan berlarut-larut.

Lantas, kapan waktu yang dianggap tidak tepat mengajari anak membaca? Misalnya, saat si Kecil sibuk bermain. Termasuk, bila anak sedang lelah dan sudah mengantuk tapi dipaksa menyimak buku.

Baca Juga: Sudahkah Bunda Melatih Kemampuan Bahasa Anak Melalui Cerita?

Nah, itu dia Bun berbagai cara mudah mengajari anak membaca lengkap dengan manfaatnya. Sekarang, Bunda sudah lebih paham, bukan? Semoga bisa menjadi penyemangat Bunda dalam mendukung tumbuh kembang si Kecil.

Yuk, Bun, dapatkan lebih banyak lagi tips dan informasi penting lainnya untuk mendampingi si Kecil siap bersekolah dengan mendaftarkan diri di Klub Generasi Maju!

 

Referensi tambahan:

  1. Healthline. https://www.healthline.com/health/parenting/how-to-teach-toddler-to-read#can-you-do-it. Diakses pada 18 Oktober 2022.
  2. Kids Health. https://kidshealth.org/en/parents/reading-toddler.html. Diakses pada 18 Oktober 2022.
  3. Child Development Info. https://childdevelopmentinfo.com/learning/reading-instruction-children/songs-help-teach-reading/#gs.rn7n5z. Diakses pada 18 Oktober 2022.
  4. Child Language Teaching and Therapy. https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0265659013513813. Diakses pada 18 Oktober 2022.
  5. Journal of Developmental and Behavioral Pediatrics. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30908424/. Diakses pada 18 Oktober 2022.
  6. National Center on Early Childhood Development, Teaching and Learning. https://eclkc.ohs.acf.hhs.gov/sites/default/files/pdf/read-it-again.pdf. Diakses pada 18 Oktober 2022.
  7. Baby Center. https://www.babycenter.com/toddler/development/whats-the-best-way-to-teach-my-child-the-alphabet_6897.  Diakses pada 18 Oktober 2022.
  8. Hulme, C., & Snowling, M. J. (2015). Learning to Read: What We Know and What We Need to Understand Better. Child development perspectives, 7(1), 1–5. https://doi.org/10.1111/cdep.12005


Artikel Terpopuler

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di dalam website kami. Pelajari lebih lanjut