Bunda pasti khawatir melihat anak tidak mau makan nasi, mungkin maunya makan mie terus. Bahaya tidak, ya, kalau anak menolak makan nasi? Cari tahu penyebab dan solusinya di sini!
Alasan Anak Tidak Mau Makan Nasi
Tidak perlu terlalu panik ketika si Kecil menolak makan nasi sebab ini termasuk fase yang wajar dalam perkembangan anak di antara usia 2-4 tahun. Berikut beberapa penyebab anak menolak makan nasi:
- Sedang dalam fase pilih-pilih makan. Fase picky eating akan hilang di usia 5 tahun.
- Terlalu kenyang akibat makan camilan.
- Trauma karena dipaksa harus habiskan nasi.
- Tidak suka dengan tekstur nasi yang lembek, rasa nasi yang tawar, atau nasi yang sudah dingin.
Apakah Berbahaya Jika Anak Tidak Mau Makan Nasi?
Menolak makan nasi sebenarnya bukan masalah besar dan tidak berbahaya, selama anak masih mau mengonsumsi sumber karbohidrat lain yang punya nilai gizi serupa.
Jadi, kebutuhan karbohidrat anak 1-3 tahun sebesar 155 gram per hari tetap terpenuhi. Karbohidrat berperan sebagai sumber energi utama tubuh dan otak agar bisa berfungsi optimal.
Jika asupan karbohidrat kurang, anak bisa mudah lelah, sulit berpikir cepat, dan susah berkonsentrasi karena kadar gula dalam darahnya menurun drastis.
Baca Juga: Anak Tidak Mau Makan Nasi, Bolehkah Minum Susu Saja?
Cara Mengatasi Anak yang Tidak Mau Makan Nasi
Melihat peran karbohidrat dalam nasi yang penting untuk tumbuh kembangnya, banyak orang tua yang khawatir melihat anak tidak mau makan nasi sama sekali. Lalu, apa solusinya?
1. Olah Nasi Jadi Tidak Membosankan
Jika alasannya memang karena tidak suka dengan rasa atau tekstur nasi, Bunda bisa coba kreasikan nasi putih menjadi menu baru yang menarik untuk dicoba.
Misalnya, kreasikan menjadi nasi kepal yang dicampur rumput laut kering dan diisi ayam suwir seperti makanan jepang.
Inspirasi lainnya adalah dengan menambahkan bumbu rempah, kaldu gurih, dan potongan jamur saat menanak nasi. Seperti kalau Bunda membuat nasi hainan, nasi tim, atau nasi uduk.
2. Berikan Makanan Pengganti Nasi
Jika anak tetap tidak mau makan nasi, jangan khawatir. Masih banyak sumber karbohidrat yang ekonomis dan bisa diolah untuk menggantikan nasi seperti kentang, ubi, singkong, dan talas.
Selain itu, Bunda juga bisa memberikan roti, mie, atau pasta. Pilih yang terbuat dari gandum utuh (whole wheat) agar dapat memberikan energi dan rasa kenyang yang lebih lama.
Sebaiknya hindari memberikan mie atau pasta instan pada anak sebagai pengganti nasi ya, Bunda. Sebab, makanan instan mengandung pengawet, perasa buatan, dan rendah nutrisi.
Baca Juga: Anak Suka Melepeh Makanan, Apa Tips Mengatasinya?
3. Hindari Berikan Camilan Dekat Waktu Makan
Camilan bisa membuat si Kecil merasa kenyang. Jadi, memberikan camilan terlalu dekat dengan jadwal makan utama akan membuat anak tidak mau makan nasi dan lauk-pauk lainnya.
Untuk menghindari hal ini terjadi, tips memberikan camilan yang tepat adalah 3-4 jam setelah jadwal makanan utama.
Mengapa? Karena pada jangka waktu 2-3 jam lambung akan bekerja untuk memproses makanan yang sebelumnya disantap.
4. Jadikan Waktu Makan Lebih Menyenangkan
Supaya si Kecil mau makan nasi atau makanan pokok lainnya, Bunda bisa menyulap waktu makan menjadi lebih menyenangkan.
Salah satu caranya adalah mengajak anak makan bersama di meja makan dan menyingkirkan distraksi. Suasana makan bersama akan terasa lebih hangat dan bermakna untuk si Kecil.
Di samping itu, ia juga bisa melihat betapa Bunda dan Ayah menikmati makanan yang disajikan sehingga ia juga tertarik untuk mencoba dan menghabiskan isi piringnya.
5. Tetap Sabar dan Tidak Memaksa
Bunda tentunya khawatir melihat anak GTM sehingga kadang jadi tersulut emosinya. Namun, marah dan memaksa hanya akan membuat anak semakin tidak mau makan nasi, lho.
Kebiasaan memaksa anak untuk melakukan sesuatu sangat berpengaruh pada psikologis dan perilakunya. Anak yang terlalu sering dipaksa cenderung lebih memberontak dan keras kepala.
Jadi jika ia tidak mau makan, lebih baik jangan dipaksakan karena cara ini malah bisa menyebabkan si Kecil trauma.
6. Hindari Beri Banyak Minum Manis
Minuman manis seperti jus buah, susu rasa stroberi, atau teh dalam botol cepat sekali membuat si Kecil merasa kenyang, Bunda. Sebab, kandungan kalorinya sangat tinggi.
Maka sebaiknya Bunda tidak memberikan minuman manis pada si Kecil. Utamakan memenuhi kebutuhan cairan anak dengan air putih.
Namun sebelum makan utama, Bunda juga sebaiknya tidak memberikan air putih. Berikan setelah si Kecil selesai makan atau saat membutuhkan saja.
7. Coba Kurangi Porsi Nasinya
Bunda mungkin selama ini menganggap bahwa semakin banyak makan nasi semakin bagus.
Namun, hindarilah memberikan porsi makan nasi anak yang terlalu banyak buatnya. Karbohidrat sederhana dalam nasi bisa memberikan efek kenyang yang instan.
Ketika si Kecil tidak menghabiskan nasinya, Bunda mungkin jadi berpikiran anak tidak mau makan nasi. Padahal, si Kecil sebenarnya justru sudah keburu merasa kenyang.
Baca Juga: Cara Ampuh agar Anak Mau Makan Sayur, Bunda Perlu Tahu!
Apakah Anak Harus Selalu Makan Nasi?
Anak tidak harus selalu makan nasi, kok, Bunda. Ia bisa secara bergantian mengonsumsi sumber karbohidrat lain seperti ubi, kentang, dan jagung, didampingi lauk tinggi zat besi, protein, dan serat.
Contohnya sarapan jagung rebus, ayam panggang, dan brokoli. Kemudian, makan siang pakai ubi dan tumis buncis daging sapi. Untuk makan malam, kentang rebus dan ikan kuah kuning.
Sebagai pelengkap asupan nutrisi hariannya, Bunda juga bisa berikan susu pertumbuhan terfortifikasi seperti SGM Eksplor 1+ yang mengandung berbagai nutrisi penting untuk anak yang susah makan.
SGM Eksplor 1+ adalah satu-satunya susu pertumbuhan dengan IronC™, kombinasi unik antara Zat Besi & Vitamin C untuk memaksimalkan penyerapan nutrisi hingga 2x lipat.
Dilengkapi pula dengan DHA, Minyak Ikan, Omega 3&6, serta nutrisi penting lainnya, bantu si Kecil tumbuh maksimal jadi generasi maju yang berpikir cepat dan berani.
Setelah mencoba cara-cara di atas, semoga anak mau makan sendiri ya, Bun!
Dapatkan juga promo seputar produk SGM dan akses gratis ke berbagai tips parenting dan kumpulan resep makanan bergizi dengan mendaftar di Klub Generasi Maju. Daftar sekarang, gratis, Bun!
Referensi:
- IDAI. SULIT MAKAN PADA BAYI DAN ANAK. (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/sulit-makan-pada-bayi-dan-anak
- Editorial Team. https://www.moms.com/carbs-important-children-health/ Diakses pada 25 September 2022
- Editorial Team. Smart Parenting. https://www.smartparenting.com.ph/parenting/toddler/rice-alternatives-a2114-20211002 Diakses pada 25 September 2022
- Sunita Almatsier; Susirah Soetardjo; Moesijanti Soekatri; (1970, January 1). Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Perpustakaan BPPSDMK. Retrieved September 25, 2022, from http://perpustakaan.bppsdmk.kemkes.go.id/index.php?p=show_detail&id=1881
- https://teamkids.com.au/why-kids-need-carbohydrates/ Diakses pada 25 September 2022