Facebook Pixel Code 6 Manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan Cara Melakukannya

Manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan Cara Melakukannya

Manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan Cara Melakukannya

 

IMD adalah inisiasi menyusui dini yang dapat menentukan kesuksesan pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir. Apa manfaat IMD dan bagaimana cara melakukannya?

Apa yang Dimaksud dengan IMD?

Inisiasi menyusui dini atau disingkat IMD adalah proses menyusuI bayi segera setelah dilahirkan dengan membiarkan bayi mencari puting susu Bunda. 

Proses IMD dilakukan dengan meletakkan bayi dalam posisi tengkurap langsung di atas dada Bunda, tanpa ada halangan seperti baju, kain, selimut, atau barang lainnya. 

Selama prosesnya, bayi akan bergerak dengan merangkak dan menggerakkan kepalanya untuk menuju payudara Bunda. 

Dengan mengikuti naluri alaminya, bayi bisa menemukan puting payudara untuk menyusu pertama kalinya.

Baca Juga: Manfaat ASI bagi 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak

Apa Manfaat dari IMD?

IMD merupakan proses menyusui yang punya banyak manfaat untuk Bunda dan bayi. Sayangnya, tidak semua ibu yang baru melahirkan tahu apa itu IMD dan melakukannya setelah melahirkan.

Jadi, penting untuk Bunda memahami apa saja manfaat inisiasi menyusui dini agar bisa melakukannya sesegera mungkin ketika bayi lahir nanti.

Beberapa manfaat dari melakukan IMD adalah:

1. Bayi Mendapat Kolostrum

IMD idealnya harus dilakukan langsung segera saat bayi lahir atau dalam 1 jam setelah melahirkan dan tidak boleh ditunda.

Menyusui dalam satu jam pertama kelahiran berperan penting, terutama untuk memastikan bayi menerima kolostrum.

Kolostrum adalah ASI pertama berwarna kekuningan yang kaya gizi dan kerap disebut sebagai golden liquid. Komposisinya kaya akan antibodi, protein, vitamin larut lemak, serta mineral.

Kolostrum memiliki kandungan antibodi yang tinggi untuk membentuk perlindungan terhadap risiko infeksi pada bayi baru lahir. ASI pertama ini juga dapat membantu mencegah bayi mengalami penyakit kuning.

Hal ini karena susu kolostrum membantu memecah kelebihan kadar bilirubin dalam darah dan membuangnya lewat mekonium (feses pertama bayi).

Susu kolostrum juga mendorong pertumbuhan bakteri baik yang bekerja menjaga kesehatan pencernaannya.

Baca Juga: Kandungan Gizi ASI untuk Tumbuh Kembang Bayi

2. Bunda dan Bayi Merasa Lebih Tenang

Penempatan bayi yang tepat saat melakukan IMD adalah langsung di atas dada Bunda.

Pada tahap ini, terjadi kontak langsung antara kulit bayi dan kulit Bunda, yang dikenal sebagai skin-to-skin contact.

Kontak antar kulit ini memungkinkan bayi untuk merasakan kehangatan tubuh Bunda dan membantu menciptakan ikatan emosional yang kuat.

Selain itu, kontak langsung dengan kulit Bunda dapat membantu si Kecil merasakan detak jantung Bunda yang memiliki efek menenangkan.

3. Membantu Bayi Beradaptasi di Luar Rahim

Melalui skin-to-skin contact, sentuhan lembut dan hangat dari Bunda dapat mengatur sistem pernapasan serta detak jantung bayi.

Hal tersebut membantu bayi dapat beradaptasi lebih baik dengan kehidupan di luar rahim.

4. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Bayi

Saat IMD, bayi akan merayap di dada Bunda untuk mencari puting. Nah, kegiatan seperti merayap, menjilat, dan menyusu menuju payudara ini berfungsi sebagai kontak mikrobiom.

Kontak mikrobiom adalah saat bayi mendapatkan bakteri baik dari kulit Bunda.

Bakteri baik tersebut dapat mengurangi risiko infeksi pada bayi baru lahir, serta dapat meningkatkan sistem imun bayi untuk melawan bakteri berbahaya dari lingkungan sekitarnya.

IMD juga membantu bayi mendapatkan ASI pertama yang kaya antibodi untuk membentuk daya tahan tubuhnya. Jadi,  ASI pertama tidak boleh dibuang, ya.

Bunda justru perlu sesegera mungkin membiarkan si Kecil mendapatkan ASI pertama karena penting untuk mencegahnya dari berbagai risiko infeksi.

4. Mendukung Keberhasilan ASI Eksklusif

Bagaimana IMD dapat berpengaruh terhadap keberhasilan ASI eksklusif 6 bulan?

Ibu dan bayi yang diberikan kesempatan melakukan IMD disebut 8 kali lebih sukses menjalani pemberian ASI Eksklusif sampai 6 bulan dibandingkan dengan yang tidak.

Hal ini karena pemberian ASI eksklusif tidak terlepas dari komitmen ibu untuk menyusui dari sejak awal melahirkan dan kemauan bayi untuk menyusu.

Selama proses IMD Bunda juga mendapatkan penyuluhan tentang cara menyusui bayi benar, metode perlekatan yang tepat, serta manfaat menyusui sehingga pemberian ASI Eksklusif jadi lebih mudah dilakukan.

Baca Juga: 7 Tips Pemenuhan Nutrisi untuk Kesuksesan ASI Eksklusif

5. Meningkatkan Produksi ASI

Manfaat IMD adalah untuk memenuhi kebutuhan ASI bayi dengan baik. Namun dengan mulai menyusui sedini mungkin, Bunda juga akan bisa mendapatkan manfaatnya.

Semakin cepat Bunda menyusui si Kecil segera setelah lahir, tubuh akan memproduksi lebih banyak hormon oksitosin yang berfungsi meningkatkan produksi ASI secara alami.

Hal ini juga dipengaruhi oleh kekuatan isapan bayi pada payudara yang secara alami akan merangsang pelepasan oksitosin. Dengan rangsangan ini, ASI bisa keluar lebih banyak dan lancar.

Bunda tidak perlu cemas jika produksi ASI kurang atau ASI tidak langsung keluar setelah melahirkan.

Tubuh Bunda dirancang alami untuk memproduksi ASI sesuai kebutuhan si Kecil. Yang penting, Bunda tetap perlu menyusui bayi setiap 2-3 jam sekali untuk merangsang produksi ASI.

Selama ia mengisap payudara dengan efisien, produksi ASI akan bertambah secara alami.

6. Menurunkan Risiko Bayi Hipotermia (Kedinginan)

IMD tidak hanya memberikan manfaat nutrisi, tetapi juga dapat mengurangi risiko kematian bayi akibat hipotermia atau suhu tubuh turun drastis karena kedinginan. 

Hal ini karena suhu tubuh Bunda memberi kehangatan alami. Kulit Bunda punya kemampuan termoregulasi yang berfungsi sebagai respons langsung terhadap kondisi suhu tubuh bayi.

Artinya, kulit Bunda memungkinkan untuk memberi suhu hangat ketika bayi merasa kedinginan dan, sebaliknya, juga dapat menurunkan suhu tubuh ketika bayi merasa terlalu panas. 

Bagaimana Cara Melakukan IMD?

IMD hanya akan dilakukan pada bayi yang lahir dalam keadaan sehat tanpa komplikasi. Jika kondisi belum stabil, IMD mungkin tidak bisa dilakukan karena bayi memerlukan perawatan medis lebih lanjut. 

Jika bayi dinyatakan bisa IMD, perawat akan segera menempatkan bayi di atas dada Bunda segera setelah lahir dalam keadaan telanjang tanpa dibedong.

Kemudian, perawat akan menaruh selimut di atas punggung si Kecil untuk mencegahnya kedinginan.

Berikut ini panduan inisiasi menyusui dini (IMD) berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

  • Bayi akan diletakkan dalam keadaan telanjang setelah dibersihkan dan dikeringkan, kecuali kedua tangannya. Ini karena aroma cairan amnion (air ketuban) pada tangan bayi membantu bayi mencari puting payudara yang memiliki aroma serupa.
  • Pengeringan tubuh bayi tidak perlu dilakukan secara menyeluruh hingga lapisan verniks (lapisan lemak putih), karena verniks berfungsi sebagai penghangat tubuh bayi.
  • Setelah tali pusat dipotong dan diikat, bayi ditempatkan dalam posisi tengkurap di atas perut Bunda, dengan kepala bayi menghadap ke arah kepala Bunda.
  • Dalam waktu 12 - 44 menit setelah kelahiran, bayi akan mulai bergerak dengan menendang, menggerakkan bahu, kaki, dan lengannya. Bayi juga akan menggerakkan kepalanya ke dada Bunda sebagai stimulasi alami untuk merangsang produksi ASI.
  • Selanjutnya, bayi akan mencapai puting payudara dengan mengandalkan indra penciumannya. Proses ini dapat berlangsung antara 27 - 71 menit.
  • Saat bayi siap menyusu, biasanya proses menyusui pertama kali hanya berlangsung sebentar, sekitar 15 menit. 
  • Setelah itu, dalam 2 - 2,5 jam berikutnya, bayi mungkin tidak memiliki keinginan untuk menyusu.
  • Selama proses menyusui, bayi akan belajar mengkoordinasikan gerakan mengisap, menelan, dan bernapas secara bersamaan.
  • Setelah inisiasi menyusui dini, tindakan seperti menimbang atau pemeriksaan berat badan bayi serta penyuntikan vitamin dapat dilakukan oleh perawat.

Selama proses ini, Bunda disarankan untuk bersabar dan membiarkan bayi aktif bergerak mencari puting susu dengan usahanya sendiri.

Inisiasi menyusui dini dapat disebut berhasil apabila bayi mampu menemukan dan mengisap puting payudara Bunda dalam satu jam pertama setelah kelahiran.

Jika dalam waktu 1 jam setelah melahirkan, bayi tidak berhasil melekat pada puting. Dokter dan tim perawat akan mencobanya lagi untuk selama satu jam.

Seusai IMD, bayi akan tetap ditempatkan dalam jangkauan Bunda agar Bunda bisa terus menyusui sesuai dengan keinginan bayi.

Di sisi lain, keberhasilan IMD dan pemberian ASI eksklusif juga tak lepas dari dukungan positif yang Ayah berikan pada Bunda.

Peran Ayah saat mendampingi Bunda selama proses persalinan dan IMD adalah kunci penting untuk mendukung keberhasilan proses meng-ASI-hi si Kecil.

Baca Juga: Penyebab Bayi Tidak Mau Menyusu dan Cara Mengatasinya

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk IMD?

Sesuai dengan pedoman dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), sebaiknya waktu IMD adalah minimal selama satu jam atau hingga setelah pemberian ASI pertama.

Namun, sebenarnya skin-to-skin contact juga dapat diterapkan kapan saja bayi membutuhkan kenyamanan dan ketenangan. Jadi, bukan hanya saat bayi baru lahir, Bun.

Rekomendasi WHO menyarankan praktik skin-to-skin contact dapat dilakukan selama 8 hingga 24 jam setiap hari.

Panduan ini berlaku untuk semua bayi, termasuk bayi yang lahir prematur atau berat badan lahir lebih rendah dari seharusnya. 

Bunda juga bisa dapatkan tips ASI Eksklusif untuk memaksimalkan perjalanan meng-ASI-hi si Kecil sampai 6 bulan ke depan dengan mengunduh Panduan Bunda Menyusui. Gratis, Bun!

Referensi:

  1. Clinic, C. (2023). Kangaroo Care (Skin to Skin): What It Is & Benefits. Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/12578-kangaroo-care
  2. DINKES - Inisiasi Menyusu Dini (IMD). (2024). Kulonprogokab.go.id. https://dinkes.kulonprogokab.go.id/detil/12/inisiasi-menyusu-dini-imd
  3. IDAI | Inisiasi Menyusu Dini. (2019). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/inisiasi-menyusu-dini
  4. Skin-to-skin contact - Baby Friendly Initiative. (2023, January 27). Baby Friendly Initiative. https://www.unicef.org.uk/babyfriendly/baby-friendly-resources/implementing-standards-resources/skin-to-skin-contact/
  5. Rumah Sakit Universitas Indonesia. (2022, August 22). Ui.ac.id. https://rs.ui.ac.id/umum/berita-artikel/artikel-populer/peran-penting-inisiasi-menyusu-dini-imd
  6. IDAI | Perawatan Bayi Baru Lahir. (2014). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perawatan-bayi-baru-lahir
  7. Pekan Menyusui Sedunia: UNICEF dan WHO serukan dukungan yang lebih besar terhadap pemberian ASI di Indonesia seiring penurunan tingkat menyusui selama pandemi COVID-19. (2022). Unicef.org. https://www.unicef.org/indonesia/id/siaran-pers/pekan-menyusui-sedunia-unicef-dan-who-serukan-dukungan-yang-lebih-besar-terhadap
  8. IDAI | ASI Eksklusif pada Ibu yang Bekerja. (2019). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/asi-eksklusif-pada-ibu-yang-bekerja

 

Artikel Terpopuler