Facebook Pixel Code Bayi Gumoh Banyak Seperti Muntah, Apa Penyebabnya?

Bahayakah Bayi Gumoh Banyak Seperti Muntah?

Bahayakah Bayi Gumoh Banyak Seperti Muntah?

 

Sebagai orang tua baru, Bunda pasti merasa cemas melihat bayi gumoh banyak seperti muntah. Jika si Kecil sering mengalami hal ini, penting bagi Bunda untuk memahami penyebab dan cara yang tepat untuk mengatasinya. Yuk, simak artikel ini untuk mendapatkan informasi lebih lengkapnya, Bun.

Bayi Gumoh Banyak Seperti Muntah, Apakah Bahaya?

Gumoh adalah refleks alami bayi untuk mengeluarkan sebagian susu dari mulutnya saat atau setelah menyusu.

Gumoh umum terjadi hingga usia 1 tahun dan merupakan bagian normal dari perkembangan si Kecil. Biasanya, gumoh terjadi saat bayi minum terlalu banyak susu, ketika bayi bersendawa, atau bayi menelan udara dalam jumlah yang banyak.

Gumoh bisa menjadi tanda bahwa si Kecil sebetulnya sudah kenyang. Ketika menyusu sampai kekenyangan, si Kecil bisa mengeluarkan sebagian susu yang sudah ia telan. Sebab, kapasitas lambung bayi masih hanya sebesar bola pingpong dan katup lambungnya belum cukup kuat. Hingga mencapai usia 4 bulan, kapasitas lambungnya terbatas sehingga hanya bisa menampung jumlah susu yang sedikit. 

Lalu, seberapa banyak gumoh yang bisa dikatakan wajar? Setiap bayi bisa berbeda-beda, Bun. Namun pada umumnya, susu yang dikeluarkan saat gumoh hanya sekitar 1-2 sendok makan.

Namun jika gumoh yang keluar lebih dari 2 sendok makan, mirip seperti muntah, kejadiannya terlalu sering, dan disertai dengan berat badan yang tidak kunjung naik atau justru turun, Bunda harus waspada.

Terutama jika bayi gumoh banyak seperti muntah disertai dengan gejala lain seperti diare, demam, perut kembung, dan tidak adanya peningkatan berat badan yang seharusnya. Apabila hal ini terjadi, segera konsultasikan dengan dokter.

Baca Juga: Penyebab Bayi Sering Gumoh Terus dan Cara Mengatasinya

Kapan Bunda Harus Konsultasikan ke Dokter?

Gumoh merupakan hal yang umum terjadi pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi. Namun, perlu diingat bahwa bayi gumoh banyak seperti muntah juga perlu diwaspadai oleh Bunda, terutama jika disertai gejala-gejala berikut:

  • Gumoh yang disertai dengan masalah pernapasan, seperti tersedak, batuk, atau suara napas yang tidak biasa.

  • Gumoh dengan jumlah yang melebihi 2 sendok makan.

  • Berat badan susah naik.

  • Popok yang jarang penuh atau tidak seperti biasanya.

  • Tampak kurang bersemangat.

  • Menolak untuk menyusui.

  • Demam.

  • Mudah tersinggung dari biasanya.

  • Mengeluarkan cairan berwarna hijau atau kuning.

Jika bayi gumoh banyak seperti muntah dan disertai tanda-tanda seperti yang telah disebutkan di atas, penting bagi Bunda untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Gejala tersebut mungkin menunjukkan adanya masalah yang serius daripada gumoh biasa.

Kenapa Bayi Gumoh Banyak Seperti Muntah?

Gumoh yang normal sangat berbeda dengan muntah. Dalam kasus gumoh, susu biasanya akan keluar sendirinya dari mulut bayi.

Asalkan bayi masih terlihat nyaman, terus menyusui dengan baik, dan mengalami peningkatan berat badan yang optimal, Bunda tidak perlu khawatir. Gumoh yang tergolong normal tidak akan menghambat perkembangan bayi. Pertambahan berat badan bayi menunjukkan bahwa bayi tidak kehilangan kalori akibat gumoh.

Sementara jika muntah, bayi akan terlihat mengerang atau mengejan untuk berusaha keras memuntahkan susu dari mulutnya. Muntah juga sering kali disertai dengan tangisan keras dan bayi yang menjadi lebih rewel.

Biasanya, muntah pada bayi terjadi sebagai tanda atau gejala dari suatu kondisi penyakit. Karena itu, muntah sering kali disertai dengan gejala lain, seperti demam atau diare. Begitu juga dengan bayi gumoh banyak seperti muntah yang disertai dengan tanda atau gejala lain, Bunda harus segera memeriksakannya.

Nah, bayi yang sering gumoh dalam jumlah banyak hingga seperti muntah dan disertai dengan gejala diare, demam, perut kembung, dan tidak adanya peningkatan berat badan, mungkin disebabkan penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD).

Pada kasus GERD, gumoh atau muntah biasanya berhubungan dengan penurunan berat badan, ketidaknyamanan, menolak untuk menyusu, dan masalah pernapasan kronis. Oleh karena itu, kondisi ini memerlukan pemeriksaan oleh dokter.

Baca Juga: Cara Mudah Menyendawakan Bayi Setelah Minum Susu

Cara Mengatasi Bayi yang Sering Gumoh

Meskipun gumoh termasuk kondisi yang normal, Bunda bisa melakukan berbagai cara untuk mengatasi bayi yang sering gumoh. Berikut ini cara-cara yang bisa dilakukan.

1. Berikan ASI Secukupnya

Hindari memberi bayi banyak ASI dalam satu waktu. Sebaliknya, berikan ASI pada bayi dalam jumlah secukupnya tetapi dengan frekuensi yang lebih sering. Memberi terlalu banyak ASI dalam satu waktu membuat lambung bayi terlalu cepat terisi, sehingga menyebabkan gumoh berlebihan.

2. Sendawakan Bayi setelah Menyusu

Jangan lupa untuk selalu menyendawakan bayi setelah menyusu. Bersendawa ini dapat mencegah penumpukan udara di perut bayi. Sebab, gas berlebih di perut bayi bisa memicu terjadinya gumoh.

3. Posisikan Kepala Bayi Lebih Tinggi saat Menyusu

Saat menyusui bayi, pastikan jaga bayi dalam posisi tegak. Usahakan agar proses menyusui berlangsung dalam suasana yang tenang, sehingga bayi tidak merasa cemas atau terganggu. Tujuannya ialah mencegah bayi mengisap terlalu banyak udara bersamaan dengan ASI.

4. Gunakan Pakaian yang Tidak Terlalu Ketat

Pastikan pakaian atau popok bayi tidak terlalu ketat, dan hindari menggendong bayi untuk bersendawa dengan perut bayi yang berada persis di atas bahu Bunda. Ini bertujuan untuk mencegah tekanan pada perut bayi.

5. Hindari Menstimulasi Bayi setelah Menyusu

Hindari menggoyangkan atau menstimulasi bayi setelah menyusu. Upayakan agar bayi tetap dalam posisi tegak selama sekitar 30 menit untuk mencegah terjadinya gumoh yang berlebihan, sehingga susu dapat mengalir keluar dari lambung dan masuk ke usus kecil.

6. Pastikan Bayi Tidur dalam Posisi Telentang

Pastikan bayi tidak tidur dalam posisi tengkurap, Bun. Tidur dengan posisi tersebut dapat meningkatkan risiko sindrom kematian mendadak pada bayi (SIDS) dan juga menyebabkan bayi mengalami gumoh lebih banyak. Oleh karena itu, pastikan bayi tidur dalam posisi telentang.

Baca Juga: Kenali Penyebab Kolik pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Nah, itu dia penjelasan lengkap mengenai bayi gumoh banyak seperti muntah. Sebagai orang tua, Bunda tentu akan cemas ketika melihat si Kecil mengalami kondisi tersebut. Meski demikian, setelah mengetahui penyebab dan cara mengatasinya, semoga rasa khawatir Bunda diharapkan bisa berkurang ya.

Bunda juga bisa kunjungi Diary Generasi Maju untuk mendapatkan berbagai informasi, panduan, dan fitur untuk memaksimalkan tumbuh kembang si Kecil, lho! Yuk, kunjungi sekarang juga, Bun.

Referensi:

  1. IDAI | Bedanya “Gumoh” dan Muntah pada Bayi. (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bedanya-%E2%80%98gumoh%E2%80%99-dan-muntah-pada-bayi
  2. ‌Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1301/anak-muntah-saat-selesai-menyusu-normalkah
  3. ‌Crider, C. (2019, November 20). Is All This Baby Spit-Up Normal? Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/baby/baby-spit-up#takeaway
  4. ‌Spitting up in babies: What’s normal, what’s not. (2023). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/healthy-baby/art-20044329
  5. ‌Why Babies Spit Up. (2023). HealthyChildren.org. https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/feeding-nutrition/Pages/Why-Babies-Spit-Up.aspx
  6. ‌WebMD. (2006, March 8). Baby Spitting Up. WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/parenting/baby/spitting-up
  7. ‌Spitting up in babies: How much is normal and when it stops. (2022). BabyCenter. https://www.babycenter.com/baby/newborn-baby/why-babies-spit-up_1765
  8. ‌Parents. (2015). How to Deal With Your Baby’s Spit-Up. Parents. https://www.parents.com/baby/feeding/problems/spit-up-faqs/
  9. Spitting Up in Babies - familydoctor.org. Familydoctor.org. https://familydoctor.org/spitting-up-in-babies/

Artikel Terpopuler

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

call center bebeclub
foto careline