Anak memerlukan beragam nutrisi untuk tumbuh kembang yang optimal. Salah satu nutrisi yang penting bagi pertumbuhannya adalah zat besi. Yuk Bunda, simak manfaat, dampak defisiensi, dan sumber zat besi untuk anak agar si Kecil tumbuh menjadi generasi maju.
Manfaat zat besi untuk anak
Zat besi merupakan bagian penting dari hemoglobin, sebuah senyawa pada sel darah merah. Sebagai bagian dari hemoglobin, manfaat utama zat besi adalah mengantarkan oksigen dari paru-paru untuk digunakan oleh bagian-bagian dalam tubuh anak. Tanpa zat besi, hemoglobin tidak cukup kuat untuk mengangkut oksigen supaya dapat digunakan organ tubuh lainnya.
Selain itu, zat besi juga terlibat dalam pembuatan hemoglobin. Dengan kata lain, kadar zat besi yang sedikit di dalam tubuh anak dapat membuat tubuh hanya memiliki sel darah merah yang sedikit.
Berikut adalah kebutuhan zat besi harian si Kecil menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia:
-
0-5 bulan: 0,3 mg
-
6-11 bulan: 11 mg
-
1-3 tahun: 7 mg
-
4-6 tahun: 10 mg
Dampak jika asupan zat besi pada anak kurang
Kekurangan zat besi membuat anak sulit untuk mendapatkan manfaat nutrisi ini. Ada banyak dampak negatif dari kekurangan nutrisi ini.
Pertama, bayi dan anak-anak membutuhkan zat besi untuk menunjang pertumbuhan otak. Kajian berjudul Iron Needs of Babies and Children yang dibuat oleh Canadian Pediatric Society juga menjelaskan bayi yang kekurangan zat besi dapat menunjukkan tanda-tanda:
Kurangnya zat besi juga memengaruhi si Kecil yang sudah sekolah dengan tanda-tanda meliputi:
Anemia pada anak akibat kurangnya zat besi
Selain mencegah mudah lelah dan tubuh yang lemah, manfaat zat besi untuk anak adalah mengurangi risiko timbulnya anemia pada anak akibat kekurangan nutrisi ini. Kondisi ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup umum terjadi pada anak. Pemicu utamanya adalah kebutuhan zat besi yang tak terpenuhi.
Seorang anak dapat kekurangan zat besi jika:
-
Tidak mengonsumsi makanan kaya zat besi
-
Pertumbuhan anak yang cepat tidak diikuti dengan penambahan konsumsi makanan mengandung zat besi
-
Perdarahan akibat masalah saluran pencernaan
Anemia akibat kekurangan zat besi harus dicegah karena akan menghambat tumbuh kembang anak.
Makanan kaya zat besi untuk anak
Cara mudah dalam mencegah kekurangan zat besi adalah melalui makanan yang dikonsumsi si Kecil. Setiap bayi lahir dengan cadangan zat besi yang didapatkan saat di dalam rahim Bunda. Oleh sebab itu, kebutuhan zat besi bayi hingga 6 bulan sudah dapat terpenuhi hanya dengan ASI eksklusif.
Lalu, bagaimana dengan bayi berusia di atas 6 bulan? Bunda sebaiknya tidak terlambat memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) pada si Kecil. Alasannya karena kebutuhan zat besi meningkat jauh dari sebelumnya. Berikan sereal bayi mengandung zat besi, puree kacang polong, atau pure daging supaya kebutuhan zat besinya terpenuhi.
Setelah anak menginjak usia 1 tahun, makanan sehat dan bervariasi dapat memenuhi kebutuhan zat besi harian. Berikut adalah sejumlah makanan kaya manfaat zat besi untuk anak:
-
Daging sapi, daging ayam, hati
-
Daging ikan dan makanan laut, seperti udang
-
Telur
-
Buncis dan kacang polong
-
Sayuran berdaun hijau, seperti bayam, brokoli, kubis, kacang hijau
Bunda juga harus memperhatikan asupan vitamin C si Kecil karena vitamin tersebut membantu tubuh menyerap zat besi lebih baik. Jeruk dan stroberi dapat menjadi pilihan buah-buahan kaya vitamin C. Untuk sayuran, tomat, brokoli, dan paprika merah merupakan sumber yang baik untuk anak.
Selain sumber di atas, bantu penuhi kebutuhan zat besi dan nutrisi penting lainnya untuk si Kecil dengan memberikan susu formula, Bunda.
Referensi
Iron needs of babies and children. (2007). Paediatrics & Child Health, 12(4), 333-334. https://doi.org/10.1093/pch/12.4.333
Iron. (n.d.). Nemours KidsHealth -
the Web's most visited
site about
children's health.
https://kidshealth.org/en/parents/iron.html#:~:text=Infants%20ages%207%E2%80%9312%
20months,girls%20should%20get%2015%20milligrams
Iron-deficiency anemia in children. (2019, April 21). A Non-Profit Hospital in Los Angeles | Cedars-Sinai.
Retrieved September 15, 2020, from https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions---
pediatrics/i/iron-deficiency-anemia-in-children.html
Is your child getting enough iron? (2019, December 10). Mayo Clinic.
https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/childrens-health/in-depth/iron-deficiency/art-20045634
Ozdemir, N. (2015). Iron deficiency anemia from diagnosis to treatment in children. Türk Pediatri Arşivi, 50(1),
11-19. https://doi.org/10.5152/tpa.2015.2337
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2019 TENTANG ANGKA KECUKUPAN
GIZI YANG DIANJURKAN UNTUK MASYARAKAT INDONESIA. (n.d.).
Kementerian Kesehatan
Republik
Indonesia.
https://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_
Angka_Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf