Tahukah Bunda, selain kulit pucat dan lemas, ciri anak kurang zat besi juga bisa menyebabkan kebiasaan makan benda tak lazim? Yuk, cari tahu ciri lain dan cara menambah zat besi anak!
Ciri Anak Kurang Zat Besi
Anak bisa kekurangan zat besi karena pola makan yang rendah zat besi (iron). Berikut adalah beberapa gejala kurang zat besi yang sering muncul pada anak:
1. Kulit Pucat
Ciri anak kurang zat besi yang pertama adalah kulit tampak pucat. Hasil penelitian menyebutkan, kulit pucat akibat kekurangan zat besi lebih terlihat pada telapak tangan dan bagian dalam kelopak mata.
Semburat warna merah di bawah kulit telapak tangan dan sisi dalam kelopak mata berasal dari hemoglobin dalam darah. Hemoglobinlah yang memberi warna merah pada sel darah merah.
Kekurangan zat besi (iron) menyebabkan sel darah merah kekurangan hemoglobin sehingga warna merah khas darah menjadi tidak terlalu merah.
2. Mudah Lelah
Anak yang kekurangan zat besi mudah merasa lelah. Lelah itu biasa, terutama jika si Kecil habis bermain atau belajar yang dapat hilang setelah istirahat cukup.
Namun, lelah akibat kekurangan zat besi bertahan lama meski setelah istirahat, dan seringnya disertai pucat, sesak napas, dan gejala anemia lain.
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anak mudah lelah karena zat besi (iron) diperlukan untuk produksi hemoglobin yang mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh.
3. Sering Murung
Penelitian menunjukkan, kurangnya kadar zat besi (iron) dalam tubuh anak berkaitan dengan suasana hati yang buruk dan rasa rendah diri, hingga kehilangan minat dalam beraktivitas sehari-hari.
Anemia defisiensi besi dapat berdampak besar terhadap kesehatan mental akibat berkurangnya pasokan oksigen ke otak.
Baca Juga: 6 Dampak Kekurangan Zat Besi pada Anak yang Harus Diwaspadai
4. Sering Sakit Kepala
Sering sakit kepala juga termasuk salah satu ciri anak kurang zat besi (iron).
Kekurangan zat besi (iron) mengurangi kadar oksigen dalam darah, membuat otak lebih sensitif terhadap rasa sakit dan menyebabkan sakit kepala yang sering dan berulang.
Menurut penelitian tahun 2023, defisiensi zat besi (iron) yang parah juga berkaitan dengan risiko sakit kepala sebelah atau migrain.
5. Sulit Tidur Malam
Anemia defisiensi dapat mengganggu kualitas tidur anak karena rendahnya kadar zat besi yang memengaruhi hormon tidur, seperti serotonin dan dopamin.
Kelelahan akibat anemia juga bisa mengganggu kualitas tidur anak, karena membuat mereka kurang aktif berkegiatan dan jarang terpapar sinar matahari.
6. Sering Merasa Dada Berdebar
Salah satu ciri anak kurang zat besi adalah sering mengeluh dadanya terasa berdebar. Hal ini karena zat besi berperan penting memproduksi hemoglobin yang membawa oksigen dalam darah.
Ketika kekurangan zat besi, kadar hemoglobin ikut turun sehingga jantung harus bekerja ekstra keras untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Sensasi dada berdebar akan lebih terasa saat anak beraktivitas fisik atau dalam kondisi stres, karena tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen.
7. Mudah Sakit
Zat besi dibutuhkan untuk menjaga sistem kekebalan tubuh tetap optimal. Sebaliknya, kekurangan zat besi dapat meningkatkan risiko anak mudah tertular infeksi.
Itu kenapa, salah satu ciri anak kurang zat besi adalah sering sakit.
8. Sulit Konsentrasi
Anak yang kurang zat besi umumnya sulit berkonsentrasi, karena tanpa zat besi (iron) yang cukup otak tidak menerima pasokan oksigen yang memadai untuk bisa berfungsi secara efisien.
Zat besi juga membantu memproduksi neurotransmitter seperti dopamin, yang penting untuk konsentrasi. Kurang zat besi dapat mengganggu fungsi kognitif, sehingga membuat fokus menjadi lebih sulit.
Baca Juga: 7 Cara Mudah Mencegah Defisiensi Zat Besi pada Anak
9. Prestasi Belajar Menurun
Kekurangan zat besi (iron) dapat memengaruhi kemampuan kognitif seperti memori dan konsentrasi, yang menyebabkan anak sulit fokus selama belajar atau menyelesaikan tugas.
Anak-anak yang kekurangan zat besi juga seringnya mengalami kelelahan sehingga sulit untuk tetap semangat dan terlibat aktif di kegiatan sekolah.
Selain itu, kekurangan zat besi melemahkan imun yang membuat anak sering sakit sehingga harus sering absen izin tidak masuk sekolah. Akibatnya, prestasi akademis anak menurun.
10. Nafsu Makan Berkurang
Nafsu makan kurang bisa menjadi salah satu ciri anak kurang zat besi, tapi seringkali tidak disadari orang tua.
Kekurangan zat besi menyebabkan anak merasa lelah dan lemah yang mengurangi keinginan mereka untuk makan. Nah, ada hormon bernama ghrelin yang biasanya membantu membuat anak merasa lapar.
Pada anak dengan anemia defisiensi besi, kadar hormon ini sebenarnya bisa naik. Namun meski ghrelinnya tinggi, mereka tetap tidak mau makan.
11. Berat Badan Sulit Naik
Berat badan anak yang sulit naik juga dapat disebabkan oleh kekurangan zat besi (iron). Perubahan berat badan tersebut bisa disebabkan oleh anemia yang memengaruhi nafsu makan anak.
Anemia memiliki hubungan dengan defisiensi nutrisi sehingga mengakibatkan penurunan berat badan. Sebaliknya, kondisi penurunan berat badan juga dapat menyebabkan anemia.
12. Lidah Sakit atau Bengkak
Ciri anak kurang zat besi (iron) berikutnya adalah lidah atau mulutnya terlihat bengkak. Menurut penelitian, anak yang mengalami anemia defisiensi zat besi juga lebih sering merasa nyeri di bagian mulut.
Gejala lainnya adalah mulut kering, sensasi terbakar di area mulut, lidah terbakar, sariawan, hingga retakan merah di sudut mulut.
13. Suka Makan Benda Tak Lazim
Kekurangan zat besi (iron) juga menyebabkan anak punya dorongan untuk mengonsumsi benda yang tak lazim, seperti es batu, kertas, atau kapur. Kondisi ini disebut dengan pica.
Penyebab pasti hubungan antara kekurangan zat besi dan pica belum sepenuhnya dipahami. Kekurangan zat besi diduga mengganggu kerja otak untuk mengatur rasa lapar dan keinginan makan (ngidam).
Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak, di mana otak yang kekurangan zat besi dapat meningkatkan nafsu makan terhadap non-makanan sebagai cara mengatasi kekurangan nutrisi penting.

Baca Juga: 6 Cara Mudah Mencegah Anemia pada Anak
Jika Bunda sudah mencurigai beberapa ciri anak kurang zat besi di atas, segera cek kecukupan kadar zat besi si Kecil di Kalkulator Zat Besi! Cukup isi 7 pertanyaan singkat, Bunda bisa tahu risiko kekurangan zat besi pada si Kecil.
Bagaimana Cara Menambah Zat Besi pada Anak?
Untuk mengatasi ciri-ciri di atas, kunci utamanya adalah menambah asupan zat besi anak agar kebutuhan hariannya terpenuhi sesuai standar. Berikut cara yang harus Bunda lakukan:
1. Berikan Makanan Tinggi Zat Besi
Zat besi paling banyak di makanan apa saja? Secara umum, zat besi paling banyak terdapat dalam makanan protein hewani. Zat besi dari protein hewani juga lebih mudah diserap tubuh.
Contoh makanan kaya zat besi dari protein hewani adalah daging merah (sapi atau kambing), daging ayam, telur, seafood (tuna, salmon, sarden, kerang-kerangan), hingga hati sapi dan hati ayam.
Berikan makanan protein hewani minimal 2x sehari, yang dilengkapi dengan protein nabati. Sumber protein nabati juga ada yang mengandung zat besi, misalnya:
- Roti gandum utuh dan pasta
- Sereal sarapan yang diperkaya zat besi
- Buah-buahan kering
- Kacang-kacangan dan biji-bijian
- Polong-polongan
- Sayuran berdaun hijau tua, seperti bayam dan brokoli
- Tahu
Baca Juga: 15 Sayuran yang Mengandung Zat Besi untuk Anak
2. Konsumsi Suplemen Zat Besi
Kapan anak perlu suplemen zat besi? IDAI merekomendasikan suplementasi besi diberikan kepada semua anak sampai usia 5 tahun, terutama anak usia 0-2 tahun.
Pada anak usia 1-2 tahun, suplemen zat besi (elemental iron) dapat diberikan dengan dosis 2 mg/kg berat badan/hari selama 3 bulan. Dosis maksimal dapat sampai 30 mg/hari.
Lalu pada anak usia 2-5 tahun, dosis suplemen yang direkomendasikan adalah 1 mg/kg berat badan/hari untuk 2x/minggu selama 3 bulan.
Agar lebih yakin berapa dosis suplemen zat besi yang tepat untuk si Kecil, konsultasi ke dokter terlebih dahulu ya, Bun!
3. Kombinasikan dengan Sumber Vitamin C
Jika Bunda mulai curiga ada ciri anak kurang zat besi, optimalkan asupan makanan sumber vitamin C untuk maksimalkan proses penyerapan zat besi dari makanan yang si Kecil makan.
Buah-buahan berwarna cerah seperti jeruk, melon, stroberi, serta sayuran hijau tua seperti brokoli dan bayam merupakan sumber vitamin C yang bagus untuk anak.
Selain mendukung penyerapan zat besi, vitamin C juga berfungsi penting dalam memperkuat sistem imun anak.
4. Berikan Susu Tinggi Zat Besi
Pastikan si Kecil mendapat asupan zat besi maksimal dengan memberikan susu pertumbuhan yang difortifikasi zat besi. Hindari susu sapi biasa karena kandungan kalsiumnya dapat menghambat penyerapan zat besi.
Batasi juga konsumsi susu anak usia 1-5 tahun hingga 2 gelas per hari, masing-masing 200-250 ml agar tidak berlebihan.
Selain itu, atur jadwal minum susunya dengan memberi jarak 2-3 jam sebelum atau setelah makan utama agar penyerapan zat besi tetap optimal.
Bunda bisa pilih SGM Eksplor 1+, sebagai satu-satunya susu pertumbuhan dengan IronC™, yaitu kombinasi unik zat besi & vitamin C untuk dukung penyerapan zat besi hingga 2x lipat.
Bunda bisa konsultasi langsung dengan NutriCare Expert 24 jam lewat WhatsApp. Tim ahli siap menjawab semua pertanyaan dan keresahan Bunda secara cepat.