Facebook Pixel Code 5 Manfaat Penting Zat Besi untuk Tumbuh Kembang Anak

5 Manfaat Penting Zat Besi untuk Tumbuh Kembang Anak

5 Manfaat Penting Zat Besi untuk Tumbuh Kembang Anak

Kebutuhan zat besi untuk anak harus diperhatikan dengan baik lho, Bunda! Sebab kekurangan zat besi dapat berisiko menyebabkan penyakit serius yang mengganggu tumbuh kembang anak. 

Yuk Bunda, simak pengertian, manfaat, dampak defisiensi, dan daftar makanan sumber zat besi untuk anak agar tumbuh optimal menjadi generasi maju!

Manfaat Zat Besi untuk Anak

Zat besi adalah mineral yang berperan penting dalam pembentukan hemoglobin dan mioglobin dalam sel darah merah.  

Hemoglobin merupakan protein yang ada di dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Sementara itu, mioglobin merupakan protein yang berperan menerima, menyimpan, dan melepas oksigen di dalam sel-sel otot. Oksigen diperlukan sel untuk mengubah glukosa menjadi energi yang dibutuhkan anak untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti bergerak, mencerna makanan, membangun kekebalan tubuh, memulihkan kondisi tubuh setelah sakit, juga menyingkirkan limbah racun sisa metabolisme. Tanpa oksigen dalam darah, tubuh si Kecil tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Di dalam tubuh, zat besi juga berperan penting dalam pembentukan hormon yang berperan mendukung tumbuh kembang anak. 

Selain untuk pembentukan hemoglobin, mioglobin, dan enzim asupan zat besi memiliki peran lain yang sangat penting bagi tubuh. 

1. Mencegah Anemia

Manfaat zat besi yang utama adalah mengurangi risiko timbulnya anemia pada anak akibat kekurangan nutrisi ini. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup umum terjadi pada anak.

Pemicu utamanya adalah kebutuhan zat besi yang tak terpenuhi. Seorang anak dapat kekurangan zat besi jika: 

:

 

  • Kurang asupan makanan yang mengandung zat besi heme (zat besi yang berasal dari makanan hewani).

  • Pertumbuhan anak yang cepat tidak diikuti dengan penambahan konsumsi makanan mengandung zat besi.

  • Kehilangan zat besi secara berlebihan akibat pendarahan saluran cerna. 

  • Minum susu sapi murni berlebihan

  • Berat badan berlebih (obesitas).

  • Memiliki infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri, virus, maupun parasit.

Anemia akibat kekurangan zat besi harus dicegah karena akan menghambat tumbuh kembang anak.

Baca Juga: 7 Tanda Anak Kekurangan Zat Besi yang Perlu Bunda Pahami

2. Mendukung Perkembangan Sistem Saraf

Bunda, tahukah kalau otak kita mengandung miliaran sel saraf? Miliaran sel saraf ini harus terhubung antar satu sama lain lewat perantara serabut saraf supaya otak bertanggung jawab bisa optimal menerima dan mengirimkan perintah ke otot atau bagian tubuh lain.

Agar serabut-serabut saraf ini dapat berhubungan dengan baik, perlu adanya pembentukan mielin atau selubung saraf. Nah, pembentukan dan pemeliharaan kekuatan mielin sangat membutuhkan peran dari zat besi. 

Kegagalan dalam perkembangan sel saraf nantinya akan sangat berpengaruh pada kecerdasan dan kemampuan motorik anak. 

3. Mendukung Kecerdasan Anak

Seperti yang telah Bunda ketahui, zat besi berperan untuk membentuk hemoglobin yang bertugas mengantarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, termasuk ke otak.

Otak membutuhkan oksigen untuk berfungsi. Oksigen membantu mengirim sinyal saraf dan pesan dari otak ke seluruh tubuh. Faktanya, otak menggunakan sekitar seperlima dari total suplai oksigen tubuh kita untuk bisa menjalankan segala fungsinya ini.

Oleh karena itu, anak memerlukan asupan zat besi yang cukup agar otak mendapatkan kadar oksigen yang juga cukup. 

Kekurangan zat besi dalam tiga tahun pertama anak dilaporkan dapat berdampak pada kemampuan anak untuk belajar, konsentrasi, dan menyimpan memori secara efektif. Kekurangan oksigen dalam darah akibat anemia juga dapat berakibat anak susah berpikir jernih dan rentan salah tangkap.

Bahkan, seorang anak yang kekurangan zat besi kronis menunjukkan penurunan skor IQ yang cukup besar, hingga 10 poin. Tentunya, semua dampak mengkhawatirkan ini dapat memengaruhi kesiapan si Kecil untuk belajar di sekolah nanti, Bunda.

Baca juga: Nutrisi Otak yang Harus Dipenuhi untuk Perkembangan Bayi

4. Membangun Perilaku Positif

Asupan zat besi yang mencukupi selama periode emas anak ternyata berpengaruh besar terhadap pembentukan perilaku si Kecil.

Menurut IDAI, anak yang kekurangan zat besi lebih mudah rewel dan cepat marah karena anemia dapat menyebabkan rasa lelah dan penurunan nafsu makan. 

Karena suasana hatinya buruk, si Kecil jadi enggan berinteraksi dan tidak bersemangat menjalani aktivitas hariannya dengan baik.

5. Meningkatkan Kualitas Tidur 

Susah tidur nyenyak ternyata juga merupakan salah satu gejala umum dari kurangnya zat besi dalam tubuh anak. Kekurangan zat besi pada anak dikaitkan dengan perubahan pola tidur jangka pendek dan jangka panjang yang dapat berpengaruh pada kelancaran tumbuh kembang anak.

Benar, Bun. Dalam jangka panjang, pertumbuhan anak mungkin terdampak jika ia tidak mendapatkan cukup tidur. Itu karena hormon pertumbuhan biasanya dilepaskan saat tidur. Jika anak terus-terusan kurang tidur, tubuhnya tidak akan memproduksi hormon pertumbuhan dalam jumlah yang cukup.

Kurang tidur juga dapat mempengaruhi hormon lainnya yang berperan dalam tumbuh kembang anak.

Ketika tidur si Kecil berkualitas, ia akan bangun dengan kondisi badan lebih segar sehingga ia lebih siap dan bersemangat untuk menjalani harinya.

Baca juga: Tips Menyiapkan Menu MPASI untuk Si Kecil

Apa Akibatnya Jika Anak Kekurangan Zat Besi? 

Kekurangan zat besi memberikan dampak yang cukup buruk bagi tumbuh kembang anak. Aspek yang terpengaruh antara lain kecerdasan, perilaku, dan kemampuan motornya.  Menurut beberapa studi yang dirangkum oleh IDAI, dampak negatif ini bahkan bertahan hingga anak tumbuh dewasa. 

Selain beberapa kondisi yang telah disebutkan di atas, kekurangan zat besi juga bisa menyebabkan anak terkena Anemia Defisiensi Besi (ADB). Penyakit ini cukup sering diderita oleh anak-anak pada akhir masa bayi dan awal masa kanak-kanak. 

Menurut IDAI, ada beberapa gejala khusus yang ditunjukkan oleh anak yang menderita kekurangan zat besi antara lain:

  • Pucat kronis.

  • Lemas.

  • Mudah lelah.

  • Menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. 

  • Gangguan prestasi belajar. 

  • Gangguan perilaku.

Cara Memenuhi Kebutuhan Zat Besi Anak

Anak membutuhkan asupan zat besi setiap hari. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, anak usia 1-3 tahun membutuhkan 7 mg zat besi per hari, sementara untuk anak 4-6 tahun ditingkatkan menjadi 10 mg per hari. 

Nah, ada beberapa hal yang dapat Bunda lakukan untuk memastikan kebutuhan zat besi si Kecil tercukupi, antara lain:

1. Berikan Makanan Tinggi Zat Besi

Cara mudah untuk mencegah kekurangan zat besi adalah melalui makanan yang dikonsumsi si Kecil. Pastikan Bunda memberikan makanan yang mengandung zat besi hewani maupun nabati minimal 2 kali dalam sehari. 

Ada dua jenis sumber asupan zat besi yaitu heme (hewani) dan non-heme (sayuran). Sumber besi heme lebih mudah diserap oleh tubuh yaitu sebesar 23%. Sementara itu, sumber besi non-heme hanya dapat diserap oleh tubuh sebesar 3-8% saja.  

Kemudian, Bunda juga perlu tahu bahwa sumber zat besi heme terbaik bisa didapatkan dari daging berwarna merah seperti daging sapi dan kambing. 

Berikut adalah daftar sumber zat besi hewani beserta besaran kandungannya: 

  • Daging sapi cincang ¼ ons (kandungan zat besi 0,8 mg).

  • Daging kambing ¼ ons (kandungan zat besi 1 mg).

  • Setengah potong hati ayam (kandungan zat besi 3.6 mg).

  • Setengah potong hati sapi (kandungan zat besi 1,7 mg).

  • Setengah potong sosis sapi (kandungan zat besi 0,8 mg).

  • Telur 1 butir (kandungan zat besi 0,8 mg).

Lebih lanjut, berikut sumber zat besi sayuran beserta kandungannya per penyajian:

  • Brokoli 9 kuntum (kandungan zat besi 0,2 mg).

  • Bayam 3 ikat (kandungan zat besi 1 mg).

  • Tahu 150 gram (kandungan zat besi 2.4 mg).

  • Tempe 100 gram (kandungan zat besi 2.7 mg).

  • Tauge 100 gram (kandungan zat besi 1mg).

  • Kol 100 gram (kandungan zat besi 0.5 mg).

2. Kombinasikan dengan Makanan Tinggi Vitamin C

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sumber zat besi sayuran lebih susah untuk diserap oleh tubuh. Untuk meningkatkan daya serapnya sebesar 2 kali lipat, Bunda dapat memberikan anak asupan makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk, jambu merah, pepaya, tomat, dan masih banyak lagi.  

 

3. Jangan Sajikan Teh Saat Anak Makan 

Teh mengandung asam fitat dan tanin yang dapat menghambat proses penyerapan zat besi dalam tubuh. Maka itu, Bunda sangat tidak disarankan untuk memberikan anak minum teh di waktu makannya.

Jika si Kecil ingin minum teh, beri jeda lebih dari satu jam setelah atau sebelum makan, ya, supaya penyerapan zat besi dalam tubuhnya tetap optimal.

Baca juga: 5 Daftar Sayuran dan Buah-Buahan Sumber Vitamin Zat Besi untuk Anak

4. Berikan Susu Pertumbuhan Terfortifikasi Zat Besi

Hal lain yang dapat Bunda lakukan untuk mendukung asupan zat besi si Kecil adalah memberikan susu pertumbuhan terfortifikasi seperti SGM Eksplor 1+ dua kali sehari, yaitu pagi saat sarapan dan malam sebelum tidur.

SGM Eksplor 1+ adalah satu-satunya susu pertumbuhan dengan IronC™, yaitu kombinasi unik Zat Besi & Vitamin C untuk memaksimalkan penyerapan nutrisi hingga 2x lipat. Dilengkapi juga dengan DHA, Minyak Ikan, Omega 3&6 serta nutrisi penting lainnya, bantu si Kecil tumbuh maksimal jadi generasi maju yang berpikir cepat dan berani. ​

 

Referensi tambahan:

  1. “Office of Dietary Supplements - Iron.” Nih.gov, 2022, ods.od.nih.gov/factsheets/Iron-Consumer/#:~:text=Iron%20is%20a%20mineral%20that,that%20provides%20oxygen%20to%20muscles.. Accessed 29 Nov. 2022.

  2. ‌“IDAI | Pastikan Bayi Anda Cukup Zat Besi?” Idai.or.id, 2017, www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pastikan-bayi-anda-cukup-zat-besi. Accessed 29 Nov. 2022.

  3. Sebagai, Disusun, et al. HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI TEH DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI SMA NEGERI 1 BANYUDONO. http://eprints.ums.ac.id/83576/17/NASKAH%20PUBLIKASI%20NEW.pdf. Accessed 30 Nov. 2022.

  4. “IDAI | Apakah Makanan Pendamping ASI (MPASI) Komersial Berbahaya Buat Bayi?” Idai.or.id, 2017, www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/apakah-makanan-pendamping-asi-mpasi-komersil-berbahaya-buat-bayi#:~:text=MPASI%20komersial%20dianggap%20berbahaya%20karena,yang%20berbahaya%20bagi%20kesehatan%20bayi.. Accessed 30 Nov. 2022.

  5. Gurnida, Dida. Revolusi Kecerdasan: Nutrisi Bagi Perkembangan Otak. pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/11/Pustaka_Unpad_Revolusi_-Kecerdasan.pdf. Accessed 30 Nov. 2022.

  6. Fretham, Stephanie J. B., et al. “The Role of Iron in Learning and Memory.” Advances in Nutrition, vol. 2, no. 2, 1 Mar. 2011, pp. 112–121, www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3065765/, 10.3945/an.110.000190. Accessed 30 Nov. 2022.

Artikel Terpopuler

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di dalam website kami. Pelajari lebih lanjut