Zat besi (iron) adalah nutrisi yang diperlukan untuk membentuk sel darah merah (hemoglobin). Jika asupannya kurang, si Kecil berisiko anemia. Bagaimana cara mengatasi kurang zat besi pada anak?
Ciri-Ciri Anak Kekurangan Zat Besi
Sebelum mengetahui cara mengatasi kurang zat besi pada anak, ketahui dulu yuk ciri anak kekurangan zat besi (iron) yang paling sering ditemui, yakni:
- Pucat yang berlangsung lama (kronis).
- Lemas atau mudah lelah.
- Anak gampang sakit atau mudah tertular infeksi karena daya tahan tubuhnya menurun.
- Gangguan mood dan perilaku, seperti mudah marah, murung, serta sulit mengendalikan diri.
- Gangguan prestasi belajar, seperti susah berkonsentrasi, menyerap informasi, dan menyimpan memori.
- Gangguan makan bernama pica yang membuat anak ingin mengonsumsi benda tak wajar seperti es batu, sabun, kertas, tanah, dan lainnya.
Cara Mencegah dan Mengatasi Kurang Zat Besi pada Anak
Bunda perlu tahu apa yang harus dilakukan jika anak kekurangan zat besi (iron) agar tumbuh kembang anak dapat optimal. Berikut penjelasan detailnya:
1. Berikan Makanan Kaya Zat Besi
Solusi paling mudah yang dapat Bunda lakukan untuk menjaga asupan zat besi (iron) anak adalah memberikan makanan sehat kaya zat besi (iron) minimal 2 kali dalam sehari.
IDAI menganjurkan untuk mengutamakan pemberian zat besi (iron) yang berasal dari protein hewani (heme) seperti hati ayam, daging sapi, dan ikan karena lebih mudah diserap tubuh.
Namun tentunya zat besi (iron) dari makanan nabati (non-heme) tetap perlu diberikan sebagai nutrisi pendukung. Contohnya adalah bayam, brokoli, tomat, dan jamur tiram.
2. Optimalkan dengan Makanan Tinggi Vitamin C
Cara mengatasi kurang zat besi pada anak berikutnya adalah memaksimalkan penyerapan zat besi (iron) di dalam tubuh dengan memberikan asupan vitamin C yang cukup pada anak.
Vitamin C terbukti meningkatkan penyerapan zat besi (iron) di dalam tubuh dan menyimpannya dalam bentuk yang lebih mudah diserap.
Asupan vitamin C tinggi bisa didapatkan dari buah dan sayur seperti jeruk, pepaya, jambu merah, tomat, paprika, melon, dan lain sebagainya.
Baca Juga: 9 Rekomendasi Buah yang Mengandung Zat Besi untuk Anak
3. Memberikan Air Putih yang Cukup
Cairan berperan penting pada proses produksi sel darah merah. Perlu diketahui, bila produksi sel darah merah tercukupi, maka si Kecil akan semakin terjauhkan dari risiko terkena anemia.
Selain itu, cairan juga berfungsi menghindarkan si Kecil dari konstipasi sebagai efek dari konsumsi suplemen zat besi (iron).
Untuk itu, Bunda perlu memberikan air putih yang bersih dan matang pada si Kecil sebanyak 8 gelas per hari.
4. Memberikan Makanan Terfortifikasi Zat Besi
Pada beberapa anak yang rentan terhadap defisiensi besi, Bunda mungkin perlu bantu memenuhi kebutuhan zat besi (iron) dengan memberikan makanan terfortifikasi.
Dalam proses pengolahannya, makanan atau minuman terfortifikasi telah ditambahkan kandungan nutrisi penting, seperti zat besi (iron).
Beberapa contohnya adalah produk roti, sereal gandum, atau susu pertumbuhan yang memiliki label “terfortifikasi zat besi”.
Untuk anak usia 1-3 tahun, Bunda juga bisa melengkapi asupan zat besi (iron) dengan memberikan susu formula yang mengandung cukup zat besi dan juga dilengkapi dengan vitamin C.
Kombinasi unik antara Zat Besi & Vitamin C dapat mengoptimalkan penyerapan zat besi hingga 2x lipat. Pilih juga susu yang dilengkapi dengan DHA 100% berkualitas, Minyak Ikan, Omega 3&6, Kalsium, Vitamin D, serta nutrisi penting lainnya untuk bantu mendukung tumbuh kembang si Kecil.
Baca Juga: Manfaat Susu untuk Anemia dan Cara Memilihnya yang Tepat
5. Hindari Memberikan Teh pada Anak
Teh mengandung zat bernama asam fitat dan tanin yang dapat mengganggu proses penyerapan zat besi (iron) pada tubuh manusia.
Selain itu, teh juga mengandung kafein yang bila dikonsumsi dalam jumlah banyak bisa memberikan efek buruk pada anak seperti susah tidur, gelisah berlebihan, sulit fokus, dan sakit kepala.
Untuk itu, hindari memberikan teh pada anak usia dini sebagai cara mengatasi kurang zat besi. Terlebih lagi di dekat waktu makan utama si Kecil, Bun.
Baca Juga: 6 Dampak Kekurangan Zat Besi pada Anak yang Harus Diwaspadai
6. Menjaga Kebersihan Lingkungan
Tahukah Bunda, anemia pada anak bukan saja disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi (iron) dalam makanan si Kecil?
Ternyata anemia juga dapat terjadi karena terganggunya penyerapan nutrisi dan terjadinya pendarahan di usus.
Kedua gangguan tersebut dinilai bisa disebabkan oleh infeksi bakteri atau parasit. Untuk itu, Bunda harus ekstra hati-hati dan menjaga kebersihan, makanan, serta lingkungan tempat tinggal.
7. Berikan Suplementasi Besi
Beberapa anak mungkin memiliki kebutuhan zat besi (iron) lebih banyak dari anak lain. Untuk itu, Bunda bisa membawa si Kecil ke dokter jika ia menunjukkan gejala kurang zat besi.
Bila dirasa perlu, pemberian suplementasi besi (iron) harian dapat dilakukan. Namun, pastikan Bunda tidak memberikan suplementasi tanpa melalui konsultasi dokter terlebih dulu.
Sebab, dokterlah yang memiliki ilmu medis untuk memahami kondisi tubuh anak dan besarnya dosis zat besi (iron) yang diperlukan setiap harinya.

Itulah sejumlah cara mengatasi kurang zat besi pada anak yang disarankan IDAI. Untuk bantu memastikan asupan zat besi (iron) harian anak sudah mencukupi atau belum, Bunda juga bisa menggunakan Kalkulator Zat Besi.
Bunda punya pertanyaan atau butuh saran? Konsultasikan langsung dengan NutriCare Expert! Ahli kami siap menjawab semua keresahan Bunda 24 jam setiap hari melalui WhatsApp. Tanya-tanya yuk!