Facebook Pixel Code 7 Cara Mudah Mencegah Defisiensi Zat Besi pada Anak

7 Cara Mudah Mencegah Defisiensi Zat Besi pada Anak

7 Cara Mudah Mencegah Defisiensi Zat Besi pada Anak

 

Zat besi memiliki banyak fungsi penting untuk tumbuh kembang dan kesehatan anak. Selain untuk mencegah anemia, asupan zat besi yang mencukupi dapat mendukung perkembangan fungsi kognitif, perilaku, dan kemampuan motorik anak. Maka dari itu penting untuk mencegah kekurangan alias defisiensi zat besi pada anak sedari kecil.

Jadi, yuk, Bun, cari tahu bagaimana caranya mencegah defisiensi zat besi supaya si Kecil bisa terus sehat serta bertumbuh kembang dengan optimal.

Kenapa Zat Besi Penting untuk Anak?

Zat besi berperan penting dalam proses pembentukan hemoglobin, protein khusus dalam sel darah merah yang berfungsi untuk mengedarkan nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh.

Zat besi juga sangat penting untuk mendukung perkembangan sistem saraf, terutama dalam proses mielinisasi (proses penutupan sel-sel otak oleh selubung lemak) dan metabolisme saraf.

Selain untuk mendukung perkembangan kognitif anak, zat besi juga menjadi sumber energi bagi otot sehingga mempengaruhi ketahanan tubuh dan kemampuan anak beraktivitas. Oleh karena itu, kekurangan zat besi sangat mempengaruhi fungsi kognitif, tingkah laku, dan pertumbuhan seorang anak. 

Jika anak tidak mendapatkan asupan makanan tinggi zat besi yang mencukupi, memiliki penyakit atau kondisi lainnya yang berkaitan dengan kekurangan zat besi, mengidap infeksi tertentu, mengalami perdarahan dalam jangka panjang yang tidak disadari, atau memiliki masalah penyerapan zat gizi dalam waktu lama, risiko defisiensi besi dapat meningkat.

Data yang dirilis oleh IDAI menunjukkan bahwa defisiensi besi menyebabkan anemia pada sekitar 40-45% anak Indonesia di usia 1-5 tahun.

Cara Mencegah Defisiensi Zat Besi pada Anak

Mengingat sangat pentingnya peran zat besi untuk kesehatan dan tumbuh kembang anak, Bunda sangat disarankan untuk sebisa mungkin mengerahkan berbagai macam cara demi mencegah si Kecil sampai mengalami defisiensi.

Nah, cara paling efektif untuk mencegahnya adalah dengan memenuhi kebutuhan zat besi anak sesuai umurnya dari pola makan yang tepat. Memang, berapa, sih, asupan zat besi yang dibutuhkan anak?

Berdasarkan anjuran dari Kementerian Kesehatan Indonesia, kebutuhan zat besi anak usia 1-3 tahun adalah 7 mg per hari dan naik menjadi 10 mg per hari ketika usianya menginjak 4-6 tahun. Jika Bunda ingin memastikan apakah asupan zat besi anak sudah cukup atau belum, Bunda dapat menggunakan menggunakan tools Iron Checker secara gratis.

Berikut penjelasan lebih lanjut seputar cara mencegah defisiensi besi pada anak:

1. Berikan Makanan Kaya Zat Besi

Cara paling mudah yang dapat Bunda lakukan untuk menjaga asupan zat besi adalah dengan memberikan makanan yang kaya akan zat besi. Asupan zat besi itu sendiri terbagi dua, yaitu dari protein hewani (zat besi heme) dan dari sumber nabati (zat besi non-heme).

Namun untuk mencegah anemia dengan lebih optimal, IDAI menganjurkan Bunda mengutamakan asupan dari zat besi heme yang lebih mudah diserap daripada besi non-heme. Zat besi heme bisa diserap hingga sebesar 23-30% daripada zat besi non-heme dari sayuran hijau yang hanya diserap sekitar 3-8% saja.

Zat besi heme paling banyak ditemukan pada daging merah, seperti daging sapi, daging kambing, dan organ hati ayam serta hati sapi. Bunda juga dapat memanfaatkan ikan, hati ayam, daging ayam, dan telur untuk memenuhi kebutuhan zat besi si Kecil. 

Akan tetapi, bukan berarti zat besi non-heme (nabati) tidak boleh sama sekali diberikan pada anak. Zat besi dari sayuran seperti bayam, brokoli, tomat, dan jamur boleh saja diberikan untuk si Kecil sebagai pendukung. Selain itu, zat besi heme juga ikut membantu penyerapan zat besi non-heme. 

Jadi, Bunda dapat memberikan makanan tinggi zat besi heme dan non-heme minimal 2 kali per hari. 

2. Dukung dengan Makanan Tinggi Vitamin C 

Agar penyerapan zat besi semakin optimal, terutama yang berasal dari tumbuhan, Bunda perlu memberikan asupan vitamin C yang cukup kepada anak. Vitamin C telah terbukti meningkatkan penyerapan zat besi non-heme  di dalam tubuh dan menyimpannya dalam bentuk yang lebih mudah diserap.

Asupan vitamin C tinggi bisa didapatkan dari buah dan sayur seperti jeruk, pepaya, jambu merah, tomat, paprika, melon, dan lain sebagainya.

3. Memberikan Makanan Terfortifikasi Zat Besi

Pada beberapa anak yang rentan terhadap defisiensi besi, Bunda mungkin perlu bantu memenuhi kebutuhan zat besinya dari makanan terfortifikasi.

Dalam proses pengolahannya, makanan atau minuman terfortifikasi sudah secara sengaja ditambahkan kandungan asupan gizi penting, seperti zat besi, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Beberapa contohnya adalah produk roti, sereal gandum, atau susu pertumbuhan yang memiliki label “terfortifikasi zat besi”. Nah untuk anak usia 1-3 tahun, Bunda juga bisa melengkapi asupan zat besinya dengan memberikan SGM Eksplor 1+.

SGM Eksplor adalah salah satu satu-satunya susu pertumbuhan dengan IronC™, kombinasi unik Zat Besi & Vitamin C untuk memaksimalkan penyerapan nutrisi hingga 2x lipat.

Dilengkapi juga dengan DHA, Minyak Ikan, Omega 3&6, kalsium, vitamin D, serta nutrisi penting lainnya untuk bantu si Kecil tumbuh maksimal jadi Generasi Maju yang berpikir cepat dan berani.

4. Memberikan Air Putih yang Cukup

Cairan sangat berperan dalam proses produksi sel darah merah. Jika produksi sel darah merah tercukupi, maka si Kecil akan semakin terjauhkan dari bahaya anemia. 

Selain itu, cairan juga berfungsi untuk menghindarkan anak dari konstipasi sebagai efek dari konsumsi suplemen zat besi. Untuk itu, Bunda perlu memberikan air putih yang bersih dan matang pada si Kecil sebanyak 8 gelas per hari. 

5. Menghindari Minum Teh Saat Waktu Makan

Teh mengandung zat bernama asam fitat dan tanin yang dapat mengganggu proses penyerapan zat besi pada tubuh manusia. Untuk itu, hindari memberikan teh pada anak kurang dari satu jam sebelum waktu makan utama agar segala nutrisi dalam makanan dapat terserap secara optimal. 

6. Menjaga Kebersihan Lingkungan

Tahukah Bunda, anemia bukan saja disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi dalam makanan si Kecil? Ternyata anemia juga dapat terjadi karena terganggunya penyerapan nutrisi dan terjadinya pendarahan di usus.

Ternyata kedua gangguan tersebut dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau infeksi parasit. Untuk itu, Bunda harus ekstra hati-hati dan menjaga kebersihan, makanan, dan lingkungan tempat tinggal si Kecil. 

7. Berikan Suplementasi Besi

Beberapa anak mungkin saja memiliki kebutuhan zat besi lebih banyak dari anak lainnya. Untuk itu, Bunda dapat melakukan pemeriksaan ke dokter jika melihat si Kecil punya gejala anak kurang zat besi. 

Bila dirasa perlu, coba konsultasikan mengenai pemberian suplementasi besi harian. Pastikan Bunda tidak memberikan suplementasi besi pada si Kecil tanpa melalui konsultasi terlebih dahulu ya, sebab dokter lebih memahami kondisi tubuh anak dari hasil pemeriksaan dan besarnya dosis yang dibutuhkan si Kecil. 

Tanda Defisiensi Zat Besi yang Perlu Diwaspadai pada Anak 

Umumnya, gejala awal anak mengalami anemia cukup sulit untuk dideteksi. Namun, ketika asupan zat besinya semakin tidak mencukupi kebutuhan tubuh, tanda-tanda anemia akan terlihat sangat jelas.

Menurut Ikatan Dokter Indonesia, gejala defisiensi zat besi yang paling sering ditemukan pada anak adalah:

  • Pucat yang berlangsung lama (kronis).

  • Lemas atau mudah lelah.

  • Anak gampang sakit atau mudah tertular infeksi karena daya tahan tubuhnya menurun.

  • Gangguan mood dan perilaku, seperti mudah marah, murung, dan sulit mengendalikan diri.

  • Gangguan prestasi belajar, seperti susah berkonsentrasi, menyerap informasi, dan menyimpan memori.

Bahkan, kekurangan zat besi pada anak bisa memicu terjadinya gangguan makan bernama pica yang membuat si Kecil ingin makan benda-benda yang tidak layak konsumsi. Contohnya es batu, sabun, kertas, kotoran, tanah liat, rambut, cat, kapur, dan benda-benda lain yang bukan makanan dan tidak memiliki nutrisi sama sekali.

Jika Bunda menemukan gejala-gejala tersebut, segera kunjungi dokter untuk mendapatkan diagnosis yang pasti dan penanganan yang tepat karena dampak dari anemia bisa terjadi berkepanjangan hingga anak dewasa.

Sekarang Bunda sudah lebih memahami pentingnya zat besi dan bagaimana cara mencegah defisiensinya, ‘kan? Semoga artikel kali ini makin menambah wawasan Bunda dalam menemani tumbuh kembang si Kecil menjelang usia sekolahnya, ya!

Bunda juga bisa bergabung di Klub Generasi Maju untuk mendapatkan berbagai artikel terbaru seputar tumbuh kembang dan pemenuhan gizi anak, serta promo menarik susu SGM yang sayang jika terlewatkan. Daftar gratis, sekarang!

 

Referensi :

  1. “IDAI | ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA BAYI DAN ANAK.” Idai.or.id, 2013, www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/anemia-defisiensi-besi-pada-bayi-dan-anak#:~:text=Pemberian%20vitamin%20C%202X50%20mg%2Fhari%20untuk%20meningkatkan%20absorbsi%20besi.&text=Hindari%20makanan%20yang%20menghambat%20absorpsi,obat%20seperti%20antasida%20dan%20kloramfenikol.. Accessed 1 Dec. 2022.
  2. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_Angka_Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf.  Accessed 1 Dec. 2022.
  3. “FoodData Central.” Usda.gov, 2022, fdc.nal.usda.gov/. Accessed 1 Dec. 2022.
  4. Yundaswari, Harsanti. “Es Krim Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) Tinggi Zat Besi Dan Zink.” Eprints.undip.ac.id, Universitas Diponegoro, 2011, eprints.undip.ac.id/35910/1/417_Harsanti_Yundaswari_G2C007035.pdf. Accessed 1 Dec. 2022.
  5. “Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan.” Kemkes.go.id, 2022, yankes.kemkes.go.id/view_artikel/182/anemia-defisiensi-besi-pada-anak. Accessed 1 Dec. 2022.
  6. Kadar Hemoglobin, Perbedaan, et al. 2017. http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=841071&val=13600&title=Perbedaan%20Kadar%20Hemoglobin%20Asupan%20Zat%20Besi%20dan%20Zinc%20pada%20Balita%20Stunting%20dan%20Non%20Stunting. Accessed 1 Dec. 2022.
  7. “Anemia: Causes, Symptoms & Treatment.” Cleveland Clinic, 2022, my.clevelandclinic.org/health/diseases/3929-anemia. Accessed 1 Dec. 2022.
  8. Armitage, A. E., & Moretti, D. (2019). The Importance of Iron Status for Young Children in Low- and Middle-Income Countries: A Narrative Review. Pharmaceuticals (Basel, Switzerland), 12(2), 59. https://doi.org/10.3390/ph12020059

Artikel Terpopuler