Facebook Pixel Code Perbedaan Gejala Gangguan Pencernaan dan Alergi Makanan

Gangguan Pencernaan Bisa Jadi Tanda Alergi Makanan, Pelajari Yuk Bun!

Gangguan Pencernaan Bisa Jadi Tanda Alergi Makanan, Pelajari Yuk Bun!

 

Sistem pencernaan bayi masih belum matang sehingga rentan mengalami gangguan pencernaan/ Salah satunya berupa gangguan saluran cerna fungsional yang disebabkan oleh berbagai hal kompleks yang saling berinteraksi dengan gejala seperti sakit perut, kembung, hingga kolik. Namun, gejala-gejala tersebut bisa juga merupakan tanda dari alergi makanan yang dialami oleh si Kecil, oleh karenanya Bunda perlu waspada. 

Baik gangguan saluran cerna maupun alergi makanan merupakan dua masalah yang sering dialami oleh bayi. Gejalanya pun hampir serupa tetapi akar permasalahannya berbeda. Bunda perlu memahami perbedaan keduanya agar si Kecil bisa mendapat penanganan yang tepat. 

Baca Juga: Penyebab Bayi Kentut Terus dan Cara Mudah Mengatasinya

Mengenal Gangguan Saluran Cerna pada Bayi

Masalah pencernaan pada bayi yang paling sering muncul adalah gangguan cerna fungsional. Sebuah hasil studi ilmiah mengungkapkan gangguan saluran cerna atau functional gastrointestinal disorder (FGID) merupakan serangkaian gejala kronis (berulang) yang penyebabnya tidak diketahui. Sebab, tidak ada kelainan dalam sistem pencernaan tetapi si Kecil mengalami keluhan . Penelitian lain menyebut dari lahir hingga usia enam bulan, kira-kira satu dari 2 bayi mengalami setidaknya sekali FGID. 

Meski istilah tersebut terdengar asing, sebenarnya Bunda sudah sudah sangat familiar dengan bentuk-bentuk FGID. Apa saja? Simak penjelasan berikut ini!

1. Sakit Perut

Sakit perut merupakan bentuk paling umum dari gangguan saluran cerna fungsional. Penyebabnya biasanya bersumber dari gangguan lain seperti kembung, konstipasi, atau kolik. 

2. Regurgitasi

Regurgitasi adalah ketika makanan atau cairan pada lambung naik lagi ke kerongkongan kemudian keluar dari mulut. Berbeda dengan muntah, regurgitasi tidak disertai dengan tekanan pada perut. Hal ini terjadi karena sistem pencernaan pada bayi belum berfungsi sempurna. 

3. Kolik

Kolik merupakan kondisi saat bayi sehat menangis terus menerus tanpa alasan yang jelas. Meski masih belum jelas, beberapa ahli menduga kolik disebabkan oleh gas yang terjebak pada perut bayi atau si Kecil belum bisa menyesuaikan diri dengan dunia. Selain itu, kolik juga bisa merupakan tanda alergi atau intoleransi makanan.

4. Kembung 

Dalam saluran pencernaan, terdapat gas atau udara yang biasanya dikeluarkan melalui kentut atau sendawa. Namun, bayi belum mampu mengeluarkan gas tersebut dengan mudah, sehingga gas rentan terperangkap di perut dan menyebabkan perut kembung.

5. Sembelit

Konstipasi atau sembelit merupakan kondisi kesulitan dalam mengeluarkan tinja selama 2 minggu. Biasanya karena tinja keras dan kering sehingga terasa nyeri saat dikeluarkan. Seharusnya, bayi usia 6-12 bulan biasa buang air besar dua kali sehari.

6. Diare 

Bila si Kecil buang air besar lebih sering dari biasanya dengan konsistensi tinja lebih cair, kemungkinan ia mengalami diare

Baca Juga: Ciri-Ciri dan Tanda Reaksi Alergi Pencernaan pada Anak

Perbedaan Gangguan Saluran Cerna dan Alergi Makanan 

Tahukah Bunda? Gangguan saluran cerna (FGID) dan alergi makanan ternyata saling berkaitan, Bun. 

Gangguan saluran cerna yang terjadi pada bayi ternyata bisa merupakan akibat dari alergi makanan. Dimana alergi makanan merupakan respon abnormal tubuh terhadap makanan tertentu, misalnya ditandai dengan muntah, diare, kolik, kembung,hingga kram perut. 

Berikut beberapa poin yang bisa membantu Bunda memahami perbedaan gangguan pencernaan karena FGID atau alergi makanan. 

  • Gangguan saluran cerna fungsional biasanya hilang atau membaik seiring bertambah usia karena sistem pencernaan yang semakin matang.

  • Gejala alergi makanan akan hilang bila pemicunya sudah disingkirkan. Namun demikian ketika alergi makanan ini ditangani dengan baik, maka reaksi alergi makanan semakin menurun seiring dengan berkembangnya sistem imunitas bayi dan anak. 

  • Alergi makanan muncul setiap mengonsumsi makanan tertentu yang bisa memicu alergi, seperti susu, telur, ikan, makanan laut, dan kacang-kacangan. 

  • Alergi makanan umumnya memiliki gejala penyerta, misalnya: sesak napas, benjolan gatal merah atau sewarna kulit, mengi, batuk berulang, tenggorokan serak; kesulitan menelan, pembengkakan lidah, dan pusing. 

  • Gejala alergi biasanya dimiliki oleh bayi dengan riwayat alergi dari orang tua atau saudara kandung. 

Bagaimana Cara Mengatasinya? 

Gejala alergi atau gangguan saluran cerna pada bayi perlu segera diatasi karena dapat menghambat tumbuh kembang. Ada beberapa hal yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasinya, yakni sebagai berikut. 

  • Beri penanganan sesuai dengan gejalanya, misalnya saat diare, pastikan si Kecil mendapat asupan cairan agar tidak dehidrasi. 

  • Hindari penyebab alergi. Bagi bayi yang alergi susu sapi, Bunda bisa mencari alternatif lain misalnya susu kedelai untuk bayi 6 bulan ke atas. 

  • Segera berkonsultasi dengan dokter bila si Kecil mengalami berat badan dan tinggi badan yang tidak naik, diare terus-menerus, atau sembelit parah yang mengganggu. 

  • Berkonsultasi dengan dokter merupakan cara terbaik untuk menangani alergi atau FGID pada bayi. 

  • Bunda bisa berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mendapatkan pengaturan makanan yang tepat untuk tumbuh kembang si Kecil yang memiliki alergi.

Demikian penjelasan tentang gangguan pencernaan dan juga tentang alergi makanan. Dengan mengetahui hubungan dan perbedaan keduanya, maka si kecil bisa mendapat penanganan yang tepat. Semoga bermanfaat, Bun! 

Referensi: 

  1. Miguel et al. (2009). Pharmacotherapy for Functional Gastrointestinal Disorders in Children. Journals.lww.com. https://journals.lww.com/jpgn/Fulltext/2009/04002/Pharmacotherapy_for_Functional_Gastrointestinal.20.aspx
  2. Kim Kamphorst et al. (2022). Neonatal Antibiotics and Food Allergy Are Associated With FGIDs at 4–6 Years of Age. Pubmed. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/35588166/
  3. Yvan Vandenplas et al. (2019). Functional Gastrointestinal Disorders in Infancy: Impact on the Health of the Infant and Family. PubMed Central. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6506429/
  4. Marc Bellaiche et al. (2018). Multiple functional gastrointestinal disorders are frequent in formula-fed infants and decrease their quality of life. Onlinelibrary.wiley.com. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/apa.14348
  5. ACAAI. (2023, August 22). Food Allergy. Acaai.org. https://acaai.org/allergies/allergic-conditions/food/
  6. John Hopkins Medicine. (2023, August 23). Colic. Hopkinsmedicine.org. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/colic
  7. Mayo Clinic Health System. (2023, August 22). Q&A: Constipation in children. Mayoclinichealthsystem.org. https://www.mayoclinichealthsystem.org/hometown-health/speaking-of-health/qa-constipation-in-children

Artikel Terpopuler

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di dalam website kami. Pelajari lebih lanjut