Facebook Pixel Code Manfaat Imunisasi, Jenis, dan Risikonya Bila Tidak Dilakukan

Manfaat Imunisasi untuk Kesehatan Anak, dan Risikonya Bila Tidak Dilakukan

Manfaat Imunisasi untuk Kesehatan Anak, dan Risikonya Bila Tidak Dilakukan

Tahukah Bunda apa manfaat imunisasi untuk anak? Imunisasi sangat penting untuk melindungi Si Kecil dari paparan penyakit menular. Sebab ternyata, asupan nutrisi dari makanan saja belum cukup maksimal untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak. Jadi, penting juga untuk melindungi kesehatan anak dengan cara melengkapi imunisasi wajibnya. 

Apa itu Imunisasi?

Imunisasi adalah sebuah proses memasukkan bakteri atau virus yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh anak. Tenang saja, Bunda, karena bakteri maupun virus tersebut tidak akan menyakiti anak Bunda.

Bakteri ini justru bisa bantu membentuk sistem kekebalan tubuh anak menjadi lebih kuat. Sebab, ketika ada virus atau bakteri sejenis yang ingin menyerang si Kecil, sistem kekebalan tubuhnya sudah mengenal dan mengetahui bagaimana cara melawannya.

Inilah yang akhirnya membuat anak Bunda akan lebih “kebal” dari serangan penyakit menular. Alasan ini pula yang membuat imunisasi menjadi sangat penting dalam tumbuh kembang bayi.

Apa Manfaat Imunisasi?

Manfaat imunisasi yang utama adalah mencegah Si Kecil terinfeksi berbagai penyakit menular. Dengan imunisasi, tubuh buah hati akan membentuk sistem kekebalan atau imun yang lebih kuat untuk melindungi diri dari penyakit. Metode kerjanya dilakukan dengan memberikan kuman hidup yang sudah dilemahkan atau bagian tubuh dari kuman agar tubuh menghasilkan zat antibodi

Selain itu, tujuan imunisasi juga sekaligus untuk membentuk kekebalan tubuh orang-orang di sekitarnya, atau yang juga dikenal sebagai kekebalan kelompok alias herd immunity. 

Ketika sebagian besar orang di dalam suatu populasi telah memiliki kekebalan tubuh melalui imunisasi, penyebaran penyakit di dalam populasi pun semakin sulit karena hanya sedikit sekali orang dalam populasi yang bisa terinfeksi. Inilah yang disebut sebagai kekebalan kelompok.

Herd immunity adalah salah satu cara untuk melindungi segelintir orang yang tidak dapat memiliki kekebalan tubuh melalui imunisasi, misalnya anak atau orang dengan kanker, dari wabah atau penyakit menular.

Anak yang telah diimunisasi bila terinfeksi oleh virus atau bakteri penyebab penyakit tidak akan menularkan ke adik, kakak, atau teman-teman di sekitarnya. 

Dengan kata lain, imunisasi selain bermanfaat untuk anak Bunda sendiri juga bermanfaat untuk mencegah penyebaran ke adik, kakak, dan anak-anak lain di sekitarnya.

Apakah Imunisasi Aman untuk Bayi?

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bakteri dan virus yang digunakan dalam vaksin sudah dilemahkan sehingga tidak berbahaya bagi anak.

Vaksin hanya diberikan setelah melewati berbagai uji coba oleh ilmuwan, dokter hingga praktisi kesehatan profesional. Karena itu, vaksin imunisasi aman dan efektif untuk mencegah berbagai penyakit pada anak seperti polio, TBC, rubella, dan campak.

Kendati anak sering menangis, takut, atau tidak nyaman karena imunisasi, jauh lebih penting untuk mendapatkan manfaatnya dalam jangka panjang.

Apa yang Terjadi Jika Anak Tidak Diimunisasi?

Beberapa hal yang mungkin terjadi jika anak Bunda tidak diimunisasi adalah sebagai berikut.

1. Anak Lebih Rentan Mengalami Sakit Berat

Jika anak Bunda tidak diimunisasi dasar lengkap, tubuhnya tentu tidak akan mempunyai kekebalan yang optimal dalam melawan penyakit tersebut. 

Kalau bakteri atau virus penyebab penyakit yang masuk ke dalam tubuh maka tubuhnya tidak mampu melawan kuman tersebut secara optimal. Akibatnya, bukan tidak mungkin Si Kecil bisa mengalami sakit berat, cacat, bahkan meninggal. 

Tak hanya itu, anak yang tidak diimunisasi akan menyebarkan penyakit ke adik, kakak, dan teman-teman lain di sekitarnya sehingga bisa menimbulkan wabah yang menyebar ke mana-mana dan menyebabkan cacat atau kematian lebih banyak. 

Sebagai contoh, bila ada wabah campak, difteri, atau polio, anak Bunda yang sudah mendapat imunisasi lengkap kemungkinannya sangat kecil sekali untuk tertular.

Kalaupun sakit karena tertular, biasanya kondisi anak tidak akan terlalu parah sampai membahayakan nyawa.

Sebaliknya, anak-anak yang tidak mendapatkan vaksinasi wajib sama sekali biasanya cenderung mengalami sakit yang lebih berat, komplikasi berupa kecacatan, atau bahkan kematian.

Oleh karena itu, bila Bunda tidak mau membawa anaknya untuk diimunisasi maka sama saja dengan membahayakan keselamatan anak Bunda dan anak-anak lain di sekitarnya, sehingga mudah tertular penyakit berbahaya.

2. Anggota Keluarga dan Anak-Anak Lain Terkena Penyakit

Tahukah Bunda? Anak yang sedang sakit dan tidak menerima imunisasi lebih berisiko menulari orang lain di sekitarnya. Begitu pula sebaliknya, anak yang tidak diimunisasi akan lebih berisiko tertular penyakit.

Jika anak Bunda sakit, maka anggota keluarga lainnya, seperti Ayah atau Bunda, serta anak-anak lainnya juga berisiko terkena penyakit yang sama.

Beberapa penyakit yang dapat dicegah oleh vaksin imunisasi bahkan bisa menyebabkan kecacatan dan merugikan dari sisi finansial serta waktu. Dengan imunisasi, Bunda dapat melindungi buah hati dan keluarga dari berbagai penyakit. 

Itulah alasan mengapa imunisasi tidak hanya melindungi diri anak, tetapi juga orang tua dan anggota keluarga lain serta anak-anak di lingkungan sekitar yang belum mendapatkan imunisasi atau vaksinasi. 

Baca Juga: Penyebab Bayi Rewel Setelah Imunisasi

3. Anak Bisa Terkena Wabah Penyakit

Imunisasi berfungsi menjaga buah hati terhadap penyakit tertentu yang dapat dicegah melalui pemberian vaksin. Dengan begitu, angka kasus penyakit tersebut dapat dikurangi. Bahkan diharapkan pada masa mendatang, penyakit tersebut dapat dibasmi secara menyeluruh.

Kasus-kasus penyakit menular di kalangan kelompok rentan dapat berkembang luas menjadi wabah di masyarakat. Untuk alasan tersebut, pemerintah saat ini masih terus memberikan imunisasi polio kepada anak dengan harapan membentuk kekebalan kelompok.

Jika jumlah anak yang tidak mendapatkan imunisasi bertambah banyak, maka penyakit yang selama bertahun-tahun berhasil dicegah dapat kembali mewabah. Tentu Bunda tidak ingin hal ini terjadi, bukan?

Apa Saja Jenis Imunisasi Wajib pada Bayi?

Bunda tentu bertanya-tanya, apa saja imunisasi wajib yang perlu dipenuhi oleh buah hati, bukan? Menurut Permenkes No. 12 Tahun 2017, ada beberapa jenis imunisasi atau vaksin yang wajib untuk bayi baru lahir sampai sebelum berusia 1 tahun, yakni:

  • Vaksin BCG, jenis imunisasi ini bertujuan untuk memberikan kekebalan tubuh anak terhadap penyakit tuberculosis (TBC).

  • Vaksin hepatitis B, jenis imunisasi ini bertujuan untuk mencegah penyakit Hepatitis B.

  • Vaksin polio, jenis imunisasi ini diberikan untuk mencegah poliomielitis.

  • Vaksin DPT, vaksin kombinasi untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus.

  • Vaksin campak, jenis imunisasi yang diberikan untuk mencegah campak. 

Untungnya, program imunisasi wajib di Indonesia tidak dipungut biaya apa pun atau gratis. Supaya si Kecil tidak terlewat jadwal imunisasi wajibnya, Bunda bisa melacak kelengkapan imunisasi anak tiap bulannya lewat Pengingat Jadwal Imunisasi IDAI. Pastikan imunisasi anak lengkap, ya!

Selain itu, ada beberapa pula jenis imunisasi pilihan untuk anak-anak dan orang dewasa, yaitu:

  • Tifoid;

  • Vaksin PCV;

  • Vaksin varicella;

  • Vaksin influenza;

  • Hepatitis A;

  • HPV.

Baca Juga: Inilah Alasan Urutan Imunisasi Bayi Harus Benar, Bun!

Cara agar Anak Bayi Tidak Menangis saat Disuntik

Imunisasi pasti dilakukan lebih dari sekali. Oleh karena itu, Bunda perlu memastikan si buah hati tidak mengalami trauma imunisasi saat pengalaman pertamanya. Jika sudah sekali trauma, imunisasi vaksin selanjutnya pasti akan lebih sulit, Bun. 

Nah, tak perlu cemas dan panik, Bun, berikut adalah beragam cara agar anak bayi tidak menangis saat disuntik yang bisa diterapkan. 

1. Bunda Tenang Dulu

Agar anak tidak rewel dan menangis saat divaksin, pastikan Bunda juga bersikap tenang dan tersenyumlah seolah keadaan baik-baik saja, ya! Melihat sang Bunda yang tenang, si Kecil pun akan merasa lebih rileks dan tenang. Bila Bunda ikutan panik, otomatis Si Kecil juga akan merasa cemas dan takut, Bun. 

2. Alihkan Perhatian Si Kecil dari Jarum Suntik

Salah satu cara agar anak bayi tidak menangis saat disuntik adalah dengan mengalihkan perhatiannya. Coba alihkan perhatiannya dengan menyanyi, membaca cerita, atau membawa mainan-mainan kecilnya. 

Bunda juga bisa mengajaknya menonton video atau mendengarkan musik melalui ponsel, serta menunjukkan film-film atau gambar-gambar menarik selama ia disuntik. 

Langkah ini dapat mencegah Si Kecil merasa stres dan tidak sakit saat disuntik. 

Tak ada salahnya juga untuk menggendong dan mengayun-ayunkan bayi sambil bermain atau bernyanyi agar ia lupa dengan rasa sakitnya.

3. Berikan Hadiah

Bunda juga bisa memberikan hadiah kepada Si Kecil karena telah berani disuntik, lho! Misalkan, dengan membelikan camilan kesukaannya atau mengajaknya ke tempat bermain setelah pulang dari klinik untuk menghiburnya. 

Bahkan, hadiah kecil-kecilan pun tak perlu berupa barang. Memberikan pujian kepada buah hati atas keberaniannya juga sudah dianggap sebagai hadiah yang luar biasa, kok, Bun.

Jadi, tidak apa-apa juga untuk memujinya dengan, “Pintar sekali anak Bunda berani disuntik! Ya, kan, dok?” seraya mengelus-elus tubuh Si Kecil. 

Memberikan hadiah atau pujian diharapkan bisa menanamkan rasa berani dalam diri anak agar tidak takut lagi ketika harus disuntik.

4. Susui Bayi Saat Disuntik

Menyusui bayi saat ia disuntik juga bisa menjadi cara agar ia tidak menangis saat disuntik.

Caranya, sambil menunggu dokter atau suster menyiapkan vaksinnya Bunda bisa memangku Si Kecil dan menyusuinya seperti biasa. 

Menyusui bayi saat ia disuntik ternyata bisa membuatnya berhenti menangis bahkan sebelum ia meninggalkan ruang dokter, lho, Bun. 

Sebab, langkah ini dapat membuat Si Kecil merasa lebih nyaman dan tenang, serta mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan suntikan.

Bunda juga bisa segera memberikan ASI kepada bayi sesaat setelah ia diimunisasi untuk terus mengalihkan rasa sakit atau tidak nyamannya. 

Baca Juga: Contek Berbagai Trik agar Anak Tidak Takut Disuntik

Bagaimana Cara Mengatasi Efek Samping Imunisasi?

Imunisasi anak sudah dipastikan aman dan efektif. Namun, tidak menutup kemungkinan akan muncul efek samping ringan seperti demam atau nyeri otot di tempat suntikan.

Efek samping imunisasi ini tergolong umum dan tidak berbahaya. Hanya saja, bayi mungkin merasa tidak nyaman dengan tubuhnya setelah ia diimunisasi.

Oleh karena itu, ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi efek samping imunisasi pada anak bayi, yakni:

  • Memberikan minum yang lebih banyak.

  • Memberikan ASI lebih banyak.

  • Memberikan makanan bergizi.

  • Gunakan kompres dingin atau handuk yang dibasahi air dingin, lalu tempatkan pada area kulit bayi yang disuntik untuk mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan

  • Memberikan obat penurun demam yang diresepkan dokter.

Dibandingkan efek samping yang minim ini, nyatanya manfaat imunisasi jauh lebih besar dan penting guna meminimalkan risiko kesehatan bagi buah hati kelak, Bun. 

Jadi, jangan takut mengimunisasi bayi Bunda, ya. Hal terpenting adalah lengkapi imunisasi sesuai jadwal dan pastikan tepat jenisnya. Dengan begitu, bayi Bunda akan lebih kebal dari berbagai penyakit.

Mau tahu lebih banyak seputar artikel parenting lainnya? Yuk, daftarkan diri Bunda di Klub Generasi Maju! Bunda bisa dapatkan beragam konten serta video edukatif seputar tumbuh kembang anak untuk dukung Si Kecil tumbuh sehat dan berpotensi prestasi.

Referensi:

  1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. https://www.idai.or.id/tentang-idai/pernyataan-idai/jadwal-imunisasi-idai-2020. Diakses pada 11 Agustus 2022.
     
  2. Ikatan Dokter Anak Indonesia. http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/imunisasi-penting-untuk-mencegah-penyakit-berbahaya. Diakses pada 11 Agustus 2022.
     
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. https://promkes.kemkes.go.id/?p=5422. Diakses pada 11 Agustus 2022.
     
  4. NHS. https://www.nhs.uk/conditions/vaccinations/why-vaccination-is-safe-and-important/. Diakses pada 11 Agustus 2022.
     
  5. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.nhs.uk/conditions/vaccinations/why-vaccination-is-safe-and-important/. Diakses pada 11 Agustus 2022.
     
  6. Kids Health. https://kidshealth.org/en/parents/scared-shots.html. Diakses pada 11 Agustus 2022.
     
  7. Parents. https://www.parents.com/baby/health/vaccinations/how-to-handle-your-babys-first-shots/.  Diakses pada 11 Agustus 2022.
     
  8. UNICEF. https://www.unicef.org/indonesia/id/stories/7-konsekuensi-dan-risiko-jika-anak-tidak-mendapatkan-imunisasi-rutin?gclid=Cj0KCQjw0JiXBhCFARIsAOSAKqDOYtQWz1n871HMGeeWEkrq4pPX6sikdEkF_D9tXunQ4UMmy27iMJYaArfDEALw_wcB. Diakses pada 11 Agustus 2022
     


Artikel Terpopuler

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di dalam website kami. Pelajari lebih lanjut