Facebook Pixel Code 11 Makanan yang Mengandung Zat Besi untuk Bayi

11 Makanan yang Mengandung Zat Besi untuk Bayi

11 Makanan yang Mengandung Zat Besi untuk Bayi

Begitu usianya memasuki 6 bulan, asupan zat besi bayi sudah harus didukung seoptimal mungkin dari MPASI yang tepat. Memang, apa pentingnya, sih, Bunda untuk harus bisa terus mencukupi kebutuhan si Kecil akan makanan yang mengandung zat besi?

Salah satu alasannya karena kandungan zat besi yang terdapat dalam ASI tidak lagi bisa mencukupi kebutuhan harian si Kecil. Jika si Kecil kekurangan zat besi, ia sangat berisiko mengalami anemia defisiensi besi (ADB) yang merupakan masalah defisiensi nutrien tersering pada akhir masa bayi dan awal masa kanak-kanak. 

Kekurangan zat besi dapat berdampak negatif ke fungsi kognitif, tingkah laku dan perilaku, hingga pertumbuhan dan keterampilan motorik anak. Anemia defisiensi besi yang terjadi pada anak di bawah usia 2 tahun juga dapat menyebabkan gangguan dalam proses belajar, seperti lambat dalam merespon dan sering salah tangkap. 

Makanan yang Mengandung Zat Besi untuk Bayi

Bunda, ada dua kategori makanan yang mengandung zat besi yaitu heme (dari hewan) dan non-heme (dari tumbuhan). 

Nah, menurut IDAI, zat besi yang berasal dari hewan dapat diserap tubuh dengan lebih baik daripada zat besi yang berasal dari tumbuhan. Penyerapan zat besi hewani dalam tubuh si Kecil dapat mencapai 23% sedangkan penyerapan zat besi nabati hanya sekitar 3-8%. 

Namun, itu bukan berarti si Kecil tidak perlu mengonsumsi sayuran hijau untuk mendapatkan zat besi ya, Bun. Asupan keduanya perlu didapatkan si Kecil secara seimbang sehingga penyerapan zat besi menjadi lebih maksimal. 

1. Daging Merah

Daging merah merupakan sumber zat besi terbaik. Nah, yang termasuk ke dalam daging merah, mudah diperoleh, mudah diolah, dan baik bagi bayi adalah daging sapi, daging kambing, dan daging domba. 

Dalam 100 gram daging sapi Bunda dapat menemukan 1,64 mg zat besi. Sedangkan di dalam 100 gram daging kambing Bunda dapat menemukan 2,8 mg zat besi dan 1,88 mg di dalam daging domba. 

Baca juga: Manfaat Daging Sapi untuk MPASI, Cara Mengolah, dan Ide Resepnya

2. Hati Sapi 

Makanan kaya zat besi selanjutnya adalah hati sapi. 100 gram hati sapi mengandung setidaknya 17,9 mg zat besi. Teksturnya mungkin cukup kenyal bagi bayi, namun Bunda dapat selalu menghaluskannya menggunakan blender atau food processor agar si Kecil dapat mengonsumsinya dengan aman. 

3. Hati Ayam

Hati ayam merupakan makanan dengan tekstur lembut yang sangat cocok untuk bayi dan memiliki kandungan zat besi yang cukup tinggi yaitu sekitar 11,6 mg per 100 gram nya. 

Bunda dapat mengolahnya menjadi bubur puree dan dicampur dengan sayur yang kaya akan vitamin C seperti tomat dan brokoli untuk membuat penyerapan zat besi meningkat. 

4. Telur

Telur masuk ke dalam daftar makanan kaya zat besi selanjutnya, Bun. Bahan makanan satu ini sangat mudah ditemukan juga sangat mudah diolah menjadi berbagai menu makanan. Mulai dari bubur puree hingga sup telur yang hangat dan nikmat. 

Dalam 1 butir telur berukuran sedang (sekitar 44 gram) terdapat 0,8 mg zat besi. Nah, bukan hanya zat besi saja, telur juga kaya akan nutrisi esensial lain seperti protein (12,6 gram), kalsium 56 mg, dan vitamin A (540 IU). 

5. Ikan Tuna

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, zat besi penting untuk perkembangan otak. Namun, tahukah Bunda kenapa ikan tuna adalah salah satu jenis makanan yang mampu menunjang hal tersebut? Pasalnya, selain mengandung zat besi, ikan juga mengandung nutrisi yang penting untuk kesehatan otak, yakni asam lemak omega-3.

6. Brokoli

Bunda, jangan lupa masukkan brokoli ke dalam daftar menu MPASI si Kecil dan padukan dengan berbagai jenis bahan makanan lain yang kaya zat besi, ya!

Pasalnya, meskipun dalam 100 gram brokoli hanya mengandung 0,7 mg zat besi, namun brokoli sangat kaya dengan vitamin C bahkan mencapai 112% dari kebutuhan manusia pada umumnya.

Seperti yang sudah Bunda ketahui, kandungan vitamin C yang begitu tinggi tersebut akan mem-booster tingkat penyerapan zat besi dalam tubuh. 

7. Tahu

Tahu merupakan salah satu bahan makanan yang dikenal sebagai sumber protein nabati terbaik bagi tubuh. Namun siapa sangka, tahu juga merupakan sumber zat besi non-heme yang sangat cocok bagi si Kecil. 

Tekstur tahu yang lembut dapat dengan mudah dikunyah dengan mulutnya yang belum bergigi. Selain itu tahu sangat mudah didapat dan harganya sangat ekonomis. Nah, kandungan zat besi dalam tahu sendiri mencapai 5,4 mg per 100 gram-nya. 

8. Bayam 

Bayam merupakan sayuran hijau yang mudah didapat dan sangat baik bagi tubuh bayi karena kaya akan berbagai nutrisi esensial, salah satunya adalah zat besi. 

Zat besi dalam 100 gram bayam mencapai 2,7 mg. Selain zat besi bayam juga mengandung vitamin C yang sangat penting untuk memaksimalkan penyerapan zat besi dalam tubuh.  

Jadi, Bunda dapat memadukan bayam dengan hati ayam atau daging merah agar tubuh si Kecil dapat melakukan penyerapan zat besi dengan maksimal. 

Baca juga: 15 Ciri Bayi Kekurangan Zat Besi yang Harus Bunda Tahu

9. Pepaya 

Pepaya memiliki rasa manis dan tekstur lembut yang pastinya akan sangat disukai oleh si Kecil. Cita rasanya yang lezat, 100 gram pepaya juga mengandung 10 mg zat besi. 

Bunda dapat membuat pepaya sebagai puree atau finger food dengan memotongnya panjang-panjang seukuran jari. Finger food akan membantu bayi untuk latihan makan sendiri, lho, Bun!

 

10. Kacang Mede

Kacang mede sebenarnya adalah biji dari buah jambu monyet. Rasanya gurih dan penuh akan nutrisi, salah satunya adalah zat besi. Nah, 1 oz (28,4 gram) kacang mede mengandung 1,9 mg zat besi. 

Untuk memberikannya pada si Kecil, Bunda dapat mengubah kacang mede ke dalam bentuk pasta terlebih dahulu dengan menumbuknya secara manual atau menggunakan food processor.

Namun satu hal yang perlu diingat, kacang-kacangan merupakan salah satu makanan yang dapat memicu munculnya alergi. Jadi sebelum memberikan pasta kacang mede atau puree dengan campuran kacang mede pada si Kecil, sebaiknya Bunda melakukan tes terlebih dahulu. 

Berikan pasta kacang mede tanpa campuran apapun selama 1-3 hari dan amati reaksi tubuh si Kecil. Jika muncul gejala alergi, hentikan dulu pemberian kacang-kacangan dan hubungi pusat layanan kesehatan seperti puskesmas, bidan, atau rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.  

Optimalkan Penyerapan Zat Besi dengan Makanan yang Mengandung Vitamin C

1000 hari pertama kehidupan anak merupakan momen yang paling penting dalam perkembangan si Kecil, baik dari segi fisik, psikologis, perilaku, dan pematangan fungsi kognitifnya. Itu kenapa masa 1000 HPK juga sering disebut sebagai periode keemasan anak. 

Ini adalah kesempatan terbaik untuk Bunda berupaya semaksimal mungkin meminimalisir atau bahkan mencegah efek merugikan pada tumbuh kembang si Kecil dengan memastikan kebutuhan nutrisinya terus terpenuhi seoptimal mungkin sampai setidaknya di tahun pertama usianya nanti.

Oleh karena itu, peran zat besi sebagai salah satu zat gizi paling penting untuk anak tidak boleh dipandang sebelah mata. Namun, semata-mata memberikan makanan yang kaya zat besi saja mungkin belum optimal untuk mendukung kemajuan si Kecil. Untuk memaksimalkan penyerapan zat besinya, kebutuhan vitamin C si Kecil juga harus terpenuhi dari asupan sehari-hari. 

Secara khusus, vitamin C bekerja efektif untuk bantu maksimalkan penyerapan zat besi dari sumber hewani (heme) dan nabati (non-heme) hingga 2 kali lipat agar lebih mudah diserap tubuh.  menjadi bentuk yang lebih mudah diserap tubuh.

Ketika penyerapan zat besi optimal, si Kecil akan bisa lebih optimal dalam mempelajari, menerima, dan memproses informasi baru dari stimulasi-stimulasi yang ia dapatkan sehari-hari. Vitamin C pun ikut berperan penting untuk meningkatkan penyerapan vitamin D dan kalsium di dalam usus untuk membantu tubuh si Kecil membentuk tulang yang sehat dan kuat. 

Semua nutrisi di atas adalah fondasi yang kuat untuk mengoptimalkan si Kecil agar bertumbuh kembang semakin maju. 

Butuh rekomendasi resep makanan bayi yang mengandung kombinasi zat besi dan vitamin C? Yuk, unduh Panduan Resep & Tips MPASI. Gratis! 

Referensi tambahan:

  1. IDAI | Pastikan Bayi Anda Cukup Zat Besi? (2017). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pastikan-bayi-anda-cukup-zat-besi
  2. Iron. (2019, September 16). The Nutrition Source. https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/iron/#:~:text=Iron%20from%20food%20comes%20in,%2C%20legumes%2C%20and%20leafy%20greens.
  3. FoodData Central. (2023). Usda.gov. https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/
  4. Iron Content of Papayas. (2023). Daily Iron. http://www.dailyiron.net/papayas/
  5. Vitamin C Helps in the Absorption of Iron in Iron Deficiency Anemia. (2019). Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 2(3). https://doi.org/10.37287/jppp.v2i3.137
  6. Cerebral Hypoxia: What It Is, Causes, Symptoms. (2021). Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/6025-cerebral-hypoxia#:~:text=Your%20brain%20runs%20your%20nervous,and%20messages%20throughout%20the%20body
  7. Gurnida, Dida. Revolusi Kecerdasan: Nutrisi Bagi Perkembangan Otak. pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/11/Pustaka_Unpad_Revolusi_-Kecerdasan.pdf. 
  8. Calcium and Vitamin D: Important at Every Age | NIH Osteoporosis and Related Bone Diseases National Resource Center. (2018, October). Nih.gov. https://www.bones.nih.gov/health-info/bone/bone-health/nutrition/calcium-and-vitamin-d-important-every-age
  9. Morcos, S. R., El-Shobaki, F. A., El-Hawary, Z., & Saleh, N. (1976). Effect of vitamin C and carotene on the absorption of calcium from the intestine. Zeitschrift Für Ernährungswissenschaft, 15(4), 387–390. https://doi.org/10.1007/bf02020506
  10. Sergeev, I. N., Arkhapchev, Y. P., & Spirichev, V. B. (1990). Ascorbic Acid Effects on Vitamin D Hormone Metabolism and Binding in Guinea Pigs. The Journal of Nutrition, 120(10), 1185–1190. https://doi.org/10.1093/jn/120.10.1185
  11. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. (n.d.). http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_Angka_Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pd

Artikel Terpopuler

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

call center bebeclub
foto careline