Facebook Pixel Code Keju untuk MPASI Bayi: Manfaat, Resep, dan Risiko Alerginya

Manfaat Keju untuk MPASI Bayi, Resep, dan Tips Memberikannya

Manfaat Keju untuk MPASI Bayi, Resep, dan Tips Memberikannya

 

Sedang cari ide untuk menu MPASI si Kecil? Bunda bisa, lho, coba memberikan keju karena aman diolah menjadi menu MPASI yang bisa bantu memenuhi kebutuhan nutrisi si Kecil. Yuk, cari tahu selengkapnya apa kandungan nutrisi dan manfaat keju untuk bayi pada ulasan berikut!

Manfaat Keju untuk Kesehatan Bayi

Menurut laman National Health Service, keju bisa menjadi bagian dari makanan yang sehat dan seimbang untuk bayi. Makanan padat ini mengandung kalsium, protein, dan vitamin.

Berdasarkan kandungan zat gizinya yang melimpah, keju dapat memberikan banyak manfaat untuk bayi, di antaranya:

1. Kaya Gizi untuk Pertumbuhan Bayi

Keju kaya akan nutrisi yang menyehatkan si Kecil. Adapun nutrisi yang terkandung dalam keju menurut situs Panganku yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan RI, di antaranya:

  • Air: 38.5 gram

  • Energi: 326  kilokalori

  • Protein: 22.8 gram

  • Lemak: 20.3 gram

  • Karbohidrat: 13.1 gram

  • Vitamin C: 1 milligram

  • Kalsium: 777 milligram

  • Fosfor: 338 milligram

  • Besi: 1.5 milligram

  • Natrium: 1,410 milligram

  • Kalium: 82.7 milligram

  • Tembaga : 0.03 milligram

  • Seng : 3.1 milligram

  • Retinol (vitamin A): 227 mikrogram

  • Beta-karoten : 128 mikrogram

  • Thiamin (vitamin B1): 0.01 milligram

  • Riboflavin (vitamin B2): 0.37 milligram

  • Niasin (Niacin): 0.1 milligram

  • Vitamin C (vitamin C): 1 milligram

2. Menguatkan Tulang  

Keju mengandung kalsium yang baik untuk mendukung pertumbuhan tulang bayi. Oleh karena itu, memberikan keju sebagai makanan pendamping ASI (MPASI) di tahun pertamanya merupakan hal yang tepat. Pilih keju yang memiliki tekstur lembut, tidak berbau, dan tidak lengket, ya, Bun.

Selain kalsium, beberapa jenis keju juga diperkaya dengan vitamin D. Zat gizi ini sangat penting untuk membantu menyerap kalsium jadi lebih optimal. Dengan begitu, vitamin D dan mineral bisa mengoptimalkan kekuatan dan pertumbuhan sistem kerangka bayi. 

Nah, kondisi tulang yang kuat dapat mendukung pertumbuhan si Kecil, mulai dari tengkurap, duduk, merangkak, hingga berjalan nantinya.

Baca Juga:  Nutrisi Terbaik Agar Tumbuh Kembang Anak Terbebas dari Alergi Susu Sapi

3. Menjaga Kesehatan Gigi

Mengonsumsi keju secara rutin ternyata dapat mendukung pertumbuhan gigi si Kecil. Ini karena kandungan kalsium, vitamin D, dan fosfor dalam keju semuanya berperan penting dalam pembentukan serta pemeliharaan kesehatan gigi dan gusi anak-anak.

Kalsium dan fosfor juga berperan membuat tulang rahang sehat dan kuat untuk menahan gigi pada tempatnya. Sementara itu, protein dalam keju yang disebut kasein bantu melapisi gigi dengan lapisan pelindung untuk membantu menangkis asam yang biasanya menempel pada enamel gigi.

Penelitian tahun 2013 juga menyebutkan, mengunyah keju yang disajikan sebagai finger food juga bantu meningkatkan produksi air liur dalam mulut bayi, yang berfungsi membersihkan sisa-sisa gula, bakteri, dan asam yang dapat merusak giginya, lho, Bun!

4. Menjaga Pembuluh Darah Tetap Sehat

Para ilmuwan menemukan fakta bahwa keju memiliki kandungan antioksidan yang bisa melindungi efek negatif natrium yang merusak pembuluh darah, setidaknya dalam jangka pendek.

Baca juga: Simak Mitos dan Fakta Seputar Susu Soya bagi Tubuh si Kecil

Kapan Bayi Boleh Makan Keju?

Sangat banyak, ya, manfaat keju untuk pertumbuhan dan kesehatan bayi? Jika Bunda mau mulai mengenalkan keju pada si Kecil, sebaiknya tunggu dulu sampai usianya sudah lewat dari 6 bulan, ya.

Sebagian besar bayi diperbolehkan makan keju asalkan usianya sudah lebih dari 6-8 bulan. Sumber yang lain mengatakan Bunda sebaiknya perlu menunggu sampai bayi berusia antara 7-10 bulan jika ingin memberikan keju.

Keju yang Bagus untuk Bayi

Keju yang bagus dikonsumsi oleh bayi adalah keju penuh lemak yang sudah dipasteurisasi. Sebagai permulaan, Bunda bisa memulai memberikan keju dengan varietas yang lebih ringan sebelum beralih ke keju yang lebih kuat.

Bunda perlu waspada karena bayi dan balita tidak disarankan untuk mengkonsumsi keju lunak yang sudah berjamur. Keju lunak yang sudah berjamur berpotensi membawa bakteri listeria.

Maka itu, sebaiknya Bunda memilih keju yang dibuat dari susu pasteurisasi. Untuk memastikan keju yang akan dikonsumsi oleh si Kecil, Bunda bisa memeriksa label kemasannya.

Lebih jelasnya, berikut adalah jenis keju yang aman untuk Bunda berikan pada bayi:

  • Keju cheddar (ringan).

  • Keju mozzarella.

  • Keju parmesan.

  • Krim keju.

Si Kecil sebaiknya mengonsumsi keju yang tinggi lemak dan rendah natrium. Pasalnya, bayi masih membutuhkan asupan lemak sehat dalam jumlah yang cukup untuk membantu proses tumbuh kembangnya.

Baca Juga:  Nutrisi dan Stimulasi Si Kecil yang Alergi Susu Sapi

Resep MPASI Olahan Keju untuk Bayi

Cara paling sederhana untuk memasukkan keju ke dalam makanan bayi adalah menambahkannya sebagai topping. Bunda bisa taburkan parutan keju di atas bubur alpukat atau panekuk pisang.

Selain itu, berikut adalah beberapa contoh mengolah keju sebagai MPASI untuk bayi:

1. Puree Terong, Tomat, dan Keju

Bahan-bahan yang Bunda perlukan:

  • Terong 300 gram. 

  • Tomat 2 buah.

  • 1 kentang ukuran kecil.

  • 30 gram mozzarella.

  • 2 sdt minyak zaitun.

  • Keju parmesan parut untuk disajikan.

Cara membuat:

  1. Cuci semua sayuran sampai bersih dan keringkan dengan kain katun kering.

  2. Kupas kulit terong dan potong menjadi dua bagian. Buang semua bijinya, lalu potong dua bagian menjadi kubus yang lebih kecil.

  3. Kupas kulit tomat dan potong kecil-kecil. Buang semua biji dari potongannya. Kemudian, kupas kulit kentang dan potong kecil-kecil.

  4. Masukkan semua sayuran ke dalam kukusan dengan api sedang dan setel pengatur waktu untuk memasak dengan uap pada 15 menit.

  5. Potong keju mozzarella menjadi kubus dan masukkan ke dalam blender. Jangan lupa untuk blender keju menjadi pasta halus.

  6. Tambahkan juga sayuran rebus ke dalam blender.

  7. Haluskan pasta keju dengan sayuran untuk membuat puree halus. Tambahkan minyak zaitun dan haluskan lagi.

  8. Sajikan puree dalam mangkuk dan hiasi dengan keju parmesan parut.

2. Puree Ubi Jalar, Wortel, dan Keju

Bahan-bahan yang Bunda perlukan:

  • 2 buah ubi jalar berukuran sedang.

  • 1 wortel ukuran besar.

  • 25 gram keju parmesan.

  • 25 gram keju cheddar.

Cara membuat:

  • Potong kecil-kecil wortel dan kentang lalu rebus hingga empuk.

  • Biarkan sayuran dingin. Setelah dingin, masukkan sayuran ke dalam blender bersama keju dan haluskan hingga halus.

  • Sajikan dalam mangkuk.

3. Bubur Jagung Keju

Bahan-bahan yang Bunda perlukan:

  • 1/2 batang jagung manis, serut.

  • 100 gram keju parut.

  • Unsalted butter secukupnya.

Cara membuat:

  1. Haluskan jagung manis serut menggunakan food processor. 

  2. Tuang ke dalam panci, masukkan unsalted butter. Masak sampai mendidih. 

  3. Matikan kompor.

  4. Beri parutan keju sebagai topping, sajikan hangat.

4. Puree Kabocha Cheese

Bahan-bahan yang Bunda perlukan:

  • 1/4 potong kabocha hijau atau kuning.

  • 50 ml ASI yang telah dilarutkan.

  • Keju cheddar secukupnya.

Cara membuat:

  1. Kukus kabocha sekitar 30 menit atau hingga lunak. Potong-potong.

  2. Haluskan di food processor sampai benar-benar halus, tambahkan ASI sampai mengental. 

  3. Tambahkan keju cheddar. 

  4. Campurkan semua bahan sampai merata.

  5. Siap disajikan.

5. Alpukat Cheese Cream

Bahan-bahan yang Bunda perlukan:

  • Buah alpukat ukuran sedang, haluskan.

  • 4 keping biskuit bayi.

  • 60 ml ASI.

  • 2 sdm keju parut.

  • ½ sdt maizena yang sudah dilarutkan dengan air.

  • 1 sdm margarin cair.

Cara membuat:

  1. Hancurkan biskuit sampai halus.

  2. Campurkan dengan margarin cair dan susun sebagai lapisan pertama.

  3. Untuk cream cheese, campurkan susu formula, keju dan larutan maizena lalu masak sampai mengental.

  4. Setelah mengental, tuang ke mangkuk sebagai lapisan kedua.

  5. Masukkan alpukat yang sudah dihaluskan sebagai lapisan ketiga.

Bunda juga bisa, lho, dapatkan beragam inspirasi resep MPASI enak dan bergizi lainnya dengan mengunduh Panduan MPASI secara gratis!

Pantau Risiko Alergi Sebelum Memberikan Keju pada Bayi

Nah, satu hal lagi yang perlu Bunda perhatikan adalah risiko alergi yang mungkin ditunjukkan si Kecil. 

Pasalnya, keju adalah makanan yang terbuat dari olahan susu sapi. Alergi susu itu sendiri merupakan salah satu jenis alergi makanan yang paling umum terjadi pada bayi.

Adapun gejala alergi susu yang mungkin muncul setelah bayi mengonsumsi keju, yaitu diare, mual, dan muntah yang kadang diikuti dengan kram perut dan kembung. Si Kecil tentu belum bisa memberitahu Bunda secara langsung. Jadi, Bunda akan memahami kondisinya dengan memperhatikan reaksi bayi setiap kali habis makan keju karena mengandung susu sapi. Gejala alergi pun dapat muncul terlambat, dalam beberapa hari setelah konsumsi.

Oleh karena itu, berikanlah si Kecil keju secara bertahap pada awalnya. Misalnya, pertama-tama hanya memberikan keju sebagai sedikit topping di atas bubur buahnya. Jika tidak ada reaksi apa pun, berarti si Kecil cocok makan keju.

Jika setelah makan dan dalam 2-3 hari setelahnya si Kecil menunjukkan gejala-gejala di atas, ini kemungkinan ia memiliki alergi. Begitu pula jika Bunda memperhatikan si Kecil sesak napas, batuk mengi, serta bibir, lidah, atau tenggorokannya membiru. Segera bawa si Kecil ke dokter, klinik, atau rumah sakit terdekat karena ini adalah gejala anafilaksis yang dapat membahayakan nyawa. 

Maka saat mengenalkan keju, jangan kenalkan bahan makanan baru lainnya agar Bunda bisa yakin setiap perubahan yang ditunjukkan si Kecil berasal dari satu sumber makanan baru. Yang paling penting, jangan pernah melewatkan jadwal menyusui si Kecil meski ia sudah mulai MPASI, karena ASI masih menjadi sumber gizi terbaik dan terlengkap untuk bayi.

Semoga artikel ini membantu, ya!

Referensi:

  • Stanhewicz, A. E., Alba, B. K., Kenney, W. L., & Alexander, L. M. (2016). Dairy cheese consumption ameliorates single-meal sodium-induced cutaneous microvascular dysfunction by reducing ascorbate-sensitive oxidants in healthy older adults. British Journal of Nutrition, 116(4), 658–665. https://doi.org/10.1017/s0007114516002579 

  • Patwal, S. (2023, February 21). Cheese for babies: When to introduce, benefits and recipes. MomJunction. Retrieved March 13, 2023, from http://www.momjunction.com/articles/yummy-cheese-recipes-for-babies_00117130/ 

  • Marcin, A. (2020, September 21). Baby and cheese: Age, best and Worst Options, and benefits. Healthline. Retrieved March 13, 2023, from http://www.healthline.com/health/baby/baby-cheese#takeaway

  • NHS. (n.d.). NHS choices. Retrieved March 13, 2023, from http://www.nhs.uk/conditions/baby/weaning-and-feeding/foods-to-avoid-giving-babies-and-young-children/ 

  • Kemenkes Republik Indonesia. Data Komposisi Pangan Indonesia - Beranda. (n.d.). Www.panganku.org. https://www.panganku.org/id-ID/semua_nutrisi

  • MediLexicon International. (n.d.). Cheese: Types, health benefits, and risks. Medical News Today. Retrieved March 13, 2023, from https://www.medicalnewstoday.com/articles/299147%238-health-benefits-of-cheese 

  • Mayo Foundation for Medical Education and Research. (2022, June 16). Milk allergy. Mayo Clinic. Retrieved March 13, 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/milk-allergy/symptoms-causes/syc-20375101 

Artikel Terpopuler