Anemia tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi anemia pada anak juga merupakan masalah yang sering terjadi. Bahkan 1 dari 3 anak Indonesia yang berusia di bawah 5 tahun berpotensi mengalami anemia, khususnya anemia defisiensi zat besi.
Ditambah lagi, risiko anemia yang disebabkan oleh defisiensi zat besi berpotensi lebih tinggi pada anak yang tidak cocok dengan susu sapi sebagai akibat dari pembatasan makanan dan peradangan saluran cerna.
Sampai di sini Bunda barangkali sudah penasaran dengan anemia defisiensi zat besi yang sering kali terjadi pada anak. Nah, untuk paham lebih lanjut mengenai hal ini, berikut 5 poin yang perlu Bunda perhatikan.
Definisi Anemia Defisiensi Zat Besi
Anemia defisiensi besi pada dasarnya merupakan anemia yang terjadi ketika tubuh kekurangan zat besi.
Seorang anak dengan anemia memiliki jumlah sel darah merah (eritrosit) yang lebih rendah dari biasanya. Sel darah merah mengandung hemoglobin, protein yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Tubuh membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin.
Nah, tanpa zat besi, hemoglobin, dan sel darah merah yang cukup, maka si Kecil akan mengalami anemia. Perlu Bunda ketahui, penanganan yang tepat akan membantu masalah anemia pada anak.
Penyebab Anemia Defisiensi Zat Besi
Lalu pertanyaan, apa sih penyebab utama anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi? Beberapa di antaranya, yakni:
-
Masalah penyerapan zat besi pada tubuh
-
Seorang anak mengalami kehilangan darah karena cedera
-
Anak tidak mendapatkan cukup zat besi pada makanan yang dikonsumsinya sehari-hari
Faktor Risiko Anemia Defisiensi Zat Besi
Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan si Kecil mengalami anemia defisiensi zat besi. Faktor tersebut diuraikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sebagai berikut:
-
Pertumbuhan yang cepat.
-
Komposisi makanan yang lebih banyak mengandung serat berperan dalam penyerapan zat besi. Sementara besi pada serat bersifat non-heme dan serat sendiri bisa menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh.
-
Mengalami infeksi. Kuman penyebab infeksi menggunakan zat besi untuk pertumbuhan dan multiplikasinya. Jadi, anak yang sering infeksi bisa saja mengalami kekurangan zat besi.
-
Gangguan penyerapan makanan dalam usus.
Tanda dan Gejala Anemia Defisiensi Zat Besi
Yang menarik untuk diperhatikan, anak-anak dengan anemia defisiensi besi mungkin tidak memiliki gejala apapun. Namun, saat si Kecil sudah benar-benar mengalami kekurangan zat besi, maka akan muncul tanda serta gejala seperti:
-
Wajah terlihat pucat
-
Selalu tampak murung
-
Mudah mengalami kelelahan, apalagi setelah berolahraga
-
Sering pusing
-
Punya detak jantung yang cepat
-
Memiliki keterlambatan perkembangan dan masalah perilaku
Penanganan Anemia Defisiensi Zat Besi
Ada beragam cara menangani dan mencegah anemia defisiensi zat besi yang bisa Bunda lakukan, termasuk memberikan si Kecil makanan dengan kandungan zat besi yang tinggi. Selain itu, Bunda juga bisa membantunya dengan susu formula yang mengandung zat besi berupa SGM Eksplor 1 Plus Pro-gress Maxx dengan IronC untuk anak usia 1-3 tahun dan SGM Eksplor 3 Plus Pro-gress Maxx dengan IronC untuk anak usia 3-5 tahun.
Beberapa kandungan penting di dalamnya yaitu zat besi dan vitamin C (IronC). Kedua kandungan ini akan membantu penyerapan maksimal nutrisi penting seperti omega 3 & 6, kalsium & vitamin D, serat pangan, zinc, minyak ikan, serta nutrisi penting lainnya.
Nah, itulah tadi beragam informasi mengenai anemia pada anak, semoga informasi ini membantu Bunda dalam menemani masa tumbuh kembang si Kecil dan membantu dia mencapai 5 Potensi Prestasi, yakni Berpikir Cepat, Tangguh, Percaya Diri, Tumbuh Tinggi dan Aktif Bersosialisasi.
Sumber:
SGM - Iron Deficiency CMPA Infographic
https://kidshealth.org/en/parents/ida.html
https://kidshealth.org/en/parents/ida.html
https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/anemia-kekurangan-zat-besi
https://kidshealth.org/en/parents/ida.html