Facebook Pixel Code Ciri-Ciri Anak Terlambat Jalan dan Cara Stimulasinya

Ciri-Ciri Anak Terlambat Jalan, Penyebab, dan Stimulasinya

Ciri-Ciri Anak Terlambat Jalan, Penyebab, dan Stimulasinya

 

Kemampuan berjalan adalah keterampilan motorik penting yang menjadi awal dari kemandirian anak. Lantas jika belum bisa jalan sendiri di usia 1 tahun, apakah ini ciri-ciri anak tidak bisa berjalan?

Kapan Anak Dikatakan Terlambat Jalan?

Sewajarnya anak paling lambat sudah bisa jalan di umur 18 bulan atau 1,5 tahun.

Anak dikatakan terlambat jalan atau mengalami delayed walking jika belum bisa berdiri dengan bantuan di usia 12 bulan dan belum bisa berjalan sendiri pada usia 18-24 bulan.

Anak umumnya pertama kali belajar jalan di umur 9-15 bulan dengan cara merambat (berpegangan pada tepian furnitur atau benda lain) atau ditatih berjalan oleh orang tua.

Jangan lupa juga selalu pantau segala capaian si Kecil sesuai tahapan usianya di Panduan Tumbuh Kembang, ya!

Ciri-Ciri Anak Tidak Bisa Berjalan (Delayed Walking)

Berikut adalah ciri-ciri anak tidak bisa berjalan di usianya:

  • Belum bisa berdiri dengan dibantu orang tua di usia 1 tahun. 
  • Belum bisa berjalan lepas (tanpa berpegangan atau ditatih orang tua) di usia 1,5 tahun.
  • Belum bisa berjalan dengan mantap pada usia 16-23 bulan.
  • Kebiasaan berjalan jinjit menetap setelah usia di atas 2 tahun.
  • Anak mengangkat kedua kaki saat diberdirikan (si Kecil tidak mau menapakkan kaki di lantai).

Segera konsultasi ke dokter jika si Kecil saat ini berusia 16-23 bulan dan menunjukkan ciri-ciri terlambat jalan untuk memastikan akar penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat. 

Begitu pula jika pernah ada riwayat keterlambatan mencapai milestone motorik saat si Kecil masih bayi. Misalnya telat mengangkat kepalanya, terlambat tengkurap, dan terlambat duduk.

Baca Juga: Anak Usia 1 Tahun Seharusnya Sudah Bisa Apa Saja?

Penyebab Anak Terlambat Berjalan

Keterlambatan berjalan dapat disebabkan beberapa faktor berbeda. Lalu, apa yang menyebabkan anak lambat berjalan?

1. Kurang Stimulasi

Jika Bunda jarang memberikan stimulasi untuk anak 1 tahun atau tidak pernah diberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan motoriknya secara mandiri, ini juga dapat menjadi penyebab terlambat berjalan.

Misalnya, apa-apa lebih memilih untuk menggendong si Kecil atau terlalu lama membiarkan ia bermain di baby walker tanpa diselingi stimulasi mandiri.

Baca Juga: 7 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

2. Takut

Jika tidak ada tanda-tanda masalah kesehatan dan gangguan otot tapi si Kecil masih terus-terus berjalan jinjit, salah satu faktor yang mungkin mendasarinya adalah rasa takut belajar jalan.

Misalnya, takut berjalan karena takut jatuh atau takut berjalan di medan atau permukaan yang tidak nyaman bagi dirinya. 

Anak mungkin merasa enggan mencoba hal-hal baru seperti berjalan, dan lebih memilih untuk menunggu sampai merasa lebih berani dan percaya diri sebelum mencoba berjalan sendiri. 

3. Keterlambatan Keterampilan Motorik

Belajar berjalan adalah sebuah tahapan perkembangan yang memerlukan latihan telaten dan memakan waktu. Kecepatan perkembangan setiap anak pun tidak ada yang sama persis.

Namun, jika usia anak sudah lewat dari 18 bulan dan masih belum bisa berdiri sendiri, ini mungkin tanda keterlambatan perkembangan.

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan anak mengalami keterlambatan perkembangan, misalnya faktor genetik, kelainan kromosom, atau riwayat penyakit kronis di awal kelahirannya.

4. Masalah pada Otot

Berjalan jinjit umum dilakukan anak di usia 10-18 bulan sebagai awalan belajar berjalan.

Namun, terlalu sering berjalan jinjit dan tidak menunjukkan kemauan belajar berjalan menapak tanah mungkin disebabkan gangguan pada otot, tendon, maupun penyakit tertentu.

5. Distrofi Otot

Distrofi otot juga dapat menjadi salah satu ciri-ciri anak tidak bisa berjalan.

Distrofi otot adalah kelemahan dan penurunan fungsi otot yang dapat memengaruhi kontrol otot dan gerakan anggota tubuh, termasuk otot-otot yang diperlukan untuk berjalan.

Masalah ini memerlukan perhatian medis segera.

6. Mengalami Hipotiroidisme

Fungsi tiroid yang kurang aktif atau hipotiroidisme dapat memengaruhi perkembangan motorik, termasuk keterlambatan berjalan pada anak.

Hipotiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon tiroid yang penting untuk mengatur metabolisme tubuh serta fungsi otot dan sistem saraf.

Hal ini dapat memengaruhi kemampuan anak untuk melakukan gerakan motorik yang lebih kompleks, termasuk berjalan.

7. Adanya Kelainan Saraf

Ciri-ciri anak tidak bisa berjalan cenderung umum terlihat pada kelompok anak yang memiliki kelainan saraf atau gangguan neurologis tertentu.

Beberapa kondisi yang dapat menjadi penyebab anak terlambat jalan antara lain cerebral palsy (masalah saraf yang mengatur gerak, postur, dan koordinasi tubuh), sindrom Down, dan autisme.

Cara agar Anak Bisa Cepat Jalan

Apabila si Kecil tidak menunjukkan tanda-tanda keterlambatan perkembangan serius atau masalah medis tertentu, berikut adalah beberapa cara stimulasi untuk anak terlambat jalan:

1. Sering Ajak Main di Lantai

Membiarkan anak bermain di lantai adalah stimulasi yang tepat untuk memberikan kesempatan mengembangkan keterampilan motorik.

Saat bermain di lantai, anak dapat menggunakan otot-otot tubuhnya, seperti merangkak, merayap, atau berdiri dengan dukungan.

Bunda dapat mengatur posisi furnitur seperti sofa, meja, atau kursi untuk memancing anak bergerak mengangkat tubuhnya agar bisa bangkit berdiri dan mencoba merambat. 

2. Ajak Anak Jalan Bersama

Berjalan bersama si Kecil sambil memegang tangannya adalah cara yang baik untuk mendorong dan melatih anak agar berjalan.

Tentunya stimulasi ini juga dapat memberikan dukungan dan kepercayaan diri kepada anak saat ia belajar mengatur keseimbangan dan gerakan berjalan.

3. Gunakan Mainan Dorong

Bunda bisa juga memberikan si Kecil mainan dorong atau push walker yang didesain khusus untuk membantu menjaga keseimbangan anak saat belajar berjalan.

Mainan dorong atau push walker membantu anak berlatih memijakkan kaki di permukaan lantai dengan mantap, melatih berpegangan sambil menahan beban badan dan keseimbangan, juga membangun kepercayaan dirinya. 

Selain dengan mainan, Bunda juga bisa stimulasi anak agar cepat jalan dengan mengajaknya mendorong mainan mobil-mobilan yang bisa bergerak atau mendorong-dorong kursi plastik.

4. Hindari Baby Walker

Jangan biasakan anak berdiri dan berjalan pakai baby walker. Penggunaan baby walker yang berlebihan justru dapat mengganggu perkembangan otot dan meningkatkan risiko cedera pada si Kecil.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), baby walker justru dapat mengurangi motivasi dan insting anak untuk belajar berjalan sendiri karena terbiasa dibantu bergerak tanpa mengeluarkan tenaga.

Baca Juga: 8 Ide Aktivitas Bermain untuk Anak 1-2 Tahun

5. Biarkan Anak Berjalan Nyeker

Berjalan nyeker alias tanpa alas kaki bantu mengembangkan otot-otot kaki dan pergelangan kaki anak serta mendukung perkembangan lengkungan kaki yang normal agar ia bisa berjalan mandiri.

Selain itu, berjalan tanpa alas kaki memungkinkan anak untuk belajar mengatur keseimbangan dan koordinasi dengan lebih efektif.

Namun, pastikan bahwa permukaan tempat anak berjalan sudah bersih dan bebas dari benda-benda berbahaya, ya.

6. Sebar Mainan Cukup Jauh

Agar si Kecil terpancing bergerak dan belajar jalan sendiri, cobalah letakkan beberapa mainan anak atau benda favoritnya sejauh jangkauannya.

Lihat apakah ada ciri-ciri anak tidak bisa berjalan, atau si Kecil merasa tertarik dan berusaha bangkit untuk meraih mainan tersebut.

Selama proses belajar berjalan, anak seringkali terjatuh. Jatuh merupakan bagian dari proses belajar si Kecil, sehingga anak akan belajar memperbaiki keseimbangannya.

7. Beri Pijakan untuk Anak Bergerak

Ketika si Kecil sudah dapat menopang badannya dengan kaki dan tangan, coba sesekali letakkan telapak tangan Bunda di belakang telapak kakinya.

Hal ini akan membantu si Kecil tetap stabil saat berdiri dan bertindak sebagai dasar pijakan yang aman untuk ia mulai mencoba bergerak.

8. Berikan Sepatu yang Tepat

Jika ingin beli sepatu untuk anak, pilih sepatu yang sol-nya fleksibel agar memudahkan anak berjalan.

Hindari model boots tinggi yang menutupi pergelangan kakinya. Model sepatu boots tinggi dapat membatasi gerakan kaki anak dan menghambat proses belajar berjalan si Kecil.

9. Berdirikan si Kecil

Duduklah bersama si Kecil di lantai dan bantu dia berdiri. Lalu hitung berapa lama ia bisa bertahan sebelum terjatuh. Selain itu, sering-seringlah buat kesempatan berjalan kaki sebanyak mungkin.

Misalnya, saat Bunda ingin bantu mendudukkan si Kecil, letakkan ia dalam posisi berdiri dan berjalan, bukan langsung dalam posisi duduk.

10. Berikan Mainan untuk Digenggam

Saat si Kecil sedang merambat di tepian furnitur, coba berikan satu mainan yang kecil dan ringan untuk ia genggam, seperti mainan kerincingan atau boneka binatang kecil.

Trik ini akan memindahkan fokus dan tenaga si Kecil dari gerakan berpegangan untuk mencoba menyeimbangkan badan dan berdiri sendiri tanpa berpegangan sambil mencoba meraih mainan yang Bunda “tawarkan”.

Seiring waktu, coba berikan satu mainan lalu tambahkan mainan lainnya sehingga ia memerlukan dua tangan untuk membawanya. 

11. Beri Pujian atas Usahanya

Memberikan pujian kepada anak saat ia mencoba melangkah atau mengalami kemajuan saat berlatih amatlah penting, Bun.

Pujian dapat membantu menumbuhkan rasa percaya diri si Kecil dan memberikan motivasi yang positif untuk terus mencoba dan mengembangkan kemampuannya. Hal ini merupakan tahap penting dalam perjalanan perkembangannya.

Baca Juga: Normalkah Anak 2 Tahun Belum Bisa Jalan?

Namun jika Bunda masih mencurigai adanya ciri-ciri anak tidak bisa berjalan setelah melakukan stimulasi yang telaten, konsultasikan ke dokter. 

Dokter akan melakukan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan apakah ada masalah perkembangan dan perlu melakukan intervensi khusus demi membantu anak mencapai kemampuan motoriknya dengan baik.

Bunda juga dapat langsung hubungi Sahabat Bunda Generasi Maju jika ada pertanyaan atau kekhawatiran khusus terkait tumbuh kembang dan kesehatan anak yang membutuhkan respon cepat.

 

Referensi:

  1. Is it normal that my baby is 12 months old and hasn’t started walking? (2021). BabyCentre UK. https://www.babycentre.co.uk/x1048733/is-it-normal-that-my-baby-is-12-months-old-and-hasnt-started-walking
  2. ‌Your child doesn’t walk yet. (2022). BabyCenter. https://www.babycenter.com/toddler/development/your-child-doesnt-walk-yet_12579
  3. ‌IDAI | Penggunaan BABY WALKER. (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/penggunaan-baby-walker
  4. ‌Rebecca Buffum Taylor. (2008, August 3). Delayed Walking and Other Foot and Leg Problems in Babies. WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/parenting/baby/delayed-walking-and-other-baby-foot-and-leg-problems
  5. ‌Higuera, V. (2016, October 24). 14-Month-Old Not Walking: Should You Worry? Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/parenting/14-month-old-not-walking#help-babywalk
  6. ‌What are the reasons for late walking in babies? Understand More. (2021, June 28). FDNA Health. https://fdna.health/knowledge-base/what-are-the-reasons-for-late-walking-in-babies/
  7. Marcin, A. (2020, September 30). How to Teach Your Baby to Walk. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/baby/how-to-teach-baby-to-walk
  8. What Causes Delayed Walking in Babies? 9 Possible Causes & Early Signs. (2022, August 5). MedicineNet; MedicineNet. https://www.medicinenet.com/what_causes_delay_in_walking_in_babies/article.htm
  9. ‌Developmental milestones: walking. (2023). BabyCentre UK. https://www.babycentre.co.uk/a6507/developmental-milestones-walking

Artikel Terpopuler