Facebook Pixel Code Zat Besi untuk Perkembangan Otak Anak Alergi Susu Sapi

Zat Besi, Penting untuk Perkembangan Otak Anak Alergi Susu Sapi

Zat Besi, Penting untuk Perkembangan Otak Anak Alergi Susu Sapi

Tahukah Bunda? Tumbuh kembang anak berlangsung pesat pada 2 tahun awal kehidupannya, termasuk perkembangan otak  anak. Kelak, kinerja otak si Kecil akan berpengaruh pada perkembangan fisik, kemampuan berbahasa, perkembangan sosial, emosional, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, Bunda perlu memastikan kebutuhan gizi si Kecil terpenuhi guna mendukung perkembangan otaknya. 

Hal ini berlaku juga untuk si Kecil yang menderita alergi susu sapi. Sama seperti anak yang tidak memiliki alergi susu sapi, si Kecil membutuhkan asupan nutrisi lengkap dan seimbang dalam menu makannya sehari-hari. Di antaranya adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Salah satu mineral yang berperan penting bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan fungsi kognitif si Kecil adalah zat besi.  

Berapa Kebutuhan Zat Besi si Kecil?

Meski si Kecil mengalami alergi, Bunda tentu tetap ingin Potensi Prestasi si Kecil terasah dengan baik agar ia menjadi anak yang mampu berpikir cepat, gigih, percaya diri, tumbuh tinggi, dan aktif bersosialisasi. Maka, jangan lupa untuk memasukkan makanan yang mengandung zat besi ke dalam menu harian si Kecil, Bunda. Zat besi berperan memicu mielinasi atau pembentukan selaput saraf yang membantu proses penerimaan informasi pada otak sehingga perkembangan otak anak bisa lebih maksimal. Saat kekurangan zat besi, si Kecil berisiko mudah lelah dan kekurangan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. 

Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa si Kecil yang berusia 1-3 tahun membutuhkan 7 mg zat besi per hari. Zat besi bisa diperoleh melalui produk hewani maupun tumbuhan. Bedanya, pada zat besi jenis heme yang terkandung dalam produk hewani lebih mudah diserap tubuh dibandingkan zat besi jenis nonheme yang terkandung dalam sayur-sayuran. Lantas, apa saja makanan sumber zat besi yang baik untuk si Kecil?

Daging juga baik untuk si Kecil karena selain zat besi, sumber makanan ini juga mengandung protein, zinc, dan vitamin B. 

Ikan tak hanya mengandung zat besi, tetapi juga manfaat lain seperti Omega 3, zinc, vitamin A, dan lain sebagainya.

Hati sapi dengan ukuran 75 g mengandung sekitar 4,8 mg zat besi. Menu ini juga biasanya menjadi favorit si Kecil karena rasanya yang gurih. 

Sayuran berdaun hijau gelap seperti bayam dan brokoli. Kandungan zat besi sayur yang dikukus lebih terjaga daripada yang direbus.

Kacang-kacangan seperti kacang tanah, buncis, dan kacang polong juga mengandung zat besi. Jika si Kecil tidak doyan sayur, sisipkan di dalam menu camilan risol atau nuget si Kecil.

Tahu juga bisa menjadi pilihan Bunda. Di setiap 126gr tahu terdapat sekitar 3,4 mg zat besi. Tahu juga bisa menjadi sumber protein nabati yang baik. 

Susu pertumbuhan. Karena si Kecil tidak bisa minum susu sapi, Bunda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat penanganan alergi yang tepat sekaligus rekomendasi alternatif nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan si Kecil. 

Vitamin C Tingkatkan Penyerapan Zat Besi

Untuk bisa berfungsi dengan baik di dalam tubuh si Kecil, zat besi ternyata membutuhkan dukungan dari vitamin C, Bun. Kombinasi vitamin C dan zat besi dengan rasio yang sesuai dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi di dalam tubuh si Kecil. Mengapa demikian? Ikatan vitamin C dan Zat Besi akan meningkatkan kelarutan zat besi sehingga lebih mudah diserap oleh tubuh.  Oleh karena itu, saat Bunda mengolah bahan makanan yang mengandung zat besi, jangan lupa tambahkan bahan-bahan sumber vitamin C seperti air jeruk dan perasan jeruk limau. Bunda juga bisa menyajikan buah potong berupa pepaya, dan jeruk sebagai camilan si Kecil. Jika Bunda berkreasi membuat puding dengan bahan kiwi atau stroberi, pastikan Bunda tidak menambahkan susu atau vla berbahan susu sapi, ya. 

Dukung selalu perkembangan otak  anak yang alergi susu sapi dengan asupan nutrisi yang lengkap dan seimbang, termasuk asupan zat besinya. Dampingi si Kecil agar tumbuh menjadi generasi yang unggul dan mencapai potensi prestasinya.

Baca Juga: Nutrisi Ibu Hamil untuk Perkembangan Anak Sejak Dalam Kandungan

 

Source:

  1. Danone Article: The importance of iron for your  toddler’s development after the first year. Including https://www.cgbabyclub.co.uk/ toddler/feeding/top-iron-rich-foods.html Accessed Nov 5, 2020
  2. https://www.who.int/nutrition/publications/en/ida_assessment_prevention_control.pdf Accessed Nov 5, 2020
  3. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pastikan-bayi-anda-cukup-zat-besi Accessed Nov 5, 2020
  4. https://www.healthlinkbc.ca/healthlinkbc-files/iron-foods Accessed Nov 5, 2020
  5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 66/2014 (Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan, dan Gangguan  Tumbuh Kembang Anak). Retrieved from: https://kesmas.kemkes.go.id/perpu/konten/permenkes/ pmk-no.-66-ttg-pemantauan-tumbuh-kembang-anak Accessed Nov 5, 2020

Artikel Terpopuler

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

call center bebeclub
foto careline