Sangat penting bagi Bunda memperhatikan apa saja aspek perkembangan anak di usia dini. Hal ini karena otak anak akan berkembang paling optimal dan pesat di lima tahun pertama usianya.
Selama tahun-tahun ini, otak anak berfungsi selayaknya spons yang bisa cepat dan banyak menyerap informasi baru. Mereka belajar dan merespon berbagai hal baru dengan cara yang berbeda-beda pada setiap informasi yang didapatkan. Anak akan belajar dengan kecepatan yang berbeda-beda.
Alasan lainnya karena perkembangan otak juga memengaruhi perubahan emosi, kepribadian, perilaku, pemikiran, dan ucapan anak-anak ketika mereka mulai memahami dan berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka.
Nah, berikut ini adalah 6 aspek perkembangan anak usia dini yang perlu Bunda tahu.
Apa Saja Aspek Perkembangan Anak di Usia Dini?
Penting untuk memahami setiap tahap perkembangan yang si Kecil lalui karena ia akan membutuhkan dukungan dan bimbingan langsung dari kedua orang tuanya.
Sebab, perkembangan anak didasarkan pada urutan perubahan fisik, bahasa, pikiran, dan emosi yang terjadi pada diri anak sejak lahir hingga awal masa dewasa nanti. Melalui fase ini, seorang anak berkembang, dari yang awalnya bergantung pada orang tua atau walinya hingga menjadi individu yang mandiri.
Semua aspek tumbuh kembang akan mereka pelajari dan kembangkan seiring waktu ketika mulai berinteraksi dengan dunia sekitar. Saat si Kecil berhasil mencapai semua 6 aspek perkembangan ini, artinya ia tumbuh besar menjadi anak yang mandiri dan tangguh.
Untuk membantu Bunda dan Ayah memahami perkembangan si Kecil, berikut ini 6 aspek perkembangan yang akan dicapai oleh si Kecil di usia dini.
1. Aspek Fisik dan Motorik
Fisik si Kecil akan bertumbuh seiring waktu sampai menjadi remaja dan dewasa mengikuti pertambahan usianya. Seiring fisik si Kecil yang bertambah tinggi besar pun, kemampuan-kemampuan yang ia miliki tentu juga akan makin berkembang.
Lalu, apa saja yang termasuk aspek fisik dan motorik dari perkembangan anak di usia dini? Aspek fisik dan motorik adalah segala kemampuan atau perkembangan yang berhubungan dengan tubuh, yaitu seperti:
-
Tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala yang bisa menjadi indikator kesehatan dan status gizi anak.
-
Motorik halus, yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan dan tugas sehari-hari menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu untuk berekplorasi dan mengekspresikan diri, seperti menggunakan pensil untuk menggambar, menulis dan mencorat-coret, kemampuan memindahkan benda dari tangan untuk menyusun balok, menggunting, melempar dan menangkap bola, dan sebagainya.
-
Motorik kasar adalah kemampuan tubuh untuk bergerak, berkoordinasi, dan menyeimbangkan diri menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan fisik anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, jalan, berlari, melompat, menendang, naik turun tangga dan sebagainya.
Perkembangan motorik, khususnya, sangat dipengaruhi oleh organ otak, karena otaklah yang menyetir setiap gerakan tubuh. Semakin optimal otak anak berkembang, sistem sarafnya juga akan semakin matang untuk mengatur dan mengkoordinasikan otot-otot tubuh untuk bergerak.
Berikut ini beberapa contoh stimulasi yang bisa Bunda dan Ayah berikan untuk melatih fisik serta kemampuan si Kecil:
-
Ajak si Kecil bermain menggunakan tangan, misalnya memindahkan bola dari wadah satu ke wadah yang lainnya, menyusun ring donat, menyusun balok, dan membuka halaman buku ceritanya sendiri.
-
Bermain di taman bermain, mulai dari perosotan, ayunan, jungkat-jungkit, tiang gelantung dan lainnya.
-
Mengajak si Kecil olahraga, seperti berenang, bersepeda, atau senam aerobik untuk belajar menyeimbangkan badan dengan berdiri menggunakan satu kaki saja.
Baca Juga: Kalsium dan Vitamin D, Asupan Kunci Perkembangan Motorik si Kecil
2. Aspek Kognitif
Aspek kognitif merupakan aspek perkembangan si Kecil yang mengutamakan kinerja otak, seperti cara mereka berpikir cepat, mengetahui, mengingat, menilai, dan memecahkan masalah. Ketika otak anak berkembang, ia akan semakin memahami dunia di sekitarnya.
Aspek kognitif ini sangat erat kaitannya dengan kesiapan anak untuk masuk sekolah nanti. Si Kecil akan bisa mengenal, menyebutkan, dan menggunakan lambang-lambang seperti abjad dan angka. Bahkan, aspek kognitif anak juga akan membantunya mengenal perbedaan pola, sebab-akibat, dan menggambarkan ulang banyak hal yang pernah mereka lihat.
Pada akhirnya, aspek perkembangan kognitif juga dapat membantu anak menerapkan pengetahuan dan pengalaman baru yang mereka dapatkan baik di sekolah maupun rumah.
Lalu, apa saja stimulasi yang bisa Bunda dan Ayah lakukan agar aspek kognitif si Kecil berkembang sempurna?
-
Ajak si Kecil menyusun puzzle dengan potongan besar, kemudian beralih ke puzzle yang lebih kecil ketika ia sudah terbiasa.
-
Kenalkan si Kecil dengan makhluk hidup seperti binatang atau tumbuhan dan benda di sekitarnya.
-
Kenalkan si Kecil dengan alat musik.
-
Biasakan si Kecil membaca buku sejak dini.
-
Menjelaskan elemen sebuah benda, seperti warna, ukuran, bentuk, dan kegunaannya ketika bermain atau di luar rumah. Misalnya, “Nak, coba lihat ada mobil pemadam kebakaran, besar sekali ya! Warna merahnya juga seperti baju Adik tuh! Kira-kira mau memadamkan kebakaran di mana ya?”
3. Aspek Sosial dan Emosional
Penting juga, nih, untuk Bunda dan Ayah memperhatikan aspek sosial dan emosional anak di usia dini. Aspek sosial dan emosional itu sendiri adalah kemampuan anak untuk mengenali diri sendiri dan berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya.
Artinya, aspek ini membuat anak bisa mengelola dan mengekspresikan emosi secara sehat, baik emosi yang positif maupun negatif. Anak juga mampu berinteraksi dengan teman sebayanya atau orang dewasa di sekitarnya secara aktif, juga belajar mengeksplorasi lingkungannya.
Selain itu, aspek sosial-emosional juga mencakup proses belajar anak dalam menyesuaikan diri untuk memahami keadaan serta perasaan diri sendiri dan orang lain ketika berinteraksi dengan orang-orang di lingkungannya yang diperoleh dengan cara mendengar, mengamati, dan meniru hal-hal yang dilihatnya.
Saat si Kecil berkomunikasi dengan teman sebayanya, otomatis ia akan memperluas hubungannya dengan orang lain. Ia akan belajar bersosialisasi dan mengikuti aturan-aturan etika yang ada. Pada saat inilah si Kecil akan mengembangkan identitas dirinya dan mengembangkan emosionalnya ketika berhubungan dengan orang lain.
Berikut ini contoh stimulasi yang bisa Bunda dan Ayah berikan untuk aspek perkembangan sosial dan emosional si Kecil:
-
Ajak si Kecil menangkap ikan. Hal unik ini bisa membuat si Kecil mengenali emosi, seperti rasa kesal ketika tidak dapat menangkap ikan dan rasa senang ketika ikan berhasil ditangkap.
-
Ajak si Kecil menggambar ekspresi. Dengan cara ini, si Kecil dapat dengan pasti mengenali berbagai macam ekspresi. Minta juga si Kecil untuk memperagakan ekspresi yang sudah ia buat.
3. Aspek Komunikasi dan Bahasa
Semakin si Kecil berkembang, semakin banyak si Kecil berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Kemampuan komunikasi si Kecil pun akan terus berkembang seiring bertambahnya kosa kata yang didapatkan setiap hari.
Pada aspek perkembangan ini, si Kecil akan belajar bagaimana cara berkomunikasi yang menghasilkan timbal balik. Ia juga akan belajar untuk mengkategorikan dunia di sekitar mereka dengan kemampuan pemahaman yang ia punya.
Mungkin akan sedikit sulit, seperti contohnya si Kecil yang memahami bahwa benda bulat adalah selalu bola. Peran Bunda dan Ayah adalah mengarahkan pemahaman si Kecil agar dapat membedakan kata yang satu dengan kata yang lain.
Stimulasi yang dapat diberikan pada si Kecil untuk melatih aspek perkembangan ini adalah:
-
Membacakan buku cerita dan bercerita tentang kegiatan sehari-hari.
-
Bermain game acak kata, ajak si Kecil untuk menggabungkan beberapa huruf menjadi sebuah kata.
-
Bernyanyi bersama si Kecil.
-
Bermain peran, ajak si Kecil menirukan beberapa profesi yang pernah ia lihat misalnya pura-pura menjadi supir bus atau penjaja makanan keliling. Biarkan si Kecil memilih sendiri peran yang ia mau dan membuat aturan mainnya sendiri.
Baca Juga: Yuk, Kenali Perkembangan Kemampuan Berbahasa si Kecil Usia 1 Tahun
5. Aspek Seni
Aspek perkembangan yang selanjutnya adalah aspek seni. Aspek ini berfokus pada imajinasi dan cara mereka untuk mengomunikasikan dan mengekspresikan ide, perasaan, pengamatan, serta pengalamannya secara kreatif. Aspek ini juga mendorong si Kecil untuk menjadi kreatif dalam memikirkan ide-ide baru yang inovatif.
Beberapa cara yang bisa Bunda dan Ayah lakukan untuk merangsang aspek seni ini adalah:
-
Ajak si Kecil mewarnai gambar yang sudah Bunda dan Ayah siapkan. Kegiatan ini akan melatih kreativitasnya dalam memilih warna yang tepat untuk gambar tersebut.
-
Biarkan si Kecil menggambar dan mencorat-coret. Ayah dan Bunda bisa mengajak si Kecil untuk mencoret kertas kosong dengan warna-warna yang beragam. Hal ini menumbuhkan kreativitas serta imajinasi si Kecil.
-
Berikan si Kecil mainan plastisin (dough). Biarkan ia meremas dan membentuk plastisin warna-warna sesuka hatinya menjadi bentuk-bentuk lucu.
6. Aspek Nilai Moral
Mengajarkan si Kecil memahami dan menaati aturan-aturan yang berlaku di masyarakat adalah langkah awal membentuk sikap dan perilaku santun. Aspek ini juga penting supaya si Kecil bisa belajar untuk berempati, suka menolong, bersikap jujur, sopan, menghormati orang lain, dan mudah bergaul di sekolah.
Stimulasi yang bisa Bunda dan Ayah berikan, seperti memberikan contoh perilaku yang baik dan buruk, memberikan contoh untuk saling mengasihi sesama manusia, mengajarkan si Kecil arti tolong menolong, dan juga membiasakan mereka beribadah sejak kecil.
Aspek ini merupakan aspek terpenting yang harus ia pelajari ketika mulai berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Itulah 6 aspek perkembangan anak usia dini yang wajib Bunda dan Ayah ketahui. Selain lewat stimulasi dan aktivitas di rumah, jangan lupa juga untuk selalu mengoptimalkan aspek perkembangan anak di usia dini dengan memberinya nutrisi terbaik setiap hari lewat makanan bergizi serta pemberian susu pertumbuhan yang difortifikasi seperti SGM Eksplor 1 +.
SGM Eksplor 1 + adalah satu-satunya susu pertumbuhan yang mengandung IronC™, kombinasi unik Zat Besi & Vitamin C dengan perbandingan 2:1 untuk memaksimalkan penyerapan nutrisi penting yang dibutuhkan si Kecil hingga 2x lipat. Dilengkapi juga dengan DHA, Minyak Ikan, Omega 3&6 serta nutrisi penting lainnya untuk bantu si Kecil tumbuh maksimal jadi generasi maju yang berpikir cepat dan berani
Tertarik mencoba? Jangan lupa gabung menjadi member Klub Generasi Maju sekarang, karena ada banyak penawaran serta promo menarik yang menanti Bunda.
Cek juga kanal Eduplay di website Generasi Maju yang berisi kumpulan aktivitas bermain sambil belajar untuk mengasah perkembangan si Kecil, Bun!
Referensi:
- University of Arkansas. https://uark.pressbooks.pub/hbse1/chapter/physical-development-in-early-childhood_ch_13/#:~:text=Early%20childhood%20is%20the%20time,as%20they%20run%20and%20jump. Diakses pada 13 Oktober 2022
- High Speed Training. https://www.highspeedtraining.co.uk/hub/child-development-in-early-years/ Diakses pada 13 Oktober 2022
- Unicef. https://www.unicef.org/early-childhood-development Diakses pada 13 Oktober 2022
- Developing Child. https://developingchild.harvard.edu/guide/what-is-early-childhood-development-a-guide-to-the-science/ Diakses pada 13 Oktober 2022
- KRS Education. https://krseducation.co.uk/6-important-development-areas-of-a-child Diakses pada 13 Oktober 2022
- Rasmussen University. https://www.rasmussen.edu/degrees/education/blog/early-childhood-development/ Diakses pada 13 Oktober 2022
- Edarabia. https://www.edarabia.com/7-domains-of-early-childhood-development/ Diakses pada 13 Oktober 2022