Kekurangan zat besi pada anak di Indonesia masih jadi kendala serius dengan jumlah kasus yang tergolong banyak. Faktanya, Survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa 1 dari 3 anak Indonesia yang berusia di bawah 5 tahun mengalami anemia yang disebabkan kekurangan zat besi. Padahal, asupan zat besi sangat dibutuhkan untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak.
Lalu, apa saja manfaat zat besi untuk mendukung tumbuh kembang anak? Apa kaitan antara asupan zat besi dengan kecerdasan otak si Kecil? Yuk, simak penjelasannya menurut dokter gizi berikut ini, Bunda!
Manfaat Zat Besi Bagi Anak Menurut Dokter Gizi
Dr. dr. Luciana Sutanto, MS, SpGK. menyatakan bahwa zat besi merupakan salah satu asupan penting dalam pemenuhan nutrisi anak. Bahkan, asupan zat besi juga erat kaitannya dengan perkembangan fungsi kognitif si Kecil, lho Bun!
Zat besi berkontribusi membentuk saraf otak yang berfungsi memaksimalkan daya tangkap anak sehingga pola pikirnya lebih cepat tanggap. Konsentrasi, daya ingat, dan prestasi belajar anak pun berada dalam keadaan baik. Itulah sebabnya keterampilan kognitif anak bisa berkembang secara optimal bila mendapatkan zat besi dalam jumlah cukup.
Selain bermanfaat bagi perkembangan kognitif si Kecil, zat besi dalam tubuh si Kecil juga membantu produksi sel darah merah yang sehat serta membawa oksigen ke seluruh tubuh. Dengan asupan zat besi yang cukup, maka energi si Kecil untuk tetap aktif akan selalu terjaga baik.
Mencukupi asupan zat besi anak dalam jangka panjang juga mencegah risiko anemia, penurunan IQ, gangguan sistem imunitas tubuh, hingga keterlambatan pertumbuhan (stunting).
Penyebab Kekurangan Zat Besi pada Anak
Penyebab utama anak-anak rentan kurang zat besi di Indonesia adalah kurangnya konsumsi protein hewani yang merupakan salah satu sumber zat besi tinggi yang penting bagi tubuh. Hal ini didukung oleh data Survei Diet Total dari Kemenkes tahun 2014 yang menunjukkan rata-rata konsumsi protein hewani penduduk Indonesia masih cukup tertinggal di bawah rata-rata dunia. Dimana hanya 43% masyarakat Indonesia yang makan protein hewani, sementara 57% lainnya lebih sering makan protein nabati.
Selain karena kurangnya konsumsi protein hewani, penyebab lainnya penyerapan zat besi jadi tidak maksimal adalah asupan vitamin C yang belum mencukupi kebutuhan gizi harian anak. Kenapa vitamin C juga dibutuhkan? Ini karena vitamin C adalah antioksidan yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan. Artinya, dengan mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan vitamin C dalam waktu yang bersamaan, maka penyerapan zat besi akan lebih efektif oleh tubuh.
Jadi, sangat penting, Bun, untuk selalu memastikan asupan zat besi dan vitamin C si Kecil dalam jumlah cukup untuk mendukung tumbuh kembangnya yang maksimal.
Cara Mengoptimalkan Asupan Zat Besi untuk Anak
Pola makan sehat yang diterapkan dalam keluarga adalah kunci utama untuk memenuhi kebutuhan zat besi anak. Mulai sekarang, Bunda wajib memberikan perhatian ekstra untuk mengoptimalkan asupan zat besi bagi si Kecil dengan cara-cara berikut:
1. Lebih banyak konsumsi protein hewani demi mencukupi kebutuhan gizi harian anak
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menganjurkan anak mengonsumsi lebih banyak bahan makanan sumber protein hewani daripada sumber protein nabati. Sebab jumlah zat besi dari protein hewani yang dapat diserap tubuh mencapai 23% sampai 30%, sedangkan penyerapan zat besi dari protein nabati hanya 3% hingga 8% saja.
Beberapa contoh bahan makanan yang kaya protein hewani, yaitu daging, daging unggas, ikan, dan telur. Sementara itu, beberapa contoh bahan makanan sumber protein nabati, antara lain sayuran hijau (brokoli, bayam, dan sawi hijau), kacang-kacangan dan produk turunannya, serta biji-bijian.
Baca Juga: Sumber Makanan Tinggi Zat Besi untuk Dukung Otak Anak
2. Memenuhi kebutuhan vitamin C harian si Kecil
Vitamin C juga sangat berperan penting dalam meningkatkan penyerapan zat besi dari sumber protein hewani dan protein nabati hingga 2x lipat. Konsumsi bahan makanan sumber zat besi dan vitamin C sebaiknya dilakukan bersamaan agar penyerapan zat besi dalam tubuh makin efektif. Varian sumber makanan yang kaya kandungan vitamin C, antara lain jeruk, jambu merah, brokoli, tomat, dan sejenisnya.
3. Menyempurnakan asupan zat besi melalui susu pertumbuhan
Konsumsi menu sehari-hari yang bergizi mungkin tidak selalu konsisten memenuhi kebutuhan zat besi bagi si Kecil, Bun. Maka dari itu, lengkapi kebutuhan zat besi si Kecil dengan menu pendamping lewat susu pertumbuhan yang terfortifikasi dengan kombinasi unik zat besi dan vitamin C. Asupan vitamin C-nya dapat memaksimalkan penyerapan zat besi hingga 2x lipat untuk bantu tumbuh kembang maksimal si Kecil jadi generasi maju yang berpikir cepat, kuat, dan berani.
Referensi:
- Anggraini DD, Purnomo W, Trijanto B. Interaction of pregnant women with health workers and their effects on compliance of pregnant women consuming iron (Fe) tablets and anemia at the city health center in the southern region of Kediri City. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 2018;21: 92-89. (In Indonesian)
- Balasundaram P, Avulakunta AD. Human Growth and Development. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan. 2023 Mar 8.
- Kementrian Kesehatan RI. Buku KIA. 2023
- Kementrian Kesehatan RI. Buku Pedoman Gizi Seimbang. 2014
- Lynch SR, Stoltzfus RJ. Iron and Ascorbic Acid: Proposed Fortification Levels and Recommended Iron Compounds. J. Nutr. 133: 2978S–2984S, 2003.
- PERMENKES RI nomor 28 tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. 2019.
- Riset Kesehatan Dasar 2018.
- Soliman AT, De Sanctis V, Kalra S. Anemia and growth. Indian J Endocrinol Metab. 2014 Nov; 18(Suppl 1): S1–S5. doi: 10.4103/2230-8210.145038.
- Zuraida R, Lipoeto NI, Masrul M, Februhartanty J. The effect of anemia free club interventions to improve adolescent dietary intakes in Bandar Lampung city, Indonesia. Open Access Maced J Med Sci. 2020;8:145-9.
- Zuraida R, Lipoeto NI, Masrul M, Februhartanty J. The effect of anemia free club interventions to improve knowledge and attitude of nutritional iron deficiency anemia prevention among adolescent schoolgirls in Bandar Lampung City, Indonesia. Open Access Maced J Med Sci. 2020;8:36-40.
- World Health Organization. The Global Prevalence in Anemia 2011 [Internet]. World Health Organization; 2011. [cited 2020/08/10]; Available from: https://www.who.int/.