Facebook Pixel Code 12 Penyebab ASI Kurang Lancar dan Cara Mengatasinya

12 Penyebab ASI Kurang Lancar dan Cara Mengatasinya

12 Penyebab ASI Kurang Lancar dan Cara Mengatasinya

 

Bunda sedang bertanya-tanya kenapa belakangan ASI Bunda jadi berkurang dan tidak selancar biasanya? Yuk, secepatnya cari tahu apa penyebab produksi ASI menurun dan cara tepat memperbanyaknya! Karena, produksi ASI yang sedikit bisa mempengaruhi asupan makanan si Kecil.

Apa Penyebab ASI Berkurang?

Produksi ASI yang menurun tentu memicu kekhawatiran banyak ibu menyusui. Sebab, ASI adalah sumber makanan yang terbaik untuk bayi, terutama dalam 6 bulan pertama hidupnya. Tidak hanya sebagai sumber makanan, kandungan gizi dalam ASI juga berpengaruh besar untuk perkembangan otak dan kesehatan buah hati Bunda. 

Untuk itu, penting mengetahui penyebab ASI berkurang agar Bunda tahu bagaimana cara mengatasinya. Berikut penjelasannya, Bun: 

1. Pelekatan yang Tidak Tepat Saat Menyusui

Salah satu penyebab ASI berkurang adalah karena pelekatan mulut bayi yang tidak tepat  sehingga si Kecil tidak bisa mengisap dengan baik. 

Isapan bayi merupakan cara yang efektif untuk memancing ASI keluar dari payudara. Jadi ketika mulutnya tidak bisa maksimal mengisap puting Bunda, ASI keluar tersendat atau jadi sedikit.

Susu yang menumpuk di payudara terlalu lama bahkan bisa menyumbat saluran ASI dan memicu infeksi, yang jika dibiarkan terus dapat mengganggu suplai ASI. 

2. Tidak Segera Menyusui atau Sering Menunda

Bayi perlu diberi ASI setiap kali ia ingin menyusu. Nah, tahukah Bunda kalau semakin sering menyusui dan memerah ASI, payudara akan semakin banyak pula memproduksi ASI? Begitu juga sebaliknya, Bun. 

Kalau Bunda menunda-nunda pemberian ASI atau tidak rutin memerah ASI, payudara menjadi tidak akan aktif memproduksi ASI. Alhasil, inilah yang menjadi penyebab produksi ASi bisa berkurang atau tidak keluar. 

Selama beberapa minggu pertama, Bunda bahkan disarankan untuk menyusui delapan hingga 12 kali sehari, sekitar setiap 2 hingga 3 jam.

Baca Juga: Payudara Bengkak saat Menyusui? Ini Solusinya, Bun!

3. Intensitas Menyusui Berkurang karena Bayi Tidur

Kebanyakan bayi baru lahir mungkin akan bangun untuk menyusu saat mereka sedang lapar. Namun, ada pula yang tidak. Situasi inilah yang lama kelamaan dapat mengurangi intensitas menyusui. Intensitas menyusui yang berkurang bisa menjadi penyebab ASI berkurang tiba-tiba. 

Cara mengatasinya, Bunda bisa membangunkan bayi yang sedang tidur agar dapat menyusu setidaknya setiap empat jam sekali.

Jika bayi Bunda tertidur saat menyusui, tapi perutnya belum terisi, coba bangunkan ia secara perlahan. Misalnya, melepas selimut dan kaus kaki, atau menggerakkan tubuhnya dengan lembut. 

4. Dehidrasi (Kurang Minum)

Menyusui adalah masa Bunda akan mengeluarkan cairan berlebih. Jika Bunda kurang minum, dehidrasi sangat mungkin terjadi. Karena itu, menjaga asupan cairan dalam tubuh sangat penting agar Bunda tidak mengalami dehidrasi. 

Ketika dehidrasi, produksi ASI bisa berkurang dan tidak lancar. Lebih parahnya jika sudah demikian, bisa saja ASI tidak keluar. Yuk, Bun, biasakan minum air lebih banyak selama menyusui, ya!

5. Terlalu Banyak Konsumsi Kafein

Kalau Bunda suka minum kopi atau teh, Bunda sebenarnya masih bisa kok mengonsumsinya saat menyusui. Meski demikian, porsinya mesti dibatasi, ya. Terlalu banyak konsumsi kafein ternyata bisa menjadi penyebab ASI berkurang tiba-tiba, lho. 

Ini karena konsumsi kafein secara berlebihan bisa membuat tubuh dehidrasi sehingga menurunkan produksi ASI. Tak hanya itu, kondisi ini juga bisa memengaruhi bayi yang menyusu karena kafein bisa masuk ke tubuh bayi melalui ASI yang Bunda berikan.

6. Gangguan Hormon 

Busui yang mengalami hipotiroidisme atau berkurangnya fungsi tiroid juga berisiko mengalami penurunan produksi ASI. Hal ini karena hormon tiroid memiliki peran penting dalam mengatur kerja hormon menyusui, yaitu oksitosin dan prolaktin.

Selain itu, tidak sedikit busui yang mengeluhkan perubahan hormon saat tengah hamil atau mulai menstruasi kembali sehingga menyebabkan produksi ASI berkurang. 

7. Konsumsi Obat-Obatan Tertentu

Konsumsi obat-obatan tertentu ternyata juga dapat mengganggu dan menjadi penyebab ASI berkurang, Bun. Oleh karena itu, Bunda dianjurkan untuk menghindari meminum obat-obatan selama masa awal menyusui bila ingin ASI-nya lancar kembali. 

Umumnya, obat-obatan yang menjadi penyebab ASI tidak keluar adalah jenis obat yang sangat mungkin Bunda konsumsi bila sedang merasa tidak enak badan. Misalnya, obat alergi maupun flu. Apalagi, obat alergi ataupun obat flu dijual bebas di pasaran sehingga sangat mudah didapatkan.

8. Terlalu Banyak Konsumsi Rempah-Rempah

Perlu Bunda ketahui, tidak semua rempah-rempah bagus untuk ibu menyusui, lho. Soalnya ada beberapa jenis rempah yang justru jadi penyebab ASI berkurang dan tidak lancar. 

Beberapa rempah-rempah herbal, seperti peppermint dan sage, dapat menurunkan suplai ASI selama menyusui bila dikonsumsi dalam jumlah banyak. 

Jadi ketika ASI Bunda tidak lancar, coba cek kembali asupan rempah-rempah tersebut. Cobalah mengurangi atau membatasi penggunaan beberapa jenis rempah tersebut ke dalam makanan sampai produksi ASI Bunda kembali normal. 

Bunda juga bisa menggunakan rempah-rempah, seperti jahe dan bawang putih yang cenderung lebih aman dikonsumsi. 

9. Penggunaan Pil atau Suntikan KB

Pil atau suntikan KB yang mengandung estrogen ternyata bisa sangat berpengaruh terhadap produksi ASI, Bun. Jenis alat kontrasepsi ini bisa mengganggu produksi ASI menjadi kurang lancar, karena ada beberapa jenis alat kontrasepsi mengandung estrogen. 

Maka dari itu, Bunda disarankan untuk tidak lebih dulu menggunakan pil atau suntikan KB setidaknya selama 4 bulan menyusui. Jika ASI sudah lancar, Bunda bisa mencoba menggunakannya kembali. Tapi, jangan lupa untuk berkonsultasi dulu dengan dokter, ya.

10. Sedang Stres

Stres, baik secara fisik, emosional, atau psikis, bisa memengaruhi produksi ASI ibu menyusui, terutama bagi para ibu baru. Stres bisa muncul karena hal apa saja, bahkan yang sepele sekali pun. Misalnya, rasa cemas, sakit, kesulitan keuangan, hingga masalah yang berhubungan dengan suami atau keluarga. 

Perasaan stres tersebut yang bisa menyebabkan produksi ASI berkurang dari jumlah biasanya, sehingga si Kecil tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup. 

Jika hal ini yang tengah Bunda alami, cobalah ambil napas dalam-dalam saat merasa stres. Bisa juga coba berjalan selama beberapa menit di sekitar rumah, sambil meluangkan waktu untuk menjernihkan pikiran.

Sekiranya memiliki masalah yang berat, tak ada salahnya Bunda membicarakan perasaan atau masalah yang dialami dengan seseorang yang dipercaya untuk menemukan solusinya.

Selain berbagai faktor penyebab di atas, pasokan ASI juga bisa berkurang jika Bunda mengalami perdarahan setelah melahirkan, atau mengalami hipertensi saat hamil.

Baca Juga: Penyebab Berat Badan Sulit Turun Setelah Melahirkan

Cara Meningkatkan Produksi ASI yang Menurun

Ketika ASI berkurang, jangan langsung memutuskan untuk menghentikan pemberian ASI eksklusif, ya, Bun.

Ada banyak cara yang bisa Bunda lakukan untuk kembali meningkatkan produksi ASI yang menurun. Misalnya: 

1. Lanjutkan Menyusui

Pada dasarnya, tubuh Bunda akan menyesuaikan produksi ASI dengan kebutuhan si Kecil. Jadi, jangan berhenti dan usahakan lebih sering menyusui, ya. Tak ada salahnya sering-sering memijat payudara agar ASI bisa keluar lebih lancar. 

Jika Bunda tidak dapat menyusui secara langsung karena bekerja, pastikan untuk memompa ASI secara teratur. Rajin memompa ASI juga dapat membantu menjaga tingkat produksi ASI.

2. Perhatikan Posisi Pelekatan Saat Menyusu

Saat menyusui, Bunda perlu memastikan apakah mulut si Kecil sudah melekat sempurna dengan payudara atau belum saat memberikan ASI. 

Pastikan puting beserta areola (bagian kulit berwarna lebih gelap yang melingkari puting) masuk ke mulut bayi, diikuti perut bayi berhadapan langsung dengan perut Ibu. Jika Bunda merasa kesulitan melakukan langkah ini, tak ada salahnya berkonsultasi ke dokter atau konselor laktasi.

3. Perbanyak Istirahat

Memperbanyak waktu istirahat, terutama setelah masa persalinan, dapat membantu tubuh memproduksi hormon yang dibutuhkan untuk membuat dan memacu air susu. Dengan demikian, produksi ASI bisa kembali lancar dan meningkat. 

4. Makan Makanan Sehat dan Bergizi

Untuk menjaga kesehatan selama masa menyusui, Bunda perlu mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan cukup cairan. Beberapa jenis makanan yang bisa dikonsumsi ibu menyusui di antaranya adalah 

  • Ikan dan makanan laut: kerang, ikan sarden.

  • Daging merah dan putih: ayam, daging sapi, hati ayam.

  • Sayur dan buah-buahan: tomat, kol, bawang putih, brokoli.

  • Lemak sehat: kelapa, telur, yogurt.

  • Kentang.

  • Ubi.

  • Tahu. 

5. Jangan Berikan MPASI Sebelum Waktunya

Bunda tidak disarankan memberikan MPASI sebelum waktunya, ya. Ini karena memberikan MPASI sebelum bayi berusia 6 bulan dapat mengurangi jumlah ASI yang dikonsumsi si Kecil, serta mengurangi suplai ASI Bunda.

Baca Juga: Pengaruh Makanan Terhadap ASI

Nah, itu dia beberapa penyebab ASI berkurang dan tidak lancar serta cara agar meningkatkan produksinya. Ingat, jangan ragu untuk pergi ke dokter bila Bunda mengalami masalah saat menyusui. Ini penting untuk memastikan bayi bisa mendapatkan manfaat ASI secara optimal sesuai kebutuhan.

Masih ingin tahu lebih banyak soal masa menyusui? Bunda bisa dapatkan lebih banyak informasi dan tips lengkap seputar menyusui, serta beragam resep sehat tinggi zat besi untuk memperlancar ASI dengan mengunduh Panduan Menyusui.

Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bun, dan terus semangat mengASIhi si Kecil, ya!

Referensi tambahan:

  1. Very Well Family. https://www.verywellfamily.com/things-decrease-breast-milk-supply-431815#toc-lifestyle-choices. Diakses pada 11 Oktober 2022.
  2. Healthline. https://www.healthline.com/health/breastfeeding/signs-your-milk-supply-is-decreasing#takeaway. Diakses pada 11 Oktober 2022. 
  3. Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/expert-answers/low-milk-supply/. Diakses pada 11 Oktober 2022.
  4. Baby Center. https://www.babycenter.com/baby/breastfeeding/how-to-increase-milk-supply_8487#articlesection2. Diakses pada 11 Oktober 2022.
  5. Healthline. https://www.healthline.com/nutrition/breastfeeding-diet-101#nutrient-groups. Diakses pada 11 Oktober 2022.
  6. Australian Breastfeeding Association. https://www.breastfeeding.asn.au/resources/breastfeeding-and-thyroid-disease. Diakses pada 10 Oktober 2022.
  7. Huang, Y., Liu, Y., Yu, X. Y., & Zeng, T. Y. (2022). The rates and factors of perceived insufficient milk supply: A systematic review. Maternal & child nutrition, 18(1), e13255. https://doi.org/10.1111/mcn.13255
  8. WebMD. https://www.webmd.com/sex/birth-control/birth-control-breastfeeding. Diakses pada 12 Oktober 2022.

Artikel Terpopuler