Si Kecil mengalami bentol-bentol, gatal-gatal, dan kulit kemerahan saat berada di udara dingin? Bisa jadi ini ciri-ciri alergi dingin, Bun. Alergi dingin, atau dikenal dengan istilah medis urtikaria, adalah kondisi ketika sistem imun tubuh bereaksi setelah kontak langsung dengan sesuatu yang dingin.
Sesuatu yang dingin di sini bukan hanya udara dingin, Bun, tapi juga udara yang lembap dan berangin, makanan atau minuman dingin, hingga mandi air dingin juga dapat memicu reaksi negatif pada kulit.
Nah, supaya tidak salah mengambil langkah, Bunda perlu mencermati gejala dan pemicu alergi dingin pada anak. Dengan demikian, Bunda bisa mengetahui cara apa yang paling tepat untuk mengatasinya. Yuk Bun, kita simak bersama ulasannya berikut ini!
Apa Penyebab Alergi Dingin pada Anak?
Sebetulnya, hingga saat ini belum dapat diketahui pasti penyebab alergi dingin terjadi. Satu hal yang pasti adalah alergi dingin menyebabkan sistem imun mengeluarkan reaksi berlebihan ketika dipicu oleh sesuatu yang dingin. Sistem imun mengeluarkan histamin dan senyawa kimia lainnya ke dalam peredaran darah.
Sebenarnya, tindakan sistem imun ini bertujuan baik untuk melindungi tubuh dari paparan zat asing yang masuk. Sayangnya, pada kondisi tersebut, sistem imun justru mengenali sesuatu yang dingin tersebut sebagai musuh yang harus diberantas.
Pelepasan senyawa itulah yang menimbulkan reaksi tidak wajar di dalam tubuh, sehingga muncullah gejala alergi dingin.
Selain itu, menurut penelitian dari American Academy of Pediatrics, faktor lain yang juga ikut berkontribusi terhadap munculnya reaksi alergi dingin pada anak adalah faktor genetik atau riwayat keluarga dengan kondisi serupa.
Meski begitu, Bunda dan Ayah tidak perlu khawatir. Ini karena alergi dingin dapat dikendalikan dan bisa diatasi dengan cepat, kok.
Apa Ciri-Ciri Alergi Dingin pada Anak?
Tahukah Bunda? Beberapa anak mungkin mengalami reaksi alergi yang muncul secara jelas di kulit akibat terpapar langsung dengan sesuatu yang dingin. Namun perlu diketahui, gejala dan ciri-ciri alergi dingin agak berbeda dengan gejala alergi lainnya yang sering Bunda temui. Misalnya saja, alergi debu.
Mengutip dari laman American College of Allergy, Asthma, and Immunology (ACAAI), anak yang alergi debu, biasanya akan mengalami gejala pilek alergi (rhinitis alergi), seperti bersin, hidung meler, gatal pada beberapa area tubuh (mata, hidung, mulut, kulit), dan merasa kelelahan.
Sementara itu, pada alergi dingin, anak tidak mengalami pilek alergi. Agar lebih jelas, yuk simak beberapa gejala alergi dingin yang umum terjadi berikut ini.
1. Kulit Kemerahan dan Gatal-Gatal
Salah satu ciri-ciri alergi dingin yang mungkin diperlihatkan si Kecil adalah kulit kemerahan, gatal-gatal, hingga muncul biduran.
Kondisi ini bisa membuat si Kecil merasa terganggu karena merasa tidak nyaman. Jika gejala alergi dingin ini terjadi di malam hari, ia bisa jadi lebih rewel dan susah tidur, Bun.
2. Bibir Membengkak
Gejala alergi dingin dapat muncul sesaat setelah si Kecil minum es atau makan makanan yang dingin. Akibatnya, terjadi pembengkakan di bibir dan area sekitar mulut. Bila si Kecil memiliki risiko alergi dingin, misalnya timbul kulit memerah dan gatal, ada baiknya Bunda hindari memberikan makanan atau minuman yang dingin, ya.
3. Bengkak di Beberapa Area Tubuh
Selain di area bibir, gejala alergi dingin juga bisa menimbulkan bengkak di beberapa area tubuh yang terpapar langsung oleh sesuatu yang dingin. Sebagai contoh, ketika anak memegang es batu atau gelas yang dingin, tangannya bisa saja langsung memerah dan bengkak.
Ciri-ciri alergi dingin ini pun dapat terjadi pada bagian tubuh lainnya yang terpapar dingin. Misalnya, ketika anak mandi dengan air dingin, maka tubuhnya bisa langsung memerah dan membengkak.
4. Tekanan Darah Rendah (Hipotensi)
Hipotensi adalah tekanan darah rendah atau di bawah rata-rata. Gejala ini dapat terjadi jika anak mengalami alergi dingin yang cukup berat. Tekanan darah rendah bisa menyebabkan ia tak sadarkan diri. Bila kondisi ini terjadi, segera larikan si Kecil ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis segera.
5. Anafilaksis
Pada kasus yang sangat jarang terjadi, alergi dingin bisa memunculkan reaksi yang lebih berat, yakni syok anafilaksis. Anafilaksis adalah reaksi alergi berat dan mengancam nyawa.
Kondisi ini bisa berpengaruh pada hampir seluruh tubuhnya, Bun. Saat si Kecil mengalaminya, akan timbul gejala mulai dari lemas dan lesu yang ekstrem, mual dan muntah, jantung berdebar cepat, pembengkakan badan, hingga penurunan kesadaran.
6. Sulit Bernapas
Tak hanya anafilaksis, gejala alergi dingin juga bisa menyebabkan lidah dan tenggorokan membengkak, sehingga menyebabkan anak kesulitan bernapas.
Jika si Kecil mengalami gejala berat akibat alergi dingin, ada baiknya Bunda segera membawanya ke dokter atau unit gawat darurat di rumah sakit agar dapat ditangani dengan cepat.
Baca Juga: Ciri-Ciri Anak Alergi Susu Sapi yang Harus Bunda Ketahui
Apakah Alergi Dingin pada Anak Bisa Sembuh Sendiri?
Pada sebagian anak, gejala alergi dingin bisa sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu beberapa minggu atau bulan, Bunda. Meski begitu, pada beberapa anak lainnya, gejala alergi dingin bisa saja bertahan agak lebih lama setelah anak terpapar dengan pemicunya.
Untuk itu, Bunda tak perlu khawatir karena kejadian alergi dapat berkurang dan menghilang total seiring bertambahnya usia si Kecil. Banyak anak yang sudah tidak lagi memiliki alergi ketika beranjak dewasa, kok.
Hal ini mungkin dapat dipengaruhi oleh sistem kekebalan tubuh anak yang makin kuat seiring usianya yang juga makin dewasa. Jadi, sistem imunnya sudah bisa bereaksi secara wajar ketika kontak langsung dengan pemicunya.
Baca Juga: Susu Pertumbuhan Soya Bisa Jadi Alternatif untuk Anak yang Alergi
Bagaimana Cara Mengatasi Alergi Dingin pada Anak?
Muncul gejala alergi dingin pasti membuat Bunda cemas dan khawatir karena harus melihat si Kecil terus-terusan menggaruk kulitnya yang gatal dan memerah.
Kondisi ini yang akhirnya membuat kegiatan dan aktivitas si Kecil jadi terganggu ya, Bunda. Belum lagi, kalau anak juga rewel dan menangis.
Untungnya, sebagian besar reaksi alergi yang mengganggu ini bisa dikendalikan dengan mudah. Berikut adalah berbagai cara mengatasi alergi dingin pada anak yang bisa Bunda dan Ayah terapkan di rumah.
1. Segera Jauhkan Anak dari Pemicu Alergi
Salah satu cara mengatasi alergi dingin pada anak yang harus segera dilakukan adalah menjauhkan si Kecil dari pemicu alerginya ya, Bun. Hal ini untuk mengantisipasi agar gejalanya tidak semakin parah dan mengganggu si Kecil.
Misalnya, Bunda bisa segera menghentikan pemberian makanan dan minuman dingin apabila si Kecil menunjukkan ciri-ciri alergi setelah ia mengonsumsinya. Kemudian, hindari si Kecil mandi dan berenang di air dingin, serta jauhi ia dari benda dingin.
Jika Bunda tidak tahu apa faktor pemicu yang membuat anak mengalami alergi, tak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat melakukan tes alergi guna mengidentifikasi pemicu alergi dingin yang anak alami.
2. Jaga Tubuhnya Tetap Hangat
Paparan AC atau udara sejuk bisa menimbulkan gejala alergi dingin. Supaya gejala ini tidak makin memburuk, jaga si Kecil tetap hangat ya, Bun. Contohnya dengan segera membawanya ke ruangan yang lebih hangat, atau memakaikan anak jaket, selimut, syal, sarung tangan, dan kaus kaki.
Buat si Kecil senyaman mungkin, agar reaksi alerginya mereda. Bunda bisa berjaga-jaga dengan selalu menyediakan selimut dan jaket untuk anak, terutama saat sedang bepergian, sebagai upaya mencegah alergi dingin terjadi.
3. Minta Anak untuk Tidak Menggaruk Kulit
Rasa gatal yang sangat parah terkadang membuat anak-anak merasa tidak tahan untuk menggaruknya. Padahal, menggaruk kulit yang biduran bisa menyebabkan iritasi, bahkan infeksi, lho.
Maka itu, Bunda perlu mencegah anak agar tidak menggaruk kulitnya. Bila perlu, potong kuku anak agar tidak melukai kulitnya.
4. Oleskan Krim atau Lotion Pelembap
Bunda bisa mengoleskan krim atau lotion pelembap pada tubuh anak untuk meredakan rasa gatal. Bila perlu, oleskan pelembap pada tubuhnya sesering mungkin. Ini juga merupakan cara mengatasi alergi dingin pada anak.
5. Periksakan Anak ke Dokter
Bunda, jika gejala alergi diabaikan tanpa penanganan yang tepat, tumbuh kembang anak bisa terganggu, lho!
Oleh karena itu, ketika si Kecil memperlihatkan ciri-ciri alergi dingin, tidak ada salahnya Bunda segera memeriksakan anak ke dokter agar kondisi si Kecil dapat teratasi. Terlebih, apabila kondisinya tak kunjung membaik walaupun sudah melakukan berbagai langkah di atas.
Gejala ringan mungkin saja tidak mengganggu, tapi alangkah baiknya Bunda meminta rekomendasi dokter jika si Kecil sudah mulai rewel.
Bunda bisa bertanya apa saja mengenai pengobatan dan perawatan yang tepat untuk mengendalikan kondisi anak alergi dingin. Nantinya, dokter akan memberikan obat yang tepat sesuai dengan kondisi yang dialami buah hati.
Bunda juga perlu segera membawa si Kecil ke dokter atau unit gawat darurat di rumah sakit bila anak menunjukkan gejala alergi dingin yang berat, seperti sulit bernapas dan anafilaksis.
6. Berikan Obat Antihistamin
Jika sudah menemui dokter, umumnya dokter akan meresepkan antihistamin sebagai obat alergi dingin untuk anak. Obat antihistamin bekerja dengan cara menekan reaksi histamin yang dikeluarkan sistem imun, sehingga meredakan gejala hidung berair, serta kemerahan dan gatal pada kulit.
Pastikan Bunda memberikan obat ini sesuai dengan anjuran yang diresepkan oleh dokter, ya.
Baca Juga: 5 Tips untuk Anak dengan Alergi agar Tetap Aktif
Nah, itu dia Bun, penjelasan mengenai ciri-ciri alergi dingin pada anak dan cara tepat mengatasinya. Setelah mengetahuinya, sekarang Bunda lebih tenang untuk melakukan langkah pencegahan dan penanganannya, bukan?
Bunda juga dapat konsultasi langsung dengan Pakar Alergi Kami untuk mengetahui pencegahan dan penanganannya yang tepat.
Yuk, Bunda tetap jaga si Kecil dan tetap perhatikan bila ada perubahan tertentu yang mengganggu kesehatannya. Semoga ulasan artikel ini membantu, ya!
Referensi:
- Cold urticaria - Symptoms and causes. (2020). Retrieved 24 September 2020, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cold-urticaria/symptoms-causes/syc-20371046
- Alangari, A., Twarog, F., Shih, M., & Schneider, L. (2004). Clinical Features and Anaphylaxis in Children With Cold Urticaria. PEDIATRICS, 113(4), e313-e317. doi: 10.1542/peds.113.4.e313
- Hay Fever (Rhinitis) | Symptoms & Treatment | ACAAI Public Website. (2020). Retrieved 24 September 2020, from https://acaai.org/allergies/types/hay-fever-rhinitis
- Cold urticaria - Diagnosis and treatment - Mayo Clinic. (2020). Retrieved 24 September 2020, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cold-urticaria/diagnosis-treatment/drc-20371051
- Cold urticaria | DermNet NZ. (2020). Retrieved 24 September 2020, from https://dermnetnz.org/topics/cold-urticaria/
- American Academy of Dermatology Association. https://www.aad.org/public/diseases/a-z/hives-treatment. Diakses pada 22 November 2022.
- Web MD. https://www.webmd.com/allergies/chronic-allergies-causes. Diakses pada 22 November 2022.