Bagaimana bila tiba-tiba buah hati mengalami gatal-gatal dan kulitnya berubah kemerahan setelah konsumsi susu sapi? Buah hati kemungkinan mengalami alergi susu sapi atau intoleransi laktosa. Meski kasus alergi susu sapi jarang terjadi, Bunda tetap harus memperhatikan kondisi buah hati setelah minum susu sapi, apalagi kalau muncul gejala seperti di atas.
Alergi susu sapi biasanya muncul karena reaksi tidak normal dari sistem kekebalan tubuh setelah mengonsumsi protein susu sapi. Susu sapi mengandung sejumlah protein dan nutrisi penting bagi tumbuh kembang anak. Sistem kekebalan tubuh buah hati yang mengalami alergi susu sapi akan memberikan respons berlebihan terhadap kandungan susu sapi.
MEMBEDAKAN ALERGI SUSU SAPI DAN INTOLERANSI LAKTOSA
Alergi susu sapi berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh, sementara intoleransi laktosa adalah ketidakmampuan tubuh buah hati mencerna gugus karbohidrat, yaitu laktosa, dalam susu. Jadi, intoleransi laktosa tidak ada hubungannya sama sekali dengan sistem kekebalan tubuh
Intoleransi laktosa disebabkan oleh kurangnya produksi enzim laktosa, yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh mencerna kandungan laktosa. Gejala intoleransi laktosa antara lain nyeri perut, kembung, dan diare.
Menurut data National Digestive Disease Information, pada 2016 terdapat sekitar 40 juta orang di AS yang menderita intoleransi laktosa. Sebagian besar adalah warga Amerika keturunan Asia dan keturunan Afrika. Dalam skala lebih besar, sebanyak 33 persen penduduk Bumi adalah penderita intoleransi laktosa. Berbeda dengan alergi susu sapi yang penderitanya berada di rentang usia anak-anak bahkan bayi, intoleransi laktosa justru terjadi ketika beranjak dewasa, karena produksi enzim laktosa tidak lagi tinggi
Penerapan terapi bagi anak yang menderita alergi susu sapi dan intoleransi laktosa berbeda satu sama lain, sehingga Bunda sebaiknya dapat membedakan alergi susu sapi dan intoleransi laktosa terlebih dulu.
MAKANAN DAN MINUMAN YANG MENGANDUNG LAKTOSA
Berbeda dengan alergi susu sapi yang akan hilang dengan sendirinya seiring pertambahan usia buah hati, intoleransi laktosa tidak dapat disembuhkan. Namun, intoleransi laktosa dapat dihindari dengan mengurangi atau menghindari makan dan minum produk berbahan dasar susu, seperti:
- Mentega
- Keju
- Puding
- Sup krim atau saus krim seperti saus pasta carbonara
- Whipped cream (krim kocok) dan krimer dairy
- Susu
- Milkshakes
- Es krim dan es susu
- Gelato
- Yogurt
Makanan-makanan yang mengandung laktosa dalam jumlah sedikit yaitu antara lain:
- Daging
- Jeroan
- Margarin
- Adonan pancake dan biscuit
- Roti dan kue kering
- Permen cokelat dan permen lainnya
- Gula bit dan kacang polong
- Sereal
Pada kasus anak dengan intoleransi laktosa. ia masih dapat mengkonsumsi produk berbahan dasar susu, namun Bunda sebaiknya memilih sumber makanan atau minuman yang kadar laktosanya lebih rendah.Menurut The Academy of Nutrition and Dietetics, anak yang mengalami intoleransi laktosa dapat tetap bisa makan dan minum produk berbahan dasar susu. Jika tubuh tidak menolaknya, porsi makanan atau minuman boleh ditingkatkan secara bertahap.
Bunda dapat mengganti makanan atau minuman berbahan susu dengan minuman susu nabati. Salah satunya adalah susu formula soya yang bebas laktosa dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi buah hati.
Pastikan juga Bunda memberikan asupan alternatif yang mengandung vitamin D dan riboflavin. Riboflavin adalah vitamin B2 yang dibutuhkan tubuh untuk memproses penguraian karbohidrat, protein, dan lemak yang menjadi energi.
Gejala Alergi Susu Sapi
Gejala alergi susu sapi umumnya berbeda-beda pada setiap anak, meski secara umum gejala yang muncul bisa terdiri atas:
-
Gatal-gatal.
- Anak merasakan sensasi sengatan di sekitar mulut dan bibir.
- Napas berbunyi.
- Sesak napas.
- Batuk.
- Gangguan pencernaan.
- Kembung.
- Kram perut.
- Mual dan muntah.
- Bengkak pada bibir, lidah atau amandel.
- Ruam pada kulit.
Gejala alergi susu sapi sangat bervariasi; demikian juga waktu terjadi dan intensitas kemunculannya. Gejala bisa saja muncul mulai dari hitungan menit, jam, bahkan beberapa hari setelah mengkonsumsi susu sapi.
Jumlah susu sapi yang dikonsumsi dan kondisi kesehatan anak menjadi hal yang harus diperhatikan juga. Ini karena parah tidaknya alergi susu sapi pada anak dapat diukur dari kedua hal tersebut. Gejala alergi susu sapi yang muncul sehari setelah minum susu ditandai dengan:
- Flu.
- Mata berair.
- Napas berbunyi.
- Ruam dan gatal sekitar mulut.
- Eksim.
- Kram perut.
- Rewel atau anak tak berhenti menangis.
Selain gejala di atas, alergi susu sapi pada anak juga dapat menyebabkan anafilaksis. Ini adalah reaksi alergi parah yang dapat menyebabkan penyempitan pernapasan. Karena itu, Bunda mesti waspada bila gejala alergi yang muncul berupa sesak napas. Jika hal ini terjadi, Bunda mesti segera membawa anak ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan segera.
Umumnya gejala anafilaksis berupa sesak napas, diikuti dengan penurunan tekanan darah, wajah memerah, dan gatal-gatal sekujur tubuh.
Segera bawa ke dokter jika buah hati mengalami gejala di atas, ya, Bun. Dokter akan melakukan serangkaian tes untuk memastikan diagnosis, pengobatan, dan menentukan langkah pencegahan yang sesuai.
Pengendalian Alergi Susu Sapi
Alergi susu sapi bisa dikendalikan. Bunda sebaiknya fokus pada imunoterapi atau peningkatan daya tahan tubuh anak.
Penanganan untuk anak dengan gejala alergi susu sapi adalah tata laksana nutrisi dan tata laksana pengobatan Pemberian nutrisi dan obat harus dikonsultasikan dulu dengan dokter. Dokter kemudian akan melakukan serangkaian diagnosis fisik untuk memeriksa gejala-gejala yang dialami. Dokter akan bertanya kepada Bunda tentang gejala-gejala yang dialami anak, serta ada atau tidaknya catatan harian berisi daftar makanan serta minuman yang pernah dikonsumsi anak. Jadi, sebaiknya Bunda rajin mencatat makanan dan minuman apa saja yang diberikan untuk buah hati setiap harinya.
Hasil diagnosis yang dikumpulkan dokter akan diteliti dan selanjutkan dokter akan memeriksa fisik buah hati diambil tindakan pemeriksaan fisik. Bila dirasa perlu, dokter akan merekomendasikan tes alergi seperti berikut:
Tes darah berguna mengukur jumlah antibodi immunoglobulin E (lgE) yang dihasilkan tubuh. Antibodi memiliki peran yang penting dalam memerangi berbagai gejala dan risiko penyakit yang menyerang tubuh.
Pada tes kulit, dokter akan membuat tusukan kecil di permukaan kulit anak. Setelah itu, protein susu dalam jumlah kecil akan diletakkan pada area kulit tersebut. Apabila positif terkena alergi, muncul benjolan dan terasa gatal di area kulit yang terpapar protein susu.
Jika buah hati mengalami anafilaksis, Bunda harus segera membawa si Kecil ke rumah sakit. Ini diperlukan guna mengantisipasi jika terjadi reaksi alergi susulan serius lain.
Tata laksana nutrisi untuk si Kecil dengan alergi susu sapi antara lain sebagai berikut:
Terapi penanganan alergi susu sapi pada balita biasanya dilakukan melalui cara-cara berikut ini:
ASI merupakan sumber nutrisi terbaik untuk buah hati yang diberikan secara eksklusif selama 6 bulan pertama usianya, hingga beberapa tahun ke depan. Cara ini paling disarankan supaya buah hati terhindar dari alergi susu sapi.
- Pemberian Susu Formula Alternatif
- Susu formula protein terhidrolisa ekstensif
- Susu formula soya merupakan nutrisi alternatif untuk anak dengan alergi susu sapi. Susu formula soya telah difortifikasi dengan zat gizi makro dan mikro untuk mendukung tumbuh kembang optimal.
- Susu Formula Asam Amino
Pastikan Ibu berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum memberikan nutrisi alternatif untuk si Kecil dengan alergi susu sapi.
Asal dikendalikan dengan tepat, alergi susu sapi dan intoleransi laktosa bukanlah sesuatu yang mengkhawatirkan. Bila perlu, sebaiknya Bunda berkonsultasi dengan dokter anak dan pihak rumah sakit untuk memperoleh informasi lebih lengkap terkait alergi susu sapi.