Alergi kulit pada anak cukup sering terjadi. Yuk, sama-sama pelajari detail penyebab dan gejalanya supaya Bunda bisa berikan penanganan yang tepat!
Gejala Alergi Kulit pada Anak
Gejala alergi kulit akan muncul jika si Kecil terpapar alergen (zat yang menyebabkan alergi). Berikut adalah gejala alergi kulit yang sering ditunjukkan anak-anak:
- Muncul ruam kemerahan.
- Timbul bintik merah melenting berisi cairan yang rasanya sangat gatal.
- Muncul biduran yang membuat kulit anak gatal.
- Lokasi lesi (daerah yang terpengaruh) umumnya muncul di area pipi, tengkuk, siku, pergelangan tangan, anggota gerak bawah, dan lipatan tubuh.
- Lokasi lesi biasanya muncul di kedua sisi badan dan cenderung simetris. Misalnya kedua lengan, kedua kaki, atau kedua pipi.
- Bila gejala alergi sudah kronis, kulit akan menjadi tebal dan mengelupas.
Jenis Alergi Kulit yang Rentan Dialami Anak
Menurut American College of Allergy Asthma and Immunology (ACAAI), alergi kulit yang biasanya timbul pada anak adalah dermatitis kontak, biduran, dan eksim. Berikut detailnya:
1. Dermatitis Kontak Alergi
Dermatitis kontak adalah alergi kulit pada anak yang timbul saat bersentuhan langsung dengan alergen. Biasanya terkandung dalam sabun, losion, parfum, deterjen, dan getah tanaman.
Gejala yang sering muncul adalah ruam kemerahan pada pipi atau bagian tubuh lain. Disertai dengan bengkak dan kulit anak gatal parah.
Ketika gejala semakin parah, kulit anak lama-kelamaan bisa menjadi lebih tebal, kering, bersisik, dan disertai sensasi terbakar.
2. Biduran
Biduran adalah bentol-bentol merah berbentuk kubah dengan ukuran bervariasi (2 mm - 1 cm) yang kemudian menjadi satu lesi yang luas. Kondisi ini secara medis disebut urtikaria.
Biduran biasanya muncul 1-2 jam setelah paparan alergen. Contohnya gigitan serangga, lateks, liur hewan, suhu, antibiotik, hingga alergi makanan (susu, kacang, udang, telur, dan lainnya).
Biduran bisa berlangsung 24 jam, kurang dari 6 minggu (akut), dan lebih dari 6 minggu (kronik). Rasanya sangat gatal, bahkan kadang seperti terbakar atau tersengat.
Baca Juga: Semua tentang Biduran Pada Anak yang Perlu Bunda Ketahui
3. Eksim
Eksim (dermatitis atopik) terjadi pada 10%- 20% anak di dunia. Risikonya lebih tinggi pada anak usia 1-5 tahun, asma, alergi makanan, dan orang tua yang ada alergi atau asma.
Belum diketahui pasti apa penyebab alergi satu ini, namun dipercaya bisa dipicu oleh keringat, udara kering, bahan pakaian, sabun, deterjen, dan makanan pemicu alergi.
Gejala spesifik yang muncul pada eksim antara lain gatal, kulit kering, ruam di wajah, bercak tebal dan kasar seperti koreng akibat digaruk, dan infeksi kulit berulang akibat garukan.
Cara Mengobati Alergi Kulit
Bunda pasti ingin tahu apa yang harus dilakukan saat anak alergi. Berikut adalah beberapa cara mengatasi gatal alergi kulit pada anak yang bisa Bunda dan Ayah terapkan di rumah:
1. Cari Tahu Penyebab Alergi
Untuk mengetahui penyebab alergi si Kecil, Bunda bisa melakukan pengamatan setiap kali si Kecil beraktivitas atau mangonsumsi makanan tinggi risiko alergi.
Buat catatan rinci mengenai jenis aktivitas atau makanan yang dikonsumsi si Kecil. Sertai catatan dengan foto atau video. Setelah itu, bawa si Kecil ke dokter untuk pemeriksaan medis.
Dokter akan melakukan wawancara dan mungkin tes alergi guna mengidentifikasi pemicunya. Jangan pernah melakukan diagnosa alergi kulit pada anak secara mandiri ya, Bun.
2. Segera Jauhkan Anak dari Pemicu Alergi
Segera setelah anak terpapar alergen, langsung jauhkan anak dari pemicu alerginya, ya. Hal ini penting untuk mengantisipasi agar gejalanya tidak semakin parah.
Sebagai contoh, apabila anak mengalami reaksi alergi setelah mengusap-usap bulu kucing, segera bersihkan dan mandikan anak.
Kemudian, bila Bunda menyadari anak mengalami ruam setelah minum susu sapi, segera hentikan pemberian susu sapi, keju, yogurt, dan produk olahan susu sapi lainnya.
Baca Juga: Manfaat Susu Soya untuk Anak yang Alergi Susu Sapi
3. Ajari Anak untuk Tidak Menggaruk Kulit
Rasa gatal yang sangat parah akibat alergi kulit pada anak terkadang membuat si Kecil merasa tidak tahan untuk menggaruknya.
Padahal menggaruk kulit yang ruam, melenting, atau biduran bisa menyebabkan iritasi, bahkan infeksi. Maka, Bunda perlu mengajari untuk tidak menggaruk, namun mengusap-usap kulit saja.
Untuk menghindari garukan saat tidur, Ibu bisa pakaikan sarung tangan dari kain katun. Jangan lupa juga untuk selalu menjaga kuku si Kecil tetap pendek, tidak tajam, dan bersih.
4. Mandi Air Hangat
Anak yang alergi kulit boleh mandi 1-2 kali dalam sehari. Saat memandikan, Bunda bisa menggunakan air hangat suam-suam kuku (suhu antara 36-37°C).
Batasi waktu mandi selama 10-15 menit, ya. Sebab, mandi terlalu lama bisa membuat kulit anak semakin kering sehingga memperparah gejala alergi.
Setelah mandi, pastikan Bunda mengeringkan kulit si Kecil menggunakan handuk yang bersih dan lembut dengan cara ditepuk-tepuk pelan.
5. Gunakan Sabun Khusus
Jika si Kecil mengalami alergi, pastikan Bunda memandikannya dengan sabun khusus yang mengandung pelembab dan memiliki pH netral, yaitu antara 5,5-6.
Selain itu, pastikan juga sabun mandi tidak mengandung zat wewangian, pewarna, dan bahan iritan (contohnya sabun antiseptik).
Menggunakan sabun mandi dengan zat tersebut bisa menghilangkan lapisan pelindung kulit dan membuat kulit semakin kering. Akibatnya, gejala alergi kulit pada anak makin parah.
6. Oleskan Pelembap
Setelah mandi, keringkan tubuh menggunakan handuk bersih. Selanjutnya, segara oleskan krim atau losion pelembab pada tubuh anak. Usahakan tidak lebih dari 3 menit setelah mandi.
Oleskan losion tipis-tipis secara merata. Jika sebelum 5 menit kulit si Kecil kembali terkena air, Bunda sebaiknya mengoleskan lagi losion untuk si Kecil.
Setelah itu, bila dirasa perlu, Bunda bisa mengoleskannya pada kulit tubuh anak sesering mungkin. Ini merupakan salah satu cara mengatasi gejala alergi pada kulit anak.
7. Berikan Pakaian Berbahan Katun
Pakaikan anak pakaian longgar berbahan katun sehingga lebih lembut di kulit dan lebih mudah menyerap keringat, Bunda.
Hindari memakaikan baju yang terbuat dari bahan kasar dan tidak menyerap keringat karena bisa membuat kulit terasa semakin gatal dan gejala alergi kulit lainnya semakin memburuk.
8. Menjaga Suhu Ruangan
Alergi kulit pada anak dapat memburuk jika suhu udara terlalu panas atau terlalu dingin.
Suhu panas dapat membuat kulit si Kecil berkeringat dan semakin gatal. Oleh karena itu, Bunda perlu menjaga suhu ruangan tetap sejuk.
Saat suhu terlalu dingin, Bunda bisa membungkus si Kecil dengan kantung tidur (sleeping sack) atau menyalakan penghangat ruangan jika ada.
Apakah Alergi Kulit Berbahaya?
Pada beberapa kasus, alergi kulit pada anak dapat berangsur menghilang. Namun, Bunda tetap harus waspada.
Sebab, ada kasus alergi kulit yang berkembang menjadi sangat serius dan berbahaya yang disebut syok anafilaksis.
Tanda syok anafilaksis antara lain anak tiba-tiba mengalami lemas dan lesu yang ekstrem, mual dan muntah, pembengkakan di wajah, kesulitan bernapas, hingga penurunan kesadaran.
Syok anafilaksis termasuk kejadian langka, namun jika terjadi anak harus segera di bawa ke rumah sakit. Anak yang mengalami kondisi ini mungkin akan mendapatkan suntikan epinefrin.
Jika Bunda ingin berkonsultasi lebih lanjut dengan tenaga ahli mengenai kemungkinan alergi kulit pada anak, cara pencegahan, dan penanganan tepat, langsung saja hubungi Sahabat Bunda Generasi Maju.
Layanan ini gratis dan dapat Bunda hubungi kapanpun membutuhkan tanpa perlu membuat janji konsultasi terlebih dahulu.
Referensi:
- IDAI (2018) Dermatitis Atopik: Lesi Kemerahan dengan Rasa Gatal. Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/dermatitis-atopik-lesi-kemerahan-dengan-rasa-gatal
- IDAI (2015). Perlukah Tes Alergi?. Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/perlukah-tes-alergi