Facebook Pixel Code Apakah Alergi pada Anak Bisa Sembuh?

Apakah Alergi pada Anak Bisa Sembuh?

Apakah Alergi pada Anak Bisa Sembuh?


Alergi adalah reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh terhadap zat tertentu yang bagi orang lain tidak menimbulkan masalah. Jika si Kecil punya alergi, salah satu hal yang paling sering ditanyakan orang tua adalah apakah kondisi ini bisa disembuhkan atau akan terus ada sampai mereka dewasa. Yuk, cari tahu jawabannya di artikel ini, Bun!

Memahami Reaksi Alergi

Rangkaian reaksi alergi dimulai dari anak yang terpapar alergen tertentu, seperti protein dalam susu atau bulu hewan. Saat tubuh merasakan adanya benda asing, sistem imun kemudian akan memproduksi antibodi alergi (IgE).

Tugas antibodi ini adalah menemukan molekul alergen yang masuk ke dalam aliran darah dan membawanya ke sel mast tubuh (jenis sel darah putih) untuk dihancurkan. 

Saat sel mast menghancurkan alergen, bahan kimia yang disebut histamin akan dilepaskan ke aliran darah. Pelepasan histamin ini yang dapat memicu munculnya gejala umum alergi, seperti gatal, sesak napas, hingga mual atau muntah. 

Apakah Alergi pada Anak Bisa Disembuhkan?

Alergi termasuk sebagai kondisi genetik atau bawaan lahir yang seringkali diturunkan dari orang tua ke anak. Kebanyakan kondisi genetik umumnya diakibatkan oleh perubahan gen di setiap sel tubuh, sehingga seringkali tidak dapat disembuhkan.

Namun jika membicarakan alergi, jawabannya tidak selalu sederhana. Gejala yang muncul langsung setelah terpapar, seperti gatal atau diare, bisa sembuh setelah mendapatkan penanganan yang tepat, misalnya dengan minum obat alergi. Gejala alergi bisa sembuh dalam beberapa jam hingga beberapa minggu setelah diobati.

Sementara untuk kondisi alerginya itu sendiri, bisa berbeda pada setiap kasus. Beberapa jenis alergi pada anak bisa hilang sama sekali seiring usianya bertambah, tapi banyak juga yang bertahan seumur hidup.

Alergi terhadap susu, telur, gandum, dan kedelai dapat hilang seiring waktu, sedangkan alergi terhadap kacang tanah dan seafood (ikan, kerang, dan kepiting) cenderung bertahan seumur hidup.

Pada beberapa kasus, seperti alergi terhadap bulu hewan dan serbuk sari, keparahan gejalanyalah yang bisa mereda seiring bertambahnya usia sehingga reaksi yang dirasakan tidak separah sewaktu kecil.

Para ahli belum memahami pasti kenapa setiap alergi bisa berbeda, tapi salah satu teorinya adalah bahwa seiring waktu tubuh si Kecil semakin “terbiasa” dengan paparan berbagai macam zat sehingga mengurangi tingkat sensitivitas sistem kekebalan tubuhnya. Sederhananya, anak semakin resisten terhadap zat-zat penyebab alergi.

Ada juga teori yang berpendapat bahwa sistem kekebalan dapat melemah seiring bertambahnya usia sehingga mungkin tidak lagi memberikan reaksi yang kuat terhadap alergen.

Sebaliknya, beberapa jenis alergi dapat memburuk dari waktu ke waktu, khususnya alergi terhadap makanan, lateks, atau sengatan lebah, yang dapat mengakibatkan reaksi yang lebih serius setiap kali anak terpapar. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh adanya alergi lain yang mungkin si Kecil miliki tapi tak pernah disadari atau baru muncul di usia yang sudah lebih dewasa.

Tetapi kabar baiknya, alergi dapat dikendalikan sehingga kekambuhannya dapat dicegah dan reaksinya dapat ditekan dengan menghindari paparan alergen.

Baca Juga: Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak Alergi

Cara Mengelola Alergi Anak

Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah alergi pada anak:

1. Hindari Alergen

Ini adalah cara pencegahan yang sangat penting, tapi memang tidak selalu mudah dilakukan. Sebab, beberapa jenis alergen lebih sering ditemukan daripada yang lain. Saat Bunda sama sekali tidak dapat menghindari alergen, cobalah untuk mengurangi kontak langsung antara si Kecil dengan penyebab alerginya. 

Perlu diingat bahwa frekuensi kontak anak dengan alergennya juga berpengaruh pada keparahan reaksi, Bun. Sebab, ada ambang batas tertentu bagi setiap penderita alergi.

Misalnya jika si Kecil alergi susu sapi, ia mungkin masih bisa minum 1-2 teguk tanpa gejala. Tapi begitu ia minum susu langsung satu gelas atau dicicil hingga 3-4 kali dalam sehari, gejala bisa tiba-tiba muncul.

Masalahnya, Bunda mungkin tidak dapat memprediksi kapan gejala alergi si Kecil muncul dan bagaimana keparahannya. Jadi jika si Kecil memiliki alergi makanan, sebaiknya hindari sama sekali memberikan makanan pemicu gejala alerginya.

2. Selalu Siap Sedia Obat Alergi

Jika si Kecil diresepkan obat oleh dokter untuk mengelola gejalanya, pastikan Bunda selalu menyimpannya dalam jangkauan dan berikan ke anak sesuai aturan resepnya ketika anak terpapar alergen.

Begitu pula jika anak berisiko mengalami syok anafilaksis. Selalu bawa suntikan epinefrin yang sudah diresepkan dokter, karena ini adalah satu-satunya pengobatan untuk reaksi alergi yang parah.

3. Pantau Selalu Kondisi Anak

Yang paling penting, Bun, jika Bunda menduga alergi si Kecil sudah sembuh dan dokter juga sudah memastikan anak tidak lagi memiliki alergi, Bunda tetap harus terus memantau reaksi anak ketika terpapar zat atau mengonsumsi makanan pemicu alerginya.

Sebab, gejala alergi makanan bisa kembali lagi pada saat anak dewasa tanpa alasan yang jelas. Alergi terhadap serbuk sari, bulu hewan peliharaan, dan zat lain juga bisa kambuh sewaktu-waktu.

4. Ganti Produk Susu Sapi dengan Susu Nabati

Jika si Kecil tidak cocok dengan protein dalam susu sapi, Bunda mungkin perlu mengganti susu sapi dengan susu protein nabati seperti SGM Eksplor ISOPRO SOY. 

SGM Eksplor ISOPRO SOY merupakan nutrisi tepat sebaik susu sapi dengan kandungan DHA, IronC (kombinasi unik zat besi & vitamin C), dan Isolat Protein Soya berkualitas, yang juga difortifikasi dengan nutrisi penting lainnya untuk dukung pertumbuhan optimal anak usia 1 tahun ke atas.

Selain itu, SGM Eksplor ISOPRO SOY mengandung serat pangan, omega 3&6, zinc, serta vitamin D yang dapat membantu penyerapan kalsium.

Namun sebelum memberi susu alternatif, Bunda sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahlinya, ya! Bunda juga bisa berkonsultasi pada Pakar Alergi untuk mengetahui apa saja penanganan yang tepat untuk gejala alergi anak.

Baca Juga: Apakah Mungkin Penyakit Alergi pada Anak Bisa Sembuh Total?

 

Referensi:

  1. Allergy Prevention. (2022, November 14). Asthma & Allergy Foundation of America. https://aafa.org/allergies/prevent-allergies/
  2. Dhar, M. (2013, August 28). Can You Outgrow Your Allergies? Livescience.com; Live Science. https://www.livescience.com/39257-outgrow-allergies-go-away.html
  3. Nichols, H. (2021, March 30). Are allergies permanent? Medicalnewstoday.com; Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/how-to-get-rid-of-allergies#prevention
  4. Silver, N. (2015, September 25). Can You Outgrow Allergies? Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/allergies/can-you-outgrow-them#What-you-can-do-now
  5. R. Morgan Griffin. (2008, January 8). Do I Have Chronic Allergies? WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/allergies/chronic-allergies-causes
     

Artikel Terpopuler