Facebook Pixel Code Bagaimana Alergi Susu Terjadi dalam Tubuh

Alergi Susu Terjadi

Alergi Susu Terjadi

Alergi terhadap protein susu adalah salah satu jenis alergi yang paling sering dialami anak. Alergi susu umumnya adalah terhadap susu sapi, tetapi tidak menutup kemungkinan alergi terhadap protein susu lainnya seperti susu kambing atau susu perah lainnya. Yuk, kenali dulu fakta alergi susu secara lengkap berikut ini. 

ALERGI SUSU VS INTOLERANSI SUSU

Arti alergi susu sering disamakan dengan intoleransi susu, padahal keduanya tidak sama. Nah, Bunda harus paham terlebih dahulu perbedaan antara alergi susu dan intoleransi susu karena gejala dari kedua kondisi ini bisa jadi mirip. 

Alergi susu sapi terjadi ketika ada reaksi dari imunitas tubuh anak terhadap jenis protein yang ada dalam susu sapi. Intoleransi susu terjadi akibat ketidakmampuan tubuh mencerna komponen tertentu di dalam susu, yakni laktosa, karena berkurangnya atau hilangnya enzim laktase yang berfungsi dalam mencerna laktosa tersebut. Biasanya gejala intoleransi susu berkisar pada saluran cerna seperti kembung, adanya gas berlebih di dalam perut, atau mencret. 

Untuk membedakan diagnosa keduanya secara pasti, Bunda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengeliminasi kemungkinan yang salah. 

Kenapa Terjadi Alergi Susu?

Menurut Prof dr Badriul Hegar Syarif SpA(K) PhD, banyak faktor yang menjadikan bayi dapat mengalami alergi terhadap protein susu sapi, antara lain:

  1. Faktor genetik. Sebanyak 40% bayi yang lahir dari ibu penderita alergi kemungkinan akan mengalami alergi pula di kemudian hari (walaupun tidak menutup kemungkinan bayi yang dilahirkan dari orang tua yang tidak memiliki riwayat alergi masih memiliki risiko alergi juga).

  2. Terpapar bahan alergi (alergen). Alergen bukan saja yang dikonsumsi oleh bayi secara langsung tetapi juga yang dikonsumsi ibu menyusui.

  3. Faktor lain yang ikut berkontribusi, seperti polusi udara, asap rokok, bintang piaraan, cuaca.

Reaksi alergi susu sapi terjadi akibat kandungan protein yang terdapat di dalamnya, yaitu kasein dan whey. Reaksi-reaksi ini dapat diperantarai oleh IgE atau non-IgE. Reaksi alergi yang diperantarai IgE cenderung memiliki manifestasi klinis yang lebih berat, memakan waktu lebih lama untuk sembuh, tetapi lebih mudah untuk mendiagnosisnya.

Anak bisa saja alergi terhadap salah satu atau kedua jenis protein tersebut. Saat protein tersebut masuk ke dalam tubuh, sistem imun akan mendeteksi zat yang dianggap berbahaya dan segera merespons dalam bentuk pertahanan. Inilah yang akan menyebabkan reaksi alergi karena tubuh mengeluarkan zat kimia yaitu histamin di dalam tubuh. 

Alergi protein susu sapi dapat mengenai berbagai organ tubuh anak, misalnya saluran napas memperlihatkan gejala pilek dan batuk berulang (rhinitis), saluran cerna memperlihatkan muntah, sakit perut berulang serta diare yang dapat disertai darah, serta di kulit bisa timbul kemerahan dan biduran. Dapat juga menimbulkan bengkak pada beberapa bagian tubuh, seperti mata, telinga, dan bahkan sampai terjadi syok anafilaktik (meski jarang). 

Diagnosis Alergi Susu

Jika buah hati menunjukkan gejala reaksi alergi susu seperti di atas, Bunda disarankan segera mengunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan medis secara tepat. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, termasuk menanyakan catatan harian makanan, melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin pemeriksaan laboratorium. Biasanya akan dilakukan juga analisis terhadap riwayat keluarga untuk memastikan faktor genetik dalam kasus alergi susu. Pastikan Bunda dapat bertanya kepada Dokter bila perlu untuk menggunakan susu formula pengganti susu sapi untuk buah hati.

Artikel Terpopuler