Facebook Pixel Code Benarkah Alergi Makanan Memicu Masalah Tumbuh Kembang?

Alergi Makanan

Alergi Makanan

 

Alergi makanan menjadi sesuatu yang menakutkan bagi para orang tua. Saat terjadinya alergi, tubuh memberikan suatu reaksi imun akibat tidak mampu mencerna makanan tersebut. Dalam kondisi berkelanjutan, hal ini dapat menimbulkan kekurangan atau defisiensi nutrisi. Beberapa masalah yang dapat timbul antara lain anemia defisiensi besi, penyakit rikets, dan malnutrisi.1

Menurut World Allergy Organization (WAO), angka kejadian alergi makanan pada anak semakin meningkat terutama di negara berkembang seperti Tiongkok dan beberapa negara Asia Tenggara. Dilaporkan kurang lebih 10% populasi anak usia prasekolah (0-5 tahun) memiliki alergi terhadap makanan tertentu seperti kacang, telur, susu, dan ikan.2

Alergi makanan umumnya akan timbul dalam 2-3 tahun pertama kehidupan3. Tubuh anak akan memproduksi imunoglobulin E (IgE) yang berperan dalam timbulnya suatu reaksi alergi. Level IgE ini akan menurun pada anak tanpa alergi, sebaliknya akan meningkat pada anak dengan alergi. 

Meski mekanisme utama alergi makanan pada anak adalah sistem imunnya sendiri, alergi makanan dapat dipicu beberapa kondisi seperti riwayat alergi pada keluarga, riwayat penyakit asma, dermatitis atopi, atau rhinitis alergi. Bahkan, aktivitas fisik berlebih dapat memicu kejadian alergi makanan pada anak4. 

Pada paparan kedua dengan makanan yang menimbulkan alergi, akan menimbulkan gejala berupa munculnya kelainan kulit berupa ruam-ruam kemerahan, gatal disertai pembengkakan atau urtikaria, gangguan pencernaan seperti diare dan nyeri perut. Secara jangka panjang, ini dapat menyebabkan perawakan lebih pendek dan lebih kurus dibandingkan anak tanpa riwayat alergi, 5

Anak dengan alergi makanan cenderung menghindari bahan makanan tersebut sehingga berdampak negatif bagi pertumbuhan dan perkembangan buah hati. Bahan makanan yang menimbulkan alergi banyak mengandung makrnonutrien seperti protein dan lemak. 

Menghindari bahan makan tersebut akan menyebabkan anak kekurangan protein. Ini tentunya bisa berdampak terhadap pertumbuhan. Anak juga bisa lebih mudah terserang penyakit dibandingkan anak lainnya. 

Sebuah studi yang dilakukan WAO membuktikan kurva pertumbuhan anak dengan alergi makanan berada di bawah 25% dibandingkan anak tanpa alergi. Penghindaran makanan juga akan berdampak terhadap kekurangan mikronutrien seperti vitamin D dan kalsium. Kekurangan mikronutrien ini akan menyebabkan pertumbuhan tulang terganggu yang berakibat keterlambatan kemampuan berjalan dan motorik anak. 

Meski banyak dampak negatif yang disebabkan alergi makanan, Bunda tidak perlu khawatir. Berikut cara mengatasi alergi makanan pada anak: 

1. Pilih Asam Lemak Tidak Jenuh dibanding Asam Lemak Jenuh

Orang tua yang ingin mencari jalan instan dalam menghadapi sulit makan kerap membawa anak makan di restoran cepat saji. Padahal, makanan di restoran cepat saji banyak mengandung asam lemak jenuh yang memiliki dampak negatif bagi mikroorganisme normal pencernaan. 

Ketidakseimbangan flora normal ini yang akhirnya membuat inflamasi/peradangan pada pencernaan yang berakibat pada intoleransi makanan. Konsumsi makanan yang mengandung asam lemak tidak jenuh seperti alpukat, ikan salmon, dan minyak wijen dapat mengurangi kejadian alergi karena bersifat anti-inflamasi. 

2. Perbanyak Konsumsi Zink dan Vitamin

Inflamasi kronik pencernaan pada anak dengan alergi akan meningkatkan kadar radikal bebas dalam tubuh. Zink merupakan salah satu mikronutrien yang bersifat antioksidan. Penelitian menunjukkan anak dengan alergi yang diberi tambahan zink menunjukkan perubahan cukup bermakna. Pemberian vitamin D juga disarankan karena dapat menstimulasi produksi cathelicidin sebuah protein anti-alergi.

3. Selalu Sediakan Probiotik

Probiotik merupakan suatu mikroorganisme baik yang dapat mengurangi respons alergi dengan memproduksi zat anti inflamasi. Probiotik terkandung dalam makanan sehari-hari seperti yoghurt, keju, kefir, miso, dan tempe6. 

Menghadapi anak dengan alergi makanan memang tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak dapat diatasi. Alergi makanan umumnya akan berkurang seiring pertambahan usia anak. Porsi dan kandungan makanan di dalamnya pun harus diperhatikan. Biasakan Bunda memberi dalam porsi sedikit demi sedikit.

Artikel Terpopuler