Kekurangan zat besi pada ibu hamil paling sering terjadi pada trimester kedua dan ketiga. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat membahayakan kesehatan Bunda dan janin.
Yuk, cari tahu penyebab, ciri, dan dampak kekurangan zat besi saat hamil!
Penyebab Kekurangan Zat Besi Saat Hamil
Selama kehamilan, tubuh membutuhkan lebih banyak zat besi untuk memproduksi darah guna mendukung ibu dan janin. Jika cadangan zat besi tidak mencukupi, ibu hamil berisiko kekurangan zat besi.
Kekurangan zat besi saat hamil umumnya disebabkan oleh kehamilan kembar, jarak kehamilan pertama dan kedua terlalu dekat, kurang asupan zat besi, mual muntah parah (morning sickness), dan faktor lainnya.
Dampak Kekurangan Zat Besi pada Ibu Hamil dan Janin dalam Kandungan
Kekurangan zat besi saat hamil dapat menyebabkan anemia yang berisiko membahayakan kesehatan ibu dan bayi jika tidak segera ditangani. Berikut penjelasannya:
1. Preeklamsia
Ibu hamil yang mengalami kekurangan zat besi berisiko lebih tinggi terhadap preeklamsia, yaitu tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol selama kehamilan.
Kekurangan zat besi mengganggu suplai oksigen ke organ tubuh, termasuk plasenta, yang dapat memengaruhi fungsi pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.
Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan organ, terutama ginjal, yang berisiko bagi ibu dan janin.
2. Pertumbuhan Janin Terhambat
Anemia bisa berdampak pada pertumbuhan bayi, terutama di trimester pertama. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat (PJT).
Zat besi penting untuk produksi sel darah merah yang mengangkut oksigen ke tubuh, termasuk janin. Tanpa cukup oksigen, perkembangan janin bisa terganggu.
Kekurangan zat besi juga memengaruhi pembentukan plasenta yang sehat sehingga menghambat perpindahan nutrisi penting dari ibu ke janin, seperti asam amino, kolesterol, lemak, zat besi, vitamin B12, dan asam folat.
Baca Juga: 9 Tanda Bahaya Kehamilan yang Harus Bunda Waspadai
3. Mempengaruhi Perkembangan Otak Janin
Zat besi sangat penting untuk perkembangan otak janin, terutama pada trimester ketiga kehamilan.
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan susunan otak bayi menjadi lebih sederhana. Struktur otak yang lebih sederhana menyebabkan koneksi antar sel otak (dendrit) tidak terbentuk secara optimal.
Hal ini bisa berdampak secara jangka panjang untuk si Kecil, termasuk terhambatnya kemampuan motorik dan kognitif bayi, terutama dalam mengingat, belajar, dan mengendalikan emosi.
4. Berat Badan Lahir Rendah
Kekurangan zat besi pada ibu hamil berdampak pada berat badan lahir bayi yang rendah. Berat badan lahir rendah akan menyebabkan masalah kesehatan bagi bayi.
Contohnya, mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangan. Bayi yang dilahirkan dari ibu hamil yang kekurangan zat besi pun lebih mungkin untuk menjalani perawatan di NICU setelah lahir.
Bahkan, bayi yang lahir dengan berat badan rendah memiliki risiko 20x lebih mungkin untuk mengalami kematian dibandingkan bayi dengan berat lahir normal.
5. Kematian Janin di dalam Kandungan
Kekurangan zat besi yang parah dan tidak tertangani dapat menyebabkan kematian janin di dalam kandungan.
Komplikasi kehamilan ini terjadi karena kurangnya kadar hemoglobin dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke tubuh ibu dan janin.
Tanpa pasokan oksigen yang cukup, janin bisa mengalami gangguan perkembangan atau kegagalan organ, yang meningkatkan risiko kematian dalam kandungan.
6. Risiko Kelahiran Prematur
Kekurangan zat besi pada ibu hamil di trimester 3 dapat meningkatkan risiko untuk melahirkan secara prematur.
Pasalnya, zat besi diperlukan untuk mendukung pertumbuhan plasenta dan janin. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, yang mengurangi suplai oksigen ke rahim dan plasenta.
Hal ini dapat memicu komplikasi, seperti melemahnya plasenta atau kontraksi rahim yang terlalu dini, sehingga meningkatkan kemungkinan persalinan sebelum waktunya.
7. Depresi Pasca Melahirkan
Kekurangan zat besi juga meningkatkan kemungkinan Bunda mengalami postpartum depression atau depresi pascapersalinan.
Zat besi berperan penting dalam produksi hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke otak dan tubuh.
Kekurangan zat besi menyebabkan kelelahan, lemah, dan gangguan fungsi otak, termasuk penurunan kadar neurotransmiter seperti dopamin dan serotonin yang mengatur suasana hati.
Ketidakseimbangan ini dapat memicu perasaan cemas, sedih, dan depresi, sehingga meningkatkan risiko postpartum depression.
8. Risiko Keguguran
Kekurangan zat besi pada ibu hamil yang parah dapat berkembang menjadi anemia. Memiliki Anemia saat hamil yang tidak tertangani dapat meningkatkan risiko keguguran.
Kekurangan zat besi akan mengurangi suplai oksigen ke janin dan plasenta, yang dapat menyebabkan komplikasi seperti gangguan perkembangan janin, insufisiensi plasenta, atau bahkan kematian janin.
Anemia akibat kekurangan zat besi juga meningkatkan risiko perdarahan berlebihan dan infeksi, yang dapat memicu keguguran.
9. Risiko Penyakit Kronis pada Anak
Anak yang lahir dari ibu dengan anemia defisiensi besi kemungkinan akan menderita berbagai penyakit kronis di kemudian hari.
Di antaranya obesitas, diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular. Kondisi ini disebut sebagai pemrograman penyakit saat janin (fetal programming).
10. IQ Rendah pada Anak
Kekurangan zat besi pada ibu hamil bisa berdampak secara jangka panjang untuk si Kecil.
Sebuah penelitian melaporkan, anak yang lahir dari ibu dengan defisiensi besi juga memiliki cadangan zat besi rendah dan lebih mungkin memiliki skor IQ rendah di bawah 70 pada usia 7 tahun.
Bahkan, terlahir dengan cadangan besi yang rendah bisa memengaruhi kemampuan mengingat anak saat berusia 3,5 hingga 4 tahun nanti.
Baca Juga: 5 Cara Meningkatkan Kebutuhan Zat Besi Ibu Hamil
Apa Ciri-Ciri Ibu Hamil Kekurangan Darah?
Dalam kasus ringan, kekurangan zat besi saat hamil mungkin tidak menunjukkan gejala yang berarti.
Namun, Bunda sebaiknya tetap waspadai ciri kurang darah atau kekurangan zat besi pada ibu hamil di bawah ini:
- Kelelahan tanpa sebab.
- Pusing atau sakit kepala.
- Kepala terasa berputar (kliyengan) atau vertigo.
- Merasa lemah terus-terusan.
- Cepat merasa kedinginan.
- Sesak napas.
- Detak jantung cepat atau berdebar.
- Kulit pucat dan kering.
- Mudah mengalami memar.
- Sulit konsentrasi.
- Mengalami sindrom kaki gelisah (sering menggerakkan kaki tanpa disadari karena merasa tidak nyaman).
Gejala defisiensi zat besi yang ringan sekalipun tetap membutuhkan perhatian khusus untuk melindungi kesehatan Bunda dan janin, serta memastikan persalinan berjalan lancar.
Baca Juga: Gejala Anemia pada Ibu Hamil dan Cara Mengatasinya
Cara Mencegah Kekurangan Zat Besi pada Ibu Hamil
Bunda butuh asupan 27 miligram zat besi setiap hari dari makanan untuk mencegah kekurangan zat besi saat hamil. Lalu, ibu hamil yang kurang zat besi harus makan apa?
1. Makan Makanan Tinggi Zat Besi
Konsumsilah makanan penambah darah untuk mencegah kekurangan zat besi saat hamil.
Sebaiknya utamakan zat besi dari protein hewani karena lebih mudah diserap oleh tubuh, seperti daging sapi/kambing tanpa lemak, hati ayam dan sapi, daging ayam, dan ikan.
Akan tetapi, tetap penting juga untuk melengkapi kebutuhan zat besi harian dari sumber nabati, seperti brokoli, bayam, tahu, dan tempe yang bisa memaksimalkan asupan harian Bunda.
2. Makan Makanan Tinggi Vitamin C
Untuk bantu memaksimalkan penyerapan zat besi dari makanan, terutama zat besi dari nabati, pastikan melengkapi menu makan Bunda sehari-hari dengan makanan yang kaya akan vitamin C.
Misalnya, mendampingi lauk daging dengan minuman seperti jus jeruk, jambu merah, pepaya, tomat, dan masih banyak lagi.
Hindari minum teh bersamaan dengan waktu makan. Teh mengandung asam fitat dan tanin yang dapat menghambat proses penyerapan zat besi dalam tubuh.
Baca Juga: Cara Mengatasi Anemia pada Ibu Hamil yang Harus Diketahui
3. Minum Susu Hamil Terfortifikasi Zat Besi dan Vitamin C
Nah, selain dari asupan makanan di atas, pastikan Bunda juga memenuhi kebutuhan harian dari susu hamil yang terfortifikasi kandungan zat besi dan vitamin C, ya!
SGM Eksplor Bunda adalah susu khusus ibu hamil yang tinggi zat besi serta nutrisi penting lainnya untuk memaksimalkan kebutuhan gizi Bunda selama kehamilan, seperti minyak ikan, DHA, asam folat, kalsium, vitamin D, dan zinc.
4. Minum Tablet Tambah Darah (TTD) dari Dokter
Pada beberapa kasus, kebutuhan zat besi sulit dipenuhi hanya dari makanan. Jadi, dokter mungkin akan menyarankan konsumsi tablet tambah darah (TTD) untuk mencegah kekurangan zat besi pada ibu hamil.
Agar efeknya dapat lebih efektif, minum obat tiap waktu makan malam bersama makanan atau minuman yang mengandung vitamin C agar penyerapan zat besi di dalam tubuh lebih optimal.
Cara ini juga berguna untuk meminimalisir risiko efek samping dari konsumsi TTD, seperti mual dan perut perih, jika diminum saat perut kosong.
5. Tetap Olahraga
Terakhir, yang paling penting untuk mengatasi kekurangan zat besi pada ibu hamil adalah tetap mengusahakan rutin olahraga ringan setidaknya 30 menit setiap hari.
Ada banyak pilihan olahraga yang aman untuk trimester 2, seperti jalan kaki, berenang, senam aerobik, atau yoga prenatal. Jangan lupa tetap minum air secukupnya agar Bunda terus terhidrasi, ya!
6. Cek Darah Rutin
Pada kebanyakan kasus, gejala anemia kadang dianggap sebagai masalah lain yang mungkin juga terjadi selama kehamilan.
Jadi, Bun, pastikan untuk mendapatkan tes darah rutin untuk memeriksa anemia pada jadwal periksa kandungan rutin selanjutnya, ya!
Masih ingin tahu lebih banyak soal tips menjaga kesehatan selama kehamilan, rekomendasi makanan, dan persiapan melahirkan? Yuk, konsultasi gratis 24 jam dengan NutriCare Expert! Tim ahli kebidanan, gizi, dan keperawatan siap menjawab semua pertanyaan dan kekhawatiran Bunda tentang anemia dan kebutuhan zat besi. Tanya apa saja, kapan saja!
Dapatkan juga beragam promo serta penawaran menarik seputar SGM Bunda di sini. Semoga sehat selalu dan selamat menanti kelahiran si Kecil, Bun!