Facebook Pixel Code Manfaat Suplemen Zat Besi untuk Bayi dan Cara Penuhinya

Suplemen Zat Besi untuk Bayi: Manfaat dan Efek Sampingnya

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 23 December 2024

7 - 9 Bulan
Nutrisi
Cover Image of Suplemen Zat Besi untuk Bayi: Manfaat dan Efek Sampingnya

 

Zat besi (iron) adalah nutrisi penting untuk pertumbuhan bayi, tapi ASI saja mungkin tidak cukup bagi bayi mulai usia 6 bulan. Suplemen zat besi untuk bayi dapat menjadi salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan ini.

Kenapa Bayi Perlu Suplemen Zat Besi?

Setelah usia 6 bulan, ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan zat besi (iron) karena cadangan zat besinya mulai menurun. Maka, bayi membutuhkan tambahan zat besi dari MPASI.

Suplementasi zat besi pada bayi cukup bulan disarankan jika prevalensi anemia defisiensi besi (ADB) tinggi atau bayi tidak bisa mendapat makanan MPASI yang diperkaya zat besi.

IDAI juga merekomendasikan pemberian suplemen zat besi untuk bayi sebagai langkah pencegahan kekurangan zat besi sebelum anemia terjadi, terutama yang berisiko tinggi.

Misalnya, bayi yang lahir prematur dan/atau BB lahir rendah (BBLR) berisiko tinggi mengalami kekurangan zat besi. Bayi BBLR memiliki risiko 10 kali lipat lebih besar mengalami defisiensi besi, bahkan dibandingkan bayi lainnya.

Kapan Sebaiknya Berikan Suplemen Zat Besi untuk Bayi?

Berdasarkan pedoman Satgas ADB IDAI, suplementasi besi dapat diberikan pada bayi untuk mencegah terjadinya defisiensi besi tanpa terlebih dahulu melakukan pemeriksaan khusus, bahkan tanpa perlu uji tapis atau screening.  

Namun, Bunda sebaiknya tetap konsultasi dulu dengan dokter sebelum memberikan suplemen zat besi untuk bayi terkait aturan dosis dan cara pakainya. Berikut adalah panduan dari IDAI:

1. Suplementasi untuk Bayi Cukup Bulan dan Minum ASI

Secara umum, suplemen dapat diberikan pada bayi yang lahir cukup bulan mulai dari usia 6-23 bulan dengan anjuran dosis 2 mg/kg berat badan per hari.

Pada bayi ASI eksklusif selama 6 bulan yang tidak mendapat zat besi dari MPASI, suplemen dapat diberikan dengan dosis 1 mg/kg/hari.

AAP merekomendasikan pemberian suplemen zat besi pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif atau parsial mulai usia 4 bulan hingga 24 bulan, sampai mulai mengonsumsi MPASI kaya zat besi.

2. Suplementasi untuk Bayi Prematur/BBLR

WHO dan CDC merekomendasikan pemberian suplemen zat besi untuk bayi prematur dan BBLR (< 2.500 g) dengan dosis 2-4 mg/kg/hari mulai usia 1 bulan hingga 12 bulan.

Pada bayi dengan berat lahir sangat rendah (BBSLR), suplementasi besi dapat diberikan lebih awal.

Dosis perlu dilanjutkan sampai bayi mendapat makanan padat yang mengandung cukup zat besi.

Baca Juga: Dampak Bayi Kekurangan Zat Besi dan Cara Mengatasinya

Ingin memastikan si Kecil sudah mendapatkan zat besi (iron) yang cukup? Manfaatkan fitur Kalkulator Zat Besi yang mudah digunakan dan gratis. Yuk, coba sekarang!

Efek Samping Pemberian Suplemen Zat Besi untuk Bayi

Seperti halnya suplemen lain, suplemen zat besi juga memiliki potensi efek samping. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi dan perlu Bunda cermati, antara lain:

  • Menghambat pertumbuhan si Kecil.
  • Meningkatkan risiko terkena infeksi.
  • Mengalami gangguan pencernaan, seperti diare atau konstipasi.
  • Kotoran berwarna hitam.
  • Si Kecil mengalami mual.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Batuk disertai lendir berdarah atau muntah.

Pemberian suplemen zat besi untuk bayi aman dan minim risiko efek samping selama dosisnya sesuai dengan anjuran.

Cara Penuhi Kebutuhan Zat Besi pada Bayi

Suplemen zat besi penting untuk mencegah anemia di dua tahun pertama usia bayi. Namun, Bunda juga sebaiknya bisa penuhi kebutuhan zat besi bayi melalui cara-cara berikut ini:

1. Memberikan MPASI Kaya Zat Besi

Cara terbaik memenuhi kebutuhan zat besi adalah dengan memberikan makanan kaya zat besi minimal 2 kali per hari.

Jadi saat si Kecil mulai mengonsumsi MPASI di usia 6 bulan, pastikan ia mendapatkan makanan kaya zat besi (iron) seperti daging sapi, hati ayam, hati sapi, kuning telur, ikan, bayam, brokoli, dan kacang-kacangan.

Daging merah merupakan sumber zat besi tertinggi dengan proses penyerapan 23% lebih maksimal. Sayuran hijau juga mengandung zat besi, tapi hanya sekitar 3-8% zat besi yang dapat diserap.

2. Memberikan Makanan yang Mengandung Vitamin C

Untuk membantu tubuh si Kecil menyerap zat besi (iron) dengan optimal, Bunda bisa memberikannya makanan yang kaya vitamin C.

Sumber vitamin C yang baik antara lain buah-buahan berwarna cerah seperti jeruk, melon, stroberi, dan sayuran hijau tua seperti brokoli dan bayam.

Vitamin C bukan hanya membantu penyerapan zat besi (iron), tetapi juga berperan penting dalam meningkatkan daya tahan tubuh si Kecil.

Baca Juga: Pentingnya Makanan Mengandung Zat Besi dan Vitamin C untuk Bayi

3. Berikan Sereal Bayi yang Difortifikasi

Untuk memastikan si Kecil mendapatkan zat besi (iron) yang cukup sejak dini, sebaiknya pilih sereal yang diperkaya zat besi.

Sereal jenis ini dapat diberikan mulai usia 6 bulan dan terus berlanjut hingga si Kecil berusia 18-24 bulan. 

Pastikan Bunda memilih sereal yang sesuai dengan usia bayi dan periksa label nutrisinya untuk memastikan kandungan zat besi (iron) yang memadai.

4. Hindari Memberikan Teh

Hindari memberikan bayi minum teh di tengah waktu makan MPASI utama atau berdekatan dengan waktu pemberian suplemen zat besi untuk bayi.

Teh diketahui mengandung senyawa tanin yang dapat menghambat penyerapan zat besi (iron). Terlalu sering minum teh membuat tubuh kesulitan menyerap zat besi dari makanan dan menggunakannya dengan efektif.

5. Hindari Kombinasi MPASI Zat Besi dengan Olahan Susu

Melansir dari IDAI, tingginya kandungan kalsium dalam susu sapi murni dapat menghambat proses penyerapan zat besi.

Jadi ketika akan memasak MPASI, sebaiknya hindari mengolah bahan makanan protein hewani dengan susu atau produk olahan susu sapi, seperti krim.

5. Rutin Cek Hb

AAP dan CDC merekomendasikan Bunda membawa bayi ke rumah sakit untuk dapatkan pemeriksaan hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Ht) pada usia 9–12 bulan, yang diulang pada 15–18 bulan.

Pemeriksaan ini kemudian dilakukan lagi setiap tahun jika si Kecil sudah berusia 2–5 tahun. Pemeriksaan Hb dan Ht bertujuan mendeteksi anemia, terutama pada anak-anak yang berisiko tinggi.

Kelompok risiko tinggi meliputi bayi prematur, berat lahir rendah, riwayat perawatan neonatal lama, infeksi kronis, atau mendapatkan ASI eksklusif tanpa suplementasi zat besi. Dengan pemenuhan kebutuhan zat besi (iron) yang tepat, si Kecil dapat tumbuh sehat dan berkembang secara optimal.

Punya pertanyaan atau kekhawatiran soal suplemen dan zat besi si Kecil? Tim NutriCare Expert siap melayani Bunda 24 jam setiap hari, menjawab semua kebutuhan dan keresahan Bunda dengan cepat dan akurat. Yuk, diskusikan dengan para Expert!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Bunda

Temukan Topik Lainnya

Diary Generasi Maju (DGM MPASI)

Image Banner Diary Generasi Maju (DGM MPASI)

Kalkulator Zat Besi

Image Banner Kalkulator Zat Besi