Bunda perlu memenuhi kebutuhan zat besi bayi demi menunjang kesehatan dan tumbuh kembangnya. Kebutuhannya tentu dapat berbeda di setiap tahapan usia. Ketahui pentingnya zat besi (iron) dan berapa kebutuhan zat besi bayi.
Pentingnya Zat Besi untuk Bayi
Zat besi adalah mineral penting untuk pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah dan mioglobin dalam otot. Hemoglobin berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, sedangkan mioglobin menyediakan oksigen untuk jaringan otot.
Tanpa zat besi yang cukup, produksi sel darah merah lebih sedikit sehingga membuat fungsi organ dan jaringan tidak maksimal. Zat besi juga berperan dalam mengurangi risiko anemia, yang merupakan masalah yang dapat berdampak negatif pada perkembangan bayi.
Anemia defisiensi besi dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh bayi, meningkatkan risiko infeksi, dan mengganggu pertumbuhan organ. Defisiensi besi kronis juga dapat menyebabkan penurunan daya konsentrasi dan prestasi belajar anak saat usia sekolah.
Kekurangan zat besi juga meningkatkan risiko stunting, yaitu kondisi tinggi badan yang terlalu pendek akibat kekurangan gizi. Maka dari itu, pemenuhan zat besi sangat penting dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk mendukung tumbuh kembang optimal.
Baca Juga: 10 Manfaat Zat Besi untuk Bayi dan Cara Penuhi Kebutuhannya
Kebutuhan Zat besi Bayi
Berbeda usia, tentu berbeda juga kebutuhan gizinya. Lalu, berapa takaran zat besi untuk bayi? Merujuk pada Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2019 dari Kementerian Kesehatan, berikut adalah kebutuhannya:
- 0 – 5 bulan adalah sebesar 0,3 mg per hari, yang dapat terpenuhi dari ASI.
- 6 – 11 bulan sebesar 11 mg per hari.
- 1 – 3 tahun sebesar 7 mg per hari.
Ciri Bayi Kekurangan Zat Besi
Berikut ini adalah beberapa gejala anemia yang paling umum tampak sebagai ciri bayi kekurangan zat besi:
- Kulit pucat.
- Mudah rewel atau sering menangis tanpa sebab.
- Kurang tenaga atau mudah lelah (fatigue).
- Napas lebih pendek
- Mudah jatuh sakit karena infeksi.
- Nafsu makan menurun.
- Sariawan di lidah
Gejala yang muncul dapat bervariasi pada setiap bayi. Beberapa gejala juga baru akan muncul ketika kondisi sudah cukup berat.
Peran zat besi sangat penting untuk tumbuh kembang bayi sehingga para ahli merekomendasikan skrining anemia dengan tes darah hemoglobin untuk bayi usia 12 bulan. Skrining dapat dilakukan tanpa harus menunggu munculnya gejala yang parah.
Baca Juga: 15 Ciri Bayi Kekurangan Zat Besi yang Harus Bunda Tahu
Cara Memenuhi Kebutuhan Zat Besi Bayi
Kebutuhan zat besi bayi di bawah 5 bulan bisa terpenuhi dengan ASI dan adanya zat besi cadangan yang dibawa sejak bayi dalam kandungan. Namun, kebutuhannya meningkat drastis di usia 6 bulan. Berikut cara yang dapat Bunda lakukan untuk a:
1. Berikan MPASI yang Kaya Zat Besi
Penting untuk memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang tinggi zat besi minimal dua kali sehari. MPASI yang kaya zat besi membantu memenuhi kebutuhan nutrisi bayi yang sedang tumbuh.
Berikut adalah beberapa jenis makanan beserta takarannya menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia):
- Daging sapi cincang 28 g (mengandung 0,8 mg zat besi)
- Daging kambing 28 g (mengandung 1 mg zat besi)
- Hati ayam 28 g (mengandung 3,6 mg zat besi)
- Hati sapi 28 g (mengandung 1,7 mg mg zat besi)
- Bayam 28 g atau kurang lebih 3 ikat (mengandung 1 mg zat besi)
- Brokoli 28 g atau kurang lebih 9 kuntum (mengandung 0,2 mg zat besi)
Baca Juga: 17 Makanan yang Mengandung Zat Besi untuk Bayi
2. Utamakan Sumber Zat Besi Heme
Utamakan sumber zat besi heme, yang berasal dari protein hewani, karena lebih mudah diserap oleh tubuh dibandingkan zat besi non-heme. Daging merah, hati, ikan, dan daging ayam adalah sumber zat besi yang sangat baik.
Mengutamakan zat besi heme dapat membantu bayi akan mendapatkan manfaat maksimal dari asupan zat besi yang diberikan. Sumber zat besi non-heme seperti sayuran dapat dijadikan pelengkap untuk MPASI si Kecil.
3. Tingkatkan Juga Asupan Makanan Tinggi Vitamin C
Sebisa mungkin, kombinasikan makanan yang kaya zat besi dengan sumber vitamin C. Vitamin C membantu tubuh menyerap zat besi, terutama dari sumber nabati.
Buah-buahan seperti jeruk, pepaya, dan tomat dapat diberikan bersamaan dengan MPASI untuk meningkatkan efektivitas penyerapan zat besi.
4. Hindari Makanan yang Menghambat Penyerapan Zat Besi
Selain memastikan makanan si Kecil mengandung zat besi tinggi, perhatikan juga jenis makanan dan minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi. Hindari memberikan teh, susu sapi murni, dan makanan tinggi serat bersamaan dengan makanan yang kaya zat besi.
Memperhatikan asupan harian si Kecil memang jadi salah satu kunci memastikan bayi tidak kekurangan zat besi. Bunda juga bisa menggunakan Kalkulator Zat Besi untuk mengukur risiko kekurangan zat besi pada buah hati secara berkala.
Caranya cukup mudah, Bunda hanya perlu menjawab 7 pertanyaan sesuai dengan kondisi si Kecil. Nantinya akan muncul perhitungan apakah si Kecil memiliki risiko kekurangan zat besi atau tidak.
Yuk Bun, pastikan si Kecil terpenuhi kebutuhan zat besinya agar tumbuh optimal. Butuh saran atau jawaban seputar nutrisi? Konsultasikan langsung dengan NutriCare Expert GRATIS selama 24 jam! Tim ahli kami siap membantu Bunda kapan saja.