Cara mengatasi anak tantrum dimulai dengan memahami penyebabnya, Bun. Tantrum sering terjadi karena anak merasa frustrasi akibat kesulitan mengungkapkan pikiran dan perasaannya.
Yuk, pahami langkah mengatasinya yang tepat, Bun.

Cara Mengatasi Anak Tantrum
Tantrum bisa terjadi di mana saja, membuat Bunda panik dan takut anak mengganggu orang lain. Tetap tenang dengan menarik napas dalam beberapa kali, lalu coba tips berikut untuk mengatasinya.
1. Bawa ke Tempat Sepi dan Aman
Hal pertama yang bisa Bunda lakukan dalam mengatasi anak tantrum di tempat umum adalah segera bawa ia ke tempat yang lebih sepi dan aman seperti sudut ruangan, taman yang sepi, atau toilet.
Di tempat sepi, anak bisa mengeluarkan emosinya tanpa merasa terganggu dengan kehadiran banyak orang yang berlalu lalang. Bunda juga tak perlu takut orang lain merasa terganggu.
Untuk menghindari cedera, pastikan Bunda mengajak si Kecil ke tempat dengan permukaan lantai yang rata dan halus juga jauhkan dari barang-barang berbahaya.
2. Biarkan Anak Meluapkan Emosinya
Cara mengatasi anak tantrum tidak bisa buru-buru. Anak yang tantrum akan sulit ditenangkan dan diminta berhenti menangis, karena ia merasa perasaannya belum dimengerti dengan baik.
Biarkan dulu anak menangis untuk meluapkan emosinya. Namun, bukan berarti jadi mengabaikannya, ya!
Pastikan si Kecil tahu bahwa fokus dan perhatian Bunda hanya tertuju kepadanya. Bunda dapat duduk di samping si Kecil hingga ia selesai menangis dan siap untuk diajak berkomunikasi.
Baca Juga: Tips Mempersiapkan Si Kecil Masuk Lingkungan Baru
3. Peluk Lembut Anak
Dalam mendidik anak saat tantrum, cara paling efektif untuk menenangkannya adalah dengan pelukan hangat dan belaian sayang. Ini menunjukkan bahwa Bunda peduli pada perasaannya.
Mendengarkan dan memberi perhatian dapat membantu meredakan emosi si Kecil. Peluk anak sampai tangis dan teriakannya berhenti. Pelukan juga menjadi cara Bunda memberikan rasa aman pada si Kecil.
Sebagai cara mengatasi anak tantrum, sebaiknya Bunda jangan mengatakan apapun selama mendekap si Kecil. Cukup elus lembut punggungnya agar emosinya mereda.
4. Cari Tahu Penyebab Tantrum
Untuk membantu menguraikan emosi si Kecil yang meluap-luap, Bunda perlu mencari tahu terlebih dahulu apa yang membuat ia tantrum. Ajak si Kecil berkomunikasi selepas emosinya mereda.
Jika ia menggelengkan kepala karena masih ingin menangis, tunggu hingga selesai. Begitu ia berhenti menangis dan lebih tenang, Bunda dapat menanyakan penyebab ia merasa frustasi. “Adik mengantuk?” atau “Adik kesal tidak Ibu belikan mainan?”
Ketika penyebab tantrum pada anak sudah diketahui, Bunda akan lebih mudah dalam mengatasinya.
5. Validasi Perasaan Anak
Validasi perasaan anak juga menjadi cara mengatasi anak tantrum yang bisa dilakukan. Ketika anak sudah tenang dan bisa diajak berkomunikasi, Bunda dapat mengajaknya mengobrol.
Sampaikan bahwa Bunda memahami rasa kesal atau frustasi si Kecil diikuti dengan penjelasan kenapa ia tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkan.
Jangan lupa untuk menggunakan intonasi yang lembut dan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh si Kecil.
Baca Juga: 4 Cara Tepat untuk Membangun Kecerdasan Emosional Anak
6. Berikan Anak Kesempatan untuk Memilih
Selain memberikan validasi pada perasaan si Kecil dan memberikan penjelasan, Bunda dapat memberikan anak kesempatan untuk memilih agar ia merasa memiliki kontrol terhadap dirinya sendiri.
Contohnya ketika si Kecil tidak boleh membeli mainan yang diinginkan, Bunda dapat memberikan pilihan padanya untuk membeli benda lain yang memang dibutuhkan atau lebih murah.
Saat memberikan pilihan pada si Kecil, pastikan pilihan tersebut memiliki batasan yang jelas dan tidak akan melebar pada hal yang tidak boleh dilakukan atau didapatkan si Kecil.
7. Alihkan Perhatian si Kecil
Ketika si Kecil tantrum karena keinginannya tidak terpenuhi, cara mengatasi anak tantrum bisa dengan mengalihkan perhatian si Kecil pada hal lain.
Anak-anak biasanya cenderung memiliki rentang perhatian yang cukup pendek, sehingga Bunda bisa melakukan sesuatu yang membuat si Kecil jadi mudah teralihkan.
8. Hindari Berteriak atau Membentak Si Kecil
Menghadapi anak tantrum memang sangat menguji kesabaran, ya, Bun? Walau begitu, usahakan tidak terpancing emosi hingga ikut berteriak atau membentak anak, ya.
Selain membuat Bunda menjadi pusat perhatian banyak orang, meneriaki si Kecil hanya akan membuatnya semakin agresif dan meniru perilaku tersebut ke di kemudian hari.
Baca Juga: Ingin si Kecil Tumbuh Pemberani? Yuk Terapkan Metode Ini!
9. Mengabaikan si Kecil
Cara mengatasi anak tantrum berikutnya adalah dengan mengabaikan si Kecil. Mengabaikan bukan berarti benar-benar meninggalkan si Kecil begitu saja saat ia tantrum ya, Bun.
Mengabaikan disini berarti Bunda tidak memberikan perhatian pada perilaku tantrum anak sehingga ia tahu sikapnya tidak diharapkan.
Usahakan Bunda tetap berada di tempat yang sama untuk mengawasi dan menjaga si Kecil tetap aman namun hindari membuat kontak mata, mengomentari perilaku anak, atau memberikan reaksi lain ketika ia tantrum.
Dengan melakukan cara mengatasi anak tantrum ini, di masa depan ia cenderung tidak akan melakukan tantrum untuk meluapkan emosi atau berusaha mendapatkan yang ia inginkan.
10. Bersikap Tegas dan Konsisten
Emosi anak bisa dengan mudah menjadi kacau saat ia menginginkan sesuatu, seperti dibelikan mainan atau berlama-lama di playground. Akhirnya, tantrum pun menjadi ‘trik’ agar keinginan tersebut dipenuhi.
Sebagai cara mengatasi anak tantrum, Bunda perlu bersikap tegas dan konsisten sehingga si Kecil paham kalau yang dilakukannya ini tidak baik. Sebisa mungkin jangan ‘mengalah’ ya, Bun.
Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Anak Tantrum?
Setelah Bunda mengetahui cara mengatasi anak tantrum, penting mengetahui apa saja yang justru tidak boleh dilakukan ketika si Kecil sedang tantrum.
1. Mudah Menyerah
Terkadang orang tua menyerah pada tantrum anak hanya agar si Kecil berhenti menangis dan mengamuk.
Jika Bunda menyerah, dampaknya anak belajar bahwa tantrum bisa jadi cara mendapatkan hal yang diinginkan. Hal ini juga berlaku pada pemberian imbalan agar si Kecil berhenti menangis.
2. Memberikan Terlalu Banyak Perhatian
Kadang-kadang, orang tua tanpa sadar memberikan perhatian berlebih selama tantrum, yang justru membuat anak menjadikan tantrum sebagai alat untuk cari perhatian.
Dalam situasi ini, cobalah untuk tidak menanggapi secara langsung, alihkan pandangan Bunda, atau pergi sebentar jika perlu. Pastikan untuk tidak memberikan perhatian berlebih pada anak.
Dengan konsistensi dan sikap tegas namun penuh kasih dari Bunda, si Kecil akan belajar menangani emosinya dengan lebih baik.
Baca Juga: Tahapan Tumbuh Kembang Anak Usia 1-3 Tahun yang Ideal
3. Hindari Mengutarakan Apa yang Bunda Rasakan
Ini adalah aturan yang sebaiknya tidak boleh dilakukan ketika anak tantrum.
Komentar seperti "Adek jangan marah" atau "Berhenti menangis ya, Dek" membuat si Kecil merasa emosinya diabaikan atau tidak penting.
Namun sebaliknya, anak justru menjadi lebih tenang ketika orang tua membantu menjelaskan perasaan anak atau tentang keadaan yang sedang dihadapi.
4. Jangan Berbohong pada Anak
Hindari berbohong kepada anak, atau memberikan “janji palsu” hanya karena ingin si Kecil berhenti tantrum.
Cara mengatasi anak tantrum ini mungkin efektif sementara, tetapi tidak dalam jangka panjang.
Ingat bahwa jika Bunda ingin anak jujur, Bunda pun juga harus jujur kepadanya. Karena cepat atau lambat, kebohongan-kebohongan kecil tersebut akan terungkap dan disadari si Kecil.
Anak-anak perlu melihat sosok orang tua yang bertanggung jawab dalam menetapkan batasan dengan cara yang terbuka dan jelas.
5. Tidak Boleh Gunakan Sarkasme
Hal yang tidak boleh dilakukan saat anak tantrum adalah dengan bersikap sarkas. Karena, sarkasme adalah konsep yang membingungkan bagi balita dan anak prasekolah.
Dampaknya, si Kecil akan merasa bingung dengan kata-kata sarkas dari Bunda saat ia sedang kesal. Paling parah, ia akan merasa direndahkan.
Baca Juga: 5 Cara Tepat untuk Mengatakan 'Tidak' kepada si Kecil
Cara Mencegah Anak Tantrum
Berikut ini beberapa hal yang dapat Bunda lakukan sebagai cara mencegah anak tantrum:
- Bantu si Kecil memahami emosinya. Bunda dapat melakukannya sejak lahir dengan menggunakan kata-kata untuk melabeli perasaan seperti ‘senang’, ‘sedih’, ‘marah’, ‘lelah’, ‘lapar’, dan ‘nyaman’.
- Cari tahu pemicu anak tantrum. Apakah si Kecil tantrum karena lelah, lapar, khawatir, takut, dan sebagainya.
- Bicarakan perasaan anak setelah tenang. Misalnya, ‘Adek melempar mainan karena marah mainannya rusak, ya?’
- Jadi panutan dalam memberikan reaksi positif terhadap stres. Misalnya dengan menarik napas dalam-dalam saat terjebak macet di perjalanan bersama anak.
- Puji perilaku anak yang baik. Berikan perhatian saat si Kecil berperilaku baik. Peluk dia atau katakan bahwa Bunda bangga saat ia mengikuti kata-kata Bunda.
Apakah Tantrum pada Anak Bisa Hilang?
Puncak tantrum anak terjadi pada usia 1 hingga 3 tahun. Karena itu, bagaimana cara Bunda mengatasinya dapat membantu mengurangi tingkat keparahannya.
Tantrum pada anak akan mulai hilang saat ia memasuki usia 4 tahun, seiring dengan kemampuan bahasa anak yang semakin baik.
Memasuki usia 4 tahun, anak jadi lebih percaya diri, dan dapat lebih leluasa mengungkapkan apa yang diinginkan dan dirasakan kepada orang-orang di sekitarnya.
Walaupun tantrum itu normal dan tidak permanen, Bunda perlu menanganinya dengan tepat agar perilaku ini tidak berlanjut dan digunakan sebagai cara mendapatkan apa yang ia inginkan.
Dapatkan juga berbagai tips pola asuh, stimulasi, dan panduan lengkap mengoptimalkan tumbuh kembang anak secara gratis dengan bergabung jadi member Klub Generasi Maju sekarang!