Facebook Pixel Code Pahami Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk pada Anak

Pahami Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk pada Anak

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 22 January 2025

1 Tahun
Kesehatan
Cover Image of Pahami Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk pada Anak

 

Memahami perbedaan stunting dan gizi buruk membantu Bunda mencegah sekaligus mengantisipasi kondisi si Kecil dengan penanganan yang tepat. Simak informasinya di sini!

Definisi Stunting dan Gizi Buruk

Stunting adalah kondisi terhambatnya pertumbuhan anak yang ditandai dengan perawakan badan lebih pendek dari standar usia seharusnya, akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang. 

Gizi buruk terjadi ketika tubuh kekurangan nutrisi penting yang mengakibatkan gangguan pada pertumbuhan anak. Penyebabnya adalah asupan makanan yang kurang dan infeksi berulang

Seorang anak dapat dikatakan mengalami gizi buruk karena kekurangan energi dan protein (marasmus) atau karena kekurangan protein meski kalorinya sudah cukup (kwarshiorkor).

Apakah Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk?

Anak stunting memiliki tubuh pendek dan tampak lebih muda dari usianya, sedangkan gizi buruk ditandai otot mengecil, kulit kering, dan perut buncit. Berikut perbedaan lainnya:

1.  Perbedaan Faktor penyebab

Stunting umumnya disebabkan oleh kekurangan gizi dalam jangka panjang. Terutama pada masa emasnya di 1.000 hari pertama kehidupan anak.

Sementara penyebab gizi buruk adalah kekurangan asupan gizi dalam waktu yang relatif singkat sehingga berat badan anak turun.

2. Perbedaan Berdasarkan Ciri-ciri

Perbedaan stunting dan gizi buruk bisa diketahui dari ciri-cirinya. Ciri anak stunting adalah tubuh yang lebih pendek dan terlihat lebih muda jika dibandingkan dengan teman-teman seusianya.

Sedangkan ciri-ciri anak dengan gizi buruk adalah otot mengecil, kulit kering, dan berkurangnya lemak di bawah kulit. Kondisi ini juga menyebabkan perut anak jadi buncit pada tahap lanjut.

3. Perbandingan Badan Anak Stunting dan Gizi Buruk

Kondisi stunting umumnya terlihat dari tinggi badan anak dan proporsi tubuh yang tidak sesuai dengan usianya.

Sementara anak dengan gizi buruk (wasting) terlihat sangat kurus, otot mengecil dan lemak tubuh yang rendah. 

Stunting memengaruhi pertumbuhan tinggi badan, sedangkan gizi buruk berdampak pada penurunan berat badan dan kekurangan energi.

4. Perbedaan Berdasarkan Dampak

Perbedaan stunting dan gizi buruk juga ada pada dampak yang muncul. Anak dengan gizi buruk lebih mudah sakit karena imunnya lemah dan memiliki IQ yang lebih rendah. 

Dalam jangka panjang, gizi buruk bisa menghentikan pertumbuhannya, menyebabkan tubuh kurus (wasting), dan stunting.  

Sedangkan stunting tak hanya menurunkan imun, tapi juga metabolisme anak, dan membuat ukuran tubuh anak lebih kecil dari teman sebayanya. Jika tidak ditangani, dampaknya bisa bertahan hingga dewasa.

Baca Juga: Daftar Kebutuhan Gizi Balita Usia 1-5 Tahun yang Wajib Dipenuhi

Prevalensi Stunting dan Gizi Buruk di Indonesia

Stunting dan gizi buruk pada anak masih harus menjadi perhatian besar setiap orang tua dan pihak berwenang yang terlibat.

Kementerian Kesehatan pada tahun 2023 mengumumkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi 21,6% pada tahun 2022. Meski demikian, angka ini masih belum ideal karena menurut standar WHO, prevalensi stunting harusnya di bawah 20%.

Sementara itu, Menurut Survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka gizi buruk di Indonesia saat ini mencapai 7,7%. Angka ini naik lebih tinggi dari tahun sebelumnya, yaitu 7,1% pada 2021.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa masalah gizi buruk harus menjadi perhatian serius suatu negara jika prevalensinya lebih dari 5%.

Bagaimana Cara Mengetahui Apakah Anak Terkena Stunting atau Gizi Buruk?

Setelah memahami perbedaan antara stunting dan gizi buruk, Bunda perlu mengenali gejala-gejala yang menunjukkan anak mengalami kondisi tersebut, di antaranya:

1. Gejala Stunting

Gejala stunting pada anak yang perlu diwaspadai antara lain tertundanya pertumbuhan tulang, tinggi badan yang lebih pendek dari anak seusianya, dan berat badan yang lebih rendah.

Selain itu, proporsi tubuh anak stunting cenderung normal, tetapi terlihat lebih kecil dibandingkan anak-anak seusianya.

2. Gejala Gizi Buruk

Gejala gizi buruk pada anak yang perlu Bunda waspadai antara lain kulit kering, wajah keriput, perut buncit, tubuh sangat kurus, serta anak yang lemas dan kurang aktif.

Selain itu, rambut anak tampak kusam dan mudah rontok, serta bisa muncul pembengkakan di tungkai. Semua gejala ini perlu perhatian segera agar tidak mengganggu tumbuh kembang anak.

Hubungan antara Stunting dan Gizi Buruk

Stunting dan gizi buruk adalah dua masalah gizi yang saling terkait dan memengaruhi tumbuh kembang anak. 

Gizi buruk dapat menjadi faktor risiko terjadinya stunting pada anak. Anak yang mengalami gizi buruk berisiko lebih tinggi mengalami stunting karena kekurangan gizi yang tidak segera ditangani dapat menghambat pertumbuhan tinggi badan mereka. 

Sebaliknya, anak dengan stunting memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami gizi buruk dibandingkan anak yang mendapatkan gizi yang cukup. 

Oleh karena itu, penanganan masalah gizi buruk secara tepat dan segera sangat penting untuk mencegah terjadinya stunting.  

Baca Juga: 11 Ciri-Ciri Anak Stunting dan Cara Mengatasinya

Pencegahan dan Penanganannya

Agar kondisi ini tidak berlarut dan mengganggu tumbuh kembangnya, pastikan Bunda melakukan beberapa cara pencegahan dan penangan kedua kondisi tersebut. 

1. Pencegahan Gizi Buruk

Cara terbaik untuk mencegah gizi buruk adalah dengan menjaga pola makan anak yang sehat dan seimbang. 

Usahakan si Kecil makan tepat waktu, dan berikan ia tiga kali makan utama serta dua hingga tiga porsi camilan setiap sehari. 

Pastikan ia cukup minum setelah makan, bukan sebelum atau selama makan, karena bisa membuat perut anak kenyang. 

Untuk tetap sehat, pastikan ia mengonsumsi berbagai makanan dari empat kelompok makanan utama, yaitu buah dan sayur, makanan yang mengandung karbohidrat, susu, dan sumber protein non-susu lainnya.

2. Penanganan Gizi Buruk

Cara menangani gizi buruk tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Pengobatannya pun bisa dilakukan di rumah atau rumah sakit.

Perubahan pola makan adalah cara yang utama. Jika anak kekurangan gizi, Bunda perlu meningkatkan kandungan nutrisi dalam makanan, dengan atau tanpa suplemen. Tentunya atas konsultasi dengan tenaga kesehatan. 

Jika anak kesulitan makan cukup, Bunda perlu selang makan atau infus untuk mendapatkan nutrisi dan cairan langsung.

3. Pencegahan Stunting 

Stunting dapat dicegah dengan memastikan kebutuhan gizinya terpenuhi dengan baik sejak masa emas di 1.000 hari pertama kehidupannya. 

Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak secara rutin juga penting. Mulai dari kehamilan, setiap bulan setelah lahir hingga usia dua tahun, dan setiap 6-12 bulan setelah usia dua tahun. 

Bunda juga bisa memantau perkembangan berat dan tinggi anak setiap bulan melalui Grafik Pertumbuhan Anak di Diary Generasi Maju, lho. Gratis!

4. Penanganan Stunting

Cara mengatasi stunting yang efektif untuk meningkatkan pertumbuhan dan kognitif anak meliputi pemberian vitamin A, seng, dan mikronutrien ganda (termasuk vitamin B kompleks dan asam folat). 

Mikronutrien memiliki dampak yang lebih besar dalam mengatasi stunting. Oleh karena itu, pemberian gizi yang tepat sangat penting dalam mengatasi stunting

Selain itu, pastikan Bunda memberikan ASI eksklusif dan diteruskan dengan MPASI yang sehat dan bergizi. 

Itulah beberapa hal yang perlu Bunda perhatikan mengenai perbedaan stunting dan gizi buruk pada anak. Kenali perbedaannya, hubungannya, dan cara cegahnya dengan tepat.

Jika Bunda memiliki pertanyaan seputar nutrisi atau tumbuh kembang si Kecil, jangan ragu untuk bertanya langsung kepada Sahabat Bunda Generasi Maju, lho.

 

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Bunda

Temukan Topik Lainnya