Facebook Pixel Code 7 Opsi Pengobatan Anemia Defisiensi Besi pada Anak

7 Opsi Pengobatan Anemia Defisiensi Besi pada Anak

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 10 April 2025

1 Tahun
Kesehatan
Cover Image of 7 Opsi Pengobatan Anemia Defisiensi Besi pada Anak

 

Pengobatan anemia defisiensi besi penting untuk diketahui orang tua, apalagi 38,5% anak Indonesia berusia di bawah 5 tahun mengalami kondisi anemia. Cari tahu cara mendiagnosis dan mengobatinya di artikel ini.

Cara Mendiagnosis Anemia Defisiensi Besi

Ada dua cara umum mendiagnosis anemia defisiensi besi, yaitu: 

1. Pemeriksaan Fisik

Untuk mengecek apakah si Kecil mengalami anemia defisiensi besi, dokter akan bertanya mengenai gaya hidup, pola makan, dan riwayat kesehatan anak. 

Pada anak dengan anemia, orang tua dapat mengeluhkan gejala rewel, lesu, lemas, tidak nafsu makan, susah fokus, tidak bergairah bermain, cepat lelah, pusing, dan sakit kepala. Pada pemeriksaan dapat terlihat anak pucat, dada berdebar, dan napas yang pendek.

Anak juga bisa mengalami gejala anemia yang lebih berat berupa pica, yakni gemar makan atau mengunyah benda yang bukan makanan, seperti tanah, kertas, alat tulis, kotoran, odol, dan lainnya. 

Jika penyebab anemia belum bisa dideteksi, dokter akan melakukan serangkaian tes laboratorium. 

2. Tes Lab untuk Mendeteksi Anemia

Tes darah lengkap atau complete blood count (CBC) digunakan untuk mendiagnosis anemia defisiensi besi. Tes tersebut meliputi: 

  • Darah perifer lengkap
  • Apusan darah tepi
  • Retikulosit
  • Ureum
  • Kreatinin
  • Serum iron
  • Total iron binding capacity (TIBC)
  • Transferrin saturation index
  • Ferritin
  • Serum soluble transferrin receptor level (jarang digunakan)
  • Free erythrocyte protoporphyrin (jarang digunakan)

IDAI menganjurkan melakukan tes lab dini di usia 1 tahun bagi bayi lahir normal atau usia 6-9 bulan bagi bayi prematur, lalu dilanjutkan di usia anak 2-3 tahun, 5 tahun, dan saat dewasa muda. 

Baca Juga: 6 Penyakit Akibat Kekurangan Zat Besi pada Anak, Yuk Bunda Waspadai!

Pengobatan Anemia Defisiensi Besi pada Anak

Defisiensi besi bisa mengakibatkan gangguan pada sistem imun, pencernaan, kognitif, tumbuh kembang, dan perubahan perilaku. Bunda bisa menerapkan cara di bawah ini untuk mengobati anemia defisiensi besi pada anak:

1. Perbanyak Asupan Makanan Kaya Zat Besi

Langkah utama dalam pengobatan anemia defisiensi besi adalah dengan meningkatkan konsumsi makanan kaya zat besi. 

Beberapa makanan sumber zat besi yang baik untuk anak antara lain: 

  • Sayuran berdaun hijau seperti bayam, brokoli, selada air, buncis, dan kangkung
  • Daging sapi
  • Kuning telur
  • Kacang-kacangan 
  • Buah kering seperti plum kering, aprikot kering, dan kismis
  • Makanan yang difortifikasi zat besi seperti sereal dan roti

Hindari makanan dan minuman yang menghambat penyerapan zat besi, seperti teh, kopi, dan sereal yang dibuat dari gandum utuh.

Bunda juga bisa memberikan susu fortifikasi zat besi untuk mengatasi anemia pada si Kecil.

2. Kombinasi Makanan untuk Meningkatkan Penyerapan Zat Besi

Zat besi terdiri dari dua jenis, yaitu heme dan non-heme. Zat besi heme dari sumber hewani lebih mudah diserap oleh tubuh dibandingkan zat besi non-heme dari makanan nabati. 

Untuk meningkatkan penyerapan zat besi non-heme, dianjurkan mengonsumsi makanan tinggi vitamin C seperti jeruk, stroberi, tomat, brokoli, dan paprika bersamaan dengan makanan sumber zat besi. 

Kombinasi ini akan membantu tubuh menyerap zat besi dengan lebih optimal dan mempercepat pemulihan anemia defisiensi besi.

3. Suplemen Zat Besi

Jika asupan makanan saja tidak cukup, suplemen zat besi dapat menjadi solusi dalam pengobatan anemia defisiensi besi setelah Bunda berkonsultasi dengan dokter. 

Suplemen ini biasanya tersedia dalam bentuk garam ferro, yakni ferro sulfat, ferro glukonat, atau ferro fumarat, yang lebih mudah diserap oleh tubuh. 

Berikut cara memberikan suplemen zat besi pada anak: 

  • Dosis 3 mg/kg BB sebelum makan atau 5 mg/kgBB setelah makan dibagi menjadi 2 dosis. 
  • Diberikan pada anak sampai 2-3 bulan setelah Hb kembali normal. 
  • Berikan vitamin C 50 mg 2 kali sehari untuk meningkatkan penyerapan zat besi. 
  • Berikan asam folat 5-10 mg 2 kali sehari untuk meningkatkan pembentukan sel darah merah. 
  • Hindari makanan yang menghambat penyerapan zat besi, obat antasida, dan obat kloramfenikol. 
  • Minum lebih banyak air putih untuk mencegah efek samping sembelit. 

Baca Juga: 13 Minuman yang Mengandung Zat Besi untuk Anak

4. Transfusi Darah

Dalam kasus anemia defisiensi besi yang parah atau jika anak mengalami komplikasi seperti infeksi berat dan dehidrasi, transfusi darah mungkin diperlukan. 

Anak yang mengalami anemia defisiensi besi yang disertai dengan gangguan organ jantung atau paru juga perlu diberikan transfusi darah. 

Prosedur ini dilakukan dengan memberikan suspensi eritrosit (PRC) secara perlahan untuk meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah. 

Meskipun transfusi darah dapat membantu meningkatkan kadar zat besi dengan cepat, prosedur ini hanya dilakukan dalam kondisi tertentu sesuai dengan rekomendasi dokter.

5. Pemberian Zat Besi Intravena (IV)

Memberikan zat besi melalui intravena dapat menjadi alternatif pengobatan anemia defisiensi besi jika obat oral tidak berhasil atau jika anak mengalami gangguan penyerapan zat besi.

Metode ini dilakukan dengan menyuntikkan zat besi langsung ke dalam pembuluh darah. Namun, metode ini memiliki efek samping seperti demam, mual, sakit kepala, hipotensi, dan bahkan reaksi anafilaktik. 

Pengobatan zat besi secara intravena hanya dilakukan jika benar-benar diperlukan dan di bawah pengawasan medis.

6. Erythropoiesis-Stimulating Agents (ESA)

Terapi ESA dapat digunakan dalam pengobatan anemia defisiensi besi jika anemia terjadi akibat produksi eritropoietin yang rendah. Eritropoietin adalah hormon yang diproduksi ginjal untuk menjaga kadar sel darah merah. 

Kekurangan eritropoietin umumnya terjadi akibat perawatan pada pasien penyakit ginjal kronis, kemoterapi, dan HIV. 

Obat ini bekerja dengan merangsang sumsum tulang untuk memproduksi lebih banyak sel darah merah. 

ESA diberikan dengan cara disuntik dan biasanya menimbulkan efek samping berupa mual, pusing, demam, tekanan darah tinggi, dan nyeri pada bagian yang disuntik. 

7. Penanganan Penyebab yang Mendasari

Selanjutnya, pengobatan anemia defisiensi besi harus dilakukan berdasarkan penyebabnya. Umumnya, penyebab anemia defisiensi besi pada anak adalah: 

  • Kekurangan asupan zat besi
  • Obesitas
  • Kebutuhan zat besi meningkat akibat infeksi berulang atau kronis
  • Gangguan penyerapan nutrisi

Bunda bisa membimbing si Kecil untuk menurunkan berat badan bila ia mengalami obesitas, serta memperbanyak makanan tinggi zat besi bila selama ini ia masih kurang mengonsumsinya.

Anak dengan infeksi bisa diberikan suplemen zat besi, sedangkan anak dengan gangguan penyerapan nutrisi disarankan melakukan pengobatan zat besi secara intravena. 

Baca Juga: Memahami Manfaat dan Cara Menambah Zat Besi pada Anak

Apakah Anemia Defisiensi Besi Bisa Sembuh?

Anemia defisiensi besi bisa sembuh asalkan ditangani dengan tepat. Pengobatan utama biasanya dengan suplemen zat besi yang dilanjutkan hingga 2-3 bulan setelah kadar Hb kembali normal. 

Penyerapan zat besi dapat ditingkatkan dengan vitamin C, tapi bisa terhambat oleh teh, susu, telur, serta makanan yang mengandung fitat dan fosfat seperti tepung gandum.

Setelah kadar zat besi kembali normal, penting untuk Bunda tetap menjaga pola makan yang seimbang agar anemia tidak kambuh.

Pengobatan anemia defisiensi besi membutuhkan pendekatan yang tepat, mulai dari memperbaiki pola makan hingga menggunakan suplemen atau metode medis sesuai dengan kondisi anak. 

Dengan pemantauan yang baik dan langkah pengobatan yang tepat, anemia defisiensi besi dapat diatasi dengan efektif sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.

Bunda masih butuh informasi lain mengenai anemia pada anak? Gabung di Klub Generasi Maju untuk mengakses berbagai artikel tentang kesehatan si Kecil, sekaligus mencoba banyak fitur pendukung tumbuh kembang anak. Gratis, lho!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Bunda

Temukan Topik Lainnya