Pahami Stunting pada Anak Sejak Dini
Periode emas dalam pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung mulai sejak Bunda mulai mengandung (konsepsi) hingga buah hati berusia 2 tahun. Kekurangan asupan nutrisi pada 1000 hari pertama kehidupan buah hati tentu akan memengaruhi pertumbuhannya. Apabila kondisinya makin buruk, stunting dapat terjadi.
Stunting adalah kondisi yang ditandai tinggi badan anak kurang dari tinggi badan normal pada usianya. Ini merupakan masalah gizi yang erat kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan buah hati. Tahukah Bunda, hampir sekitar 162 juta balita di seluruh dunia dan 8 juta balita dan Indonesia mengalami stunting.
Tentu bunda tahu bayi membutuhkan perhatian lebih, terutama soal asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuhnya. Meski disebut sebagai masalah yang dipicu banyak sebab, kondisi stunting kerap disebabkan kurangnya perhatian orang tua. Karena itu, Bunda harus mulai mewaspadai stunting dan mengenali gejalanya, agar dapat melakukan pencegahan sedini mungkin.
Gejala Stunting pada Anak
Data dari Global Nutrition Report pada 2016 mencatat, sebanyak 36,4 persen dari seluruh balita di Indonesia mengalami stunting. Stunting bukan sebuah penyakit sehingga tidak bisa diobati, tapi Bunda bisa mencegahnya. Salah satu caranya adalah memastikan kecukupan asupan gizi si Kecil dari semenjak masa kehamilan.
Anak yang mengalami stunting tidak hanya mengalami gangguan pertumbuhan. Pada umumnya, kecerdasan anak dengan kondisi stunting akan lebih rendah dibandingkan anak normal. Selain itu, anak yang mengalami stunting lebih rentan terhadap penyakit menular setelah dewasa.
Penyebab Stunting
Secara umum, stunting disebabkan gizi buruk atau kurangnya asupan nutrisi. Hal ini kemudian diikuti rentetan penyebab lain.
Stunting dapat terjadi bila calon ibu mengalami anemia dan kekurangan gizi dan menambah risiko calon ibu melahirkan bayi kurang gizi kronis. Kondisi ini bisa bertambah buruk apabila asupan gizi untuk bayi kurang memadai setelah kelahirannya. Sebagai contoh, bayi berumur 6 bulan seharusnya tidak diberikan air putih atau teh, dan hanya boleh diberikan ASI eksklusif.
Di luar faktor tersebut, kurangnya asupan gizi ibu selama masa menyusui juga dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan anak.
Memerhatikan kebersihan rumah dengan saksama sangat penting, Bun. Ini karena stunting juga bisa terjadi pada anak jika hidup di lingkungan kurang bersih. Kamar mandi yang sangat kotor, misalnya, dapat menyebabkan diare dan cacingan pada anak. Kedua penyakit tersebut dapat menghambat kecukupan nutrisi buah hati dan terbukti ikut berperan dalam munculnya masalah gizi buruk kronis pada anak.
Karena itu, pastikan Bunda selalu menjaga peralatan dapur dan alat makan setelah digunakan. Kamar mandi sebaiknya dibersihkan setidaknya sekali dalam seminggu. Lingkungan rumah yang bersih adalah awal hidup sehat.