Facebook Pixel Code 7 Cara Ampuh Mengatasi Biduran pada Anak

Penyebab Biduran pada Anak dan Cara Ampuh Mengatasinya

Penyebab Biduran pada Anak dan Cara Ampuh Mengatasinya

Biduran kerap dikenal sebagai kaligata atau urtikaria adalah kondisi kulit yang ditandai dengan ruam merah dan gatal. Selain mengakibatkan rasa gatal, biduran kadang juga disertai nyeri dan sensasi rasa seperti terbakar. Lantas, apa penyebab biduran pada anak dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak jawaban selengkapnya dalam artikel ini!

Apa Ciri-Ciri Biduran pada Anak?

Biduran umumnya muncul sebesar ujung jari dengan bintik kecil atau bercak besar. Penyakit ini juga kerap muncul secara tiba-tiba, bahkan tanpa Bunda sadari. Selain itu, biduran sering kali membuat si Kecil tidak nyaman dan rewel.

Selengkapnya, berikut ciri-ciri dari biduran pada anak yang perlu Bunda tahu.

  • Kondisi kulit memerah yang menonjol dengan bagian tengah terlihat lebih pucat.

  • Bentuk mirip dengan gigitan nyamuk.

  • Ukuran rata-rata biduran adalah 12 milimeter hingga beberapa centimeter.

  • Bentuk dan lokasi biduran bisa bervariasi dan sering berganti-ganti.

  • Menimbulkan gatal yang sangat mengganggu. 

  • Terkadang terasa begitu menyengat. 

  • Dapat muncul di mana saja, termasuk wajah, bibir, lidah, tenggorokan, dan telinga anak. Namun, lebih sering di bagian dada, perut, atau punggung. 

  • Ruam berwarna merah mudah atau merah.

Biduran bersifat hanya sementara sehingga tidak akan meninggalkan bekas luka. Kondisi ini dapat sembuh dalam beberapa jam atau beberapa hari. Namun tidak dapat dipungkiri jika kondisi sudah kronis, penyembuhannya juga akan lebih lama bahkan hingga beberapa minggu.

Baca Juga: Ciri-Ciri Anak Alergi Susu Sapi yang Harus Bunda Ketahui

Apa Penyebab Biduran pada Anak?

Biduran atau kaligata merupakan suatu gangguan pada kulit akibat reaksi alergen tertentu pada tubuh. Pada umumnya, kulit yang mengalami biduran akan muncul bentol berwarna kemerahan. 

Alergen sendiri yaitu bahan atau senyawa yang dapat memicu timbulnya alergi. Umumnya, biduran akan muncul ketika tubuh terpapar oleh berbagai faktor pemicu alergi.

Pada dasarnya, tubuh manusia akan bereaksi jika mengalami kontak dengan pemicu alergi tertentu. Sel pada tubuh akan mengeluarkan histamin dan enzim lain sehingga sel darah merah di bawah kulit turut berubah bentuk. Inilah yang kemudian muncul di atas permukaan kulit dalam bentuk biduran.

Akibatnya, pembuluh darah melebar dan menyebabkan munculnya bercak pada kulit yang menyebabkan rasa gatal atau tidak nyaman.

Setiap anak bisa mengalami masalah biduran karena faktor pemicu berbeda-beda. Bukan tidak mungkin, penyebab biduran juga tidak bisa diketahui secara spesifik pada beberapa kasus tertentu, Bun. Namun, umumnya berikut adalah penyebab biduran pada anak:

1. Alergi Makanan

Salah satu penyebab biduran paling umum adalah alergi makanan. Beberapa makanan pemicu reaksi alergi biduran misalnya susu, gandum, telur, ikan atau kerang-kerangan, buah beri, dan kacang-kacangan. Biduran yang disebabkan alergi makanan biasanya akan hilang dalam waktu 6 jam. Namun, perlu diketahui Bun, kalau hanya sekitar 3 persen penyebab biduran disebabkan makanan.

2. Alergi Obat-obatan

Salah satu contoh penyebab biduran adalah penicilin atau antiobiotik tertentu. Jika biduran terjadi karena anak mengonsumsi resep tertentu, konsultasikan kepada dokter setiap kali Bunda meminta resep obat.

3. Infeksi Virus

Salah satu penyebab biduran yang paling umum terjadi ketika anak mengalami gejala sakit seperti demam, batuk, pilek, atau diare. Biduran yang terjadi karena efek infeksi virus biasanya berlangsung sekitar tiga hari dan akan berangsur hilang. Penyebab biduran ini tidak ada kaitan dengan reaksi alergi.

4. Faktor Udara

Biduran bisa terjadi karena paparan sinar matahari, perubahan suhu, atau terpaan angin. Penyebab biduran dari faktor udara/cuaca ini lebih kepada sensitivitas kulit manusia, sehingga menimbulkan reaksi biduran dan bukan karena alergi terhadap udara luar.

5. Alergi Debu

Anak dengan masalah alergi debu atau tungau rumah kerap akan mengalami biduran. Jika Bunda curiga dengan buah hati yang sering merasa gatal, alergi pernapasan, dan biduran walaupun tidak terekspos pada pemicu tertentu, bisa jadi kondisi rumah seperti perabot, tempat tidur, tirai, dan sudut-sudut rumah yang menjadi penyebab biduran.

Cara Mengatasi Biduran pada Anak

Walaupun biduran umumnya bukanlah kondisi medis yang membahayakan dan bisa hilang sendirinya, biduran pada anak kerap menjadi pertanda reaksi alergi serius yang butuh perhatian khusus.

Munculnya biduran pada anak juga pasti akan sangat mengganggu kegiatan dan aktivitas si Kecil, Bunda. Untungnya, sebagian besar gejala bisa dikendalikan dengan mudah. Berikut adalah berbagai cara mengatasi biduran pada anak yang perlu Bunda dan Ayah ketahui. 

1. Hindari Alergen yang Jadi Pemicu

Cara mengatasi biduran pada anak adalah dengan menghindari pemicunya. Alergen merupakan salah satu penyebab utama munculnya biduran. Oleh karena itu, Bunda harus segera menghindari segala hal yang dapat menyebabkan si Kecil menjadi alergi.

Terdapat berbagai macam hal yang memicu alergi pada anak, seperti obat-obatan tertentu, makanan, protein susu sapi, lingkungan, serbuk sari, bulu hewan peliharaan, dan pakaian.

Sebagai contoh, bila Bunda menyadari anak mengalami ruam-ruam setelah mandi pakai sabun tertentu, segera bilas bersih kulitnya dan ganti produk sabun itu dengan yang lain. Kemudian apabila anak mengalami reaksi setelah mengusap-usap bulu kucing peliharaan, segera lepas baju dan mandikan anak. 

Jika Bunda tidak tahu apa faktor pemicu yang membuat anak mengalami alergi, tak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter.

2. Ajari Anak untuk Tidak Menggaruk Kulit

Rasa gatal yang sangat parah terkadang membuat anak-anak merasa tidak tahan untuk menggaruknya. Sebab, menggaruk kulit yang ruam atau biduran bisa menyebabkan iritasi, bahkan infeksi.

Namun, menggosok atau menggaruk gatal karena biduran dapat memperburuk kondisi tersebut karena bisa memperlebar bagian yang biduran hingga membuatnya kulit menjadi luka. Agar anak tidak sengaja menggaruk bagian yang biduran, Bunda dapat memberikannya sarung tangan yang lembut.

3. Kompres Kulit Gatal dengan Air Dingin

Terkadang gatal pada biduran sangat menyengat dan membuat kulit menjadi panas. Untuk itu, cara mengatasi biduran pada anak selanjutnya adalah Bunda bisa merendam waslap pada air dingin dan peras hingga lembap. 

Oleskan waslap tersebut di bagian kulit yang gatal selama 10-15 menit. Setelah itu, supaya kulit tidak lembap segera tepuk-tepuk dengan handuk agar kering.

Apabila area kulit yang terdampak gatal cukup luas, Bunda bisa ajak si Kecil mandi atau berendam di air dingin selama 10-15 menit. Mandi air dingin bisa bantu meredakan rasa gatal dan panas perih di kulit. Lakukan 3 kali sehari, terutama malam sebelum tidur supaya si Kecil merasa lebih nyaman.

Namun, Bunda harus hindari penggunaan kompres dingin jika ternyata biduran disebabkan karena alergi dingin.

4. Oleskan Lotion Pereda Gatal

Pemberian lotion menjadi salah satu cara untuk mengatasi biduran pada anak. Bunda dapat memberikannya lotion yang mengandung calamine dan obat anti-radang atau antiinflamasi. Oleskan lotion ke seluruh bagian yang gatal karena biduran dan biarkan hingga kering. Namun, pemberian lotion ini harus dikonsultasikan pada dokter dulu ya, Bun.

Baca Juga: Cara Alami Mengobati Gatal pada Anak

5. Pakaikan Baju yang Nyaman

Tahukah Bunda kalau mengenakan baju yang terlalu ketat atau kekecilan menjadi salah satu pemicu biduran? Ini karena kulit si Kecil terus mengalami gesekan dengan bahan pakaian sehingga lama-lama teriritasi.

Jadi untuk mempercepat penyembuhannya, yuk, bantu si Kecil kenakan pakaian yang longgar, berbahan adem, dan menyerap keringat, seperti kaos katun.

6. Berikan Obat Antihistamin

Ketika gatal karena biduran sudah terlalu mengganggu mungkin memerlukan pengobatan. Cara mengatasi biduran pada anak yang satu ini yaitu memberikan si Kecil antihistamin agar dapat mengurangi rasa gatalnya. 

Ada berbagai obat antihistamin yang biasa diberikan oleh dokter, seperti cetirizine, diphenhydramine, fexofenadine, hingga loratadin.

Namun, sebelum memberikannya pada si Kecil, Bunda harus konsultasikan dulu ke dokter untuk mengetahui resep yang tepat dengan kondisi si Kecil. Jadi, jangan membeli obat antihistamin sembarangan tanpa resep dokter ya, Bun.

7. Jauhkan Anak dari Paparan Sinar Matahari

Biduran akan semakin gatal jika terkena cuaca yang panas dan terkena keringat. Maka dari itu, jangan biarkan si Kecil terpapar sinar matahari secara langsung ya, Bun.

Hindari juga menggunakan pakaian yang tebal, berikan anak pakaian berbahan nyaman dan dapat menyerap keringat dengan baik.

Kapan Biduran Anak Harus Dicek Dokter?

Segera berkonsultasi dengan dokter jika menemui kondisi biduran pada anak seperti:

  • Tidak menghilang dalam 48-72 jam.

  • Mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti kelelahan hebat dan terasa sangat parah.

  • Disertai gejala lain.

Perlu Bunda ketahui bahwa biduran bisa menyebabkan reaksi alergi berat yang membahayakan. Kondisi ini disebut dengan anafilaksis. Berikut ini tanda-tanda anafilaksis yang perlu Bunda ketahui.

  • Kulit gatal terlihat lebih pucat.

  • Kesulitan bernapas.

  • Sakit kepala ringan.

  • Wajah mengalami bengkak.

  • Mual hingga muntah.

  • Denyut nadi lemah dan cepat.

Jika mengalami gejala-gejala tersebut, segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Biduran yang kronis amat membutuhkan perhatian medis. Diperlukan pemeriksaan atau tes alergi serta tes lainnya untuk menentukan apa penyebabnya.

Nah Bunda juga bisa konsultasi langsung dengan Sahabat Bunda untuk mengetahui pencegahan alergi anak dan penanganannya yang tepat.

Semoga artikel ini membantu, ya!

Referensi tambahan:

  1. Clinic, C. (2022). Hives (Urticaria) in Children: Causes, Treatment & Pictures - Cleveland Clinic. Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/22454-hives-in-children
  2. Pietrangelo, A. (2013, August 26). Allergic Reaction First Aid: What to Do. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/allergies/allergic-reaction-treatment#anaphylaxis
  3. 10 ways to get relief from chronic hives. (2018). Aad.org. https://www.aad.org/public/diseases/a-z/hives-chronic-relief
  4. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/853/penyebab-biduran-dan-cara-mengatasinya
  5. Hives (Urticaria) in Children. (2023). HealthyChildren.org. https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/skin/Pages/Hives.aspx
  6. Hives. (2021, September). Raising Children Network. https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/hives
  7. Clinic, C. (2022). Hives (Urticaria) in Children: Causes, Treatment & Pictures - Cleveland Clinic. Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/22454-hives-in-children
  8. NHS Choices. (2023). Hives. https://www.nhs.uk/conditions/hives/

Artikel Terpopuler

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

call center bebeclub
foto careline